Lihat ke Halaman Asli

Kesimpang Siuran Penggunaan Kata Bergeming Dan Akut

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

12992527841244179259

[caption id="attachment_93243" align="aligncenter" width="640" caption="Ilustrasi Admin (shutterstock.com)"][/caption]

Kalau kita membaca Surat Kabar, Majalah atau Novel,kata Bergeming dan Akut semakin sering kita temui. Bergeming misalnya sering digunakan untuk menyatakan atau menggambarkan situasi yang diam/tidak bergerak tapi dengan cara penggunaaan yang berbeda, misalnya:

walaupun sudah banyak yang memintanya turun, dia bergeming.”

“walaupun sudah banyak yang memintanya turun, dia tidak bergeming.”

Kalau dilihat arti kata, maka geming atau bergeming itu artinya adalah diam, tidak bergerak sebagaimana dikutip pada Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, yang disusun oleh; Em Zul Fajri dan Ratu Aprilia Senja, terbitan Difa Publisher. Tapi pengertiannya menjadi kontradiktif dengan arti geming itu sendiri ketika dilihat dari contoh penggunaan kata geming itu sebagaiman dikutip pada kamus tersebut:

Meskipun diterpa angin, diguyur hujan dan panas, namun pertapa itu tak bergeming dari tempat duduknya.”

Tidak ada penjelasanmengapa contoh yang diberikan bertentangan dengan maksud kata geming itu sendiri sehingga dengan demikian menjadi sulit menilai mana penggunaan yang lebih benar dari dua contoh kalimat di atas. Padahal, biarpun ditujukan untuk maksud yang sama, tapi pengertianya menjadi bertolak belakang. Itu terjadi karena kamus yang menjadi rujukan tidak konsisten dalam memberikan contoh kalimat. Namun karena itu sebuah kamus yang akan dirujuk oleh jutaan orang, penyusun tentu tidak gegabah dalam memberikancontoh penggunaan katadalam kalimat.

Saya sudah mengenal kata geming itu semenjak kecil ketika sedang rajin-rajinnya membaca cerita silat karangan Kho Phing Ho. Penggunaan kata geming atau bergeming sama dengan contoh pada kamus, misalnya:

“Wanita sakti itu terkesiap melihat anak muda itu tidak bergeming sedikitpun menerima pukulannya, pada hal dia telah mengerahkan sebagian tenaga dalamnya.”

Sudah terpatri di otak saya bahwa tidak bergeming itu artinya adalah tidak bergerak. Setelah puluhan tahun kemudian ketika saya mengirim surat pembaca ke Kompas, kalimat saya yang menggunkan kata tidak bergeming ;“Walapun mendapat tantangan dari berbagai pihak dia tetap tidak bergeming. Oleh Kompas kalimat itu diubah menjadi; “Walaupun mendapat tantangan dari berbagaipihak dia bergeming (bergeming dalam dua kalimat itu sama-sama dimaksudkan untuk diam, tidak bergerak),Saya agak penasaran lalu melihat kamus, ternyata geming itu artinya ya, seperti yang sudah dikutip di atas. Saya agak penasaran lalu mencoba memeriksa arti kata diam pada kamus yang sama,maka saya menemukan bahwa arti kata diam adalah: tidak berkata-kata, tidak bersuara, tidak bergeming, tidak bergerak, tetap berada pada tempatnya. Ternyata tidak bergeming itu sama artinya dengan diam,tidak bergerak, tetap berada pada tempatnya. Kalau merujuk kepada kamus, maka untuk menyatakan keadaan tidak bergerak atau diam, tidak bergeming-lah yang betul. Sehingga dengan demikian, kalimat saya yang berbunyi: “Walau mendapat tantangan dari berbagai pihak dia tetap tidak bergeming,”adalah yang betul.

Yang juga menjadi pertanyaan adalah mengapa tidak pernah ada yang menggunakan kata geming itu sendiri dalam kalimat?,misalnya: “Walau sudah dipaksa keluar dari rumah tersebut mereka geming.”

Apakahgeming itu kata dasar, dan bergeming itu kata geming yang diberi perfiks ber sehingga menjadi kata kerja?Atau keduanya sama-sama kata dasar?

Tampaknya perlu penjelasan yang komprehensif dari ahli bahasa.

Penggunaan kata lain yang tidak kalah simpang siurnya adalah Akut. Kata Akut itu juga digunakan silih berganti dengan kata Kronis

Kadang-kadang,Akut digunkan untuk: “Kemacetan lalu lintas di Jakarta sudah akut

Tapi adakalanya : “kemacetan lalu lintas di Jakarta sudah kronis

Secara sederhana, akut dimaksudkan untuk menggambarkan timbulnya rasa sakit yang tiba-tiba sementara kronis adalah penyakit yang sudah menahun.

Maka dalam hal kemacetan lalu lintas kota Jakarta yang sudah berlangsung bertahun-tahun dan juga sudah menjadi beban sehari-hari bagi masyarakat Jakarta, penggunaan kata yang lebih dekat kepada maksudnya adalah kronis. “Kemacetan lalu lintas kota Jakarta sudah kronis.” Akut mungkin tepat untuk menggambarkan kemacetan sepanjang jalan menuju pelabuhan Merak yang tiba-tiba macet sampai 12 km, tapi tidak untuk kemacetan di Jakrta.

Semoga ada manfaatnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline