Lihat ke Halaman Asli

Tata Kota

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

TATA KOTA DAN PEDAGANG SALING SANDERA

BUPATI ASAHAN KALUT

Kisaran,

Memasuki hari ke 13 pedagang pasar Air Joman yang menginap di Kantor Bupati Asahan, akhirnya membuat 4 orang pedagang ( Kamisah, Martini, Melati dan Syamsiah )menjadi korban sehingga harus dirawat di Rumah Sakit.. Meski Bupati Asahan beberapa waktu lalu telah sepakat dengan para pedagang pasar Air Joman dan mengatakan bahwa pedagang lama di pasar Air Joman dikembalikan ketempat semula berdagang, namun ternyata tidak terealisasi juga, bahkan tim yang dihunjuk oleh Bupati Asahan tidak juga mampu mencabut akar permasalahannya, sehingga pedagang pasar Air Joman yang lama kembali berunjuk rasa dan menginap di Kantor Bupati Asahan. Apakah kesepakatan antara Bupati Asahan dengan para pedagang tersebut hanya sekadar guyonan atau sekedar untuk meredam amarah pedagang ketika itu??tapi yang pasti pedagang lama di pasar Air Joman tidak dapat berjualan kembali ditempatnya semula.

Korban secara fisikpun mulai berjatuhan akibat menginap di dalam tenda yang hanya menutup bahagian atas saja serta makan dengan ala kadarnya pedagang pasar Air Joman harus menginap dihalaman kantor Bupati Asahan. Secara material para pedagangpun telah banyak yang mengalami kerugian, salah satu diantaranya Ngatmini terpaksa harus menjual kambing untuk menghidupi anak-anaknya selama ia menginap tersebut karena selama itu pula Ngatmini tidak berjualan, sementara anak-anak harus juga makan, “…bagaimana la bang saya tak menjual kambing…saya tak bisa jualan…anak-anak mau makan dan sekolah…terpaksalah saya menjual kambing….saya dan kawan-kawan akan tetap bertahan disini (kantor Bupati ) sampai pak Bupati benar-benar memenuhi tuntutan kami ”ucap Ngatmini memelas.

Menurut salah seorang pedagang yang menginap tersebut Rabu(22/2) mereka di datangi oleh Misli M Noor Kadis Tata Kota, beliau berucap dengan para pedagang…” saya mohon maaf la ….saya tidak bisa membantu ibu-ibu dan bapak-bapak lagi, karena saya telah dipecat oleh Bupati Asahan…”, ujarnya, sementara Bupati Asahan berada di pasar Air Joman dan berkata dengan sebahagian pedagang yang ada…” Bahwa si Misli sudah tidak berkuasa lagi, sudah saya pecat dia…”, kemudian pihak Tata Kota yang diwakili oleh Sekretaris dan Kabid Pengelola Pasar Ali Bahrum mendatangi para pedagang untuk meminta tanda tangan persetujuan pedagang bahwa los yang semula menggunakan pembatas, maka pembatasnya akan di hancurkan sehingga los akan menjadi ruang terbuka dan jika semula los yang disekat itu menampung 6 orang pedagang kini akan diisi oleh 8 orang pedagang. Menurut Ilham Siregar salah seorang aktifis LSM “…bahwa tindakan pemkab Asahan dalam hal ini Bupati Asahan kelihatan sudah kalut menghadapi pedagang sehingga membuat jebakan agar pedagang setuju bahwa pembatas dalam los itu dihancurkan, padahal tindakan itu sudah bertentangan dengan KEPMENDAG NO. 49/M-DAG/PER/12/2010 yang didalam Juknisnya telah tercantum bentukdan denah tapak pasar yang telah memperhatikan keseimbangan kebutuhan ruang dan sirkulasi pembeli dan pedagang, bila pembatas dalam los tersebut dihilangkan berarti tapak pasar sudah tidak memperhatikan lagi keseimbangan kebutuhan ruang dan sirkulasi pedagang dan pembeli…apa hal ini tidak bertentangan namanya…dan proyek rehabilitasi pasar Air Joman ini merupakan proyek gagal….mungkin Kementrian Perdagangan perlu melakukan audit terhadap pembangunan pasar Air Joman yang bersumber dari dana DAK 2011 atau bila perlu Kejatisu mengusut dana yang dikutip dari pedagang baru itu kemana aliran dananya,…”ujar Ilham

Kebijakan Bupati untuk mengembalikan pedagang lama pasar Air Joman yang pernah diucapkannya beberapa waktu yang lalu kepada pedagang ternyata hanya isapan jempol, sekedar manis mulut, tak puas dengan kebijakan Bupati tersebut kembali pedagang pasar Air Joman yang menginap di kantor Bupati Asahan menggelar orasi yang didukung pula oleh kelompok mahasiswa dan aktifis-aktifis LSM sehingga orasi yang digelar kali ini (1/3) di halaman kantor Bupati Asahan di warnai dengan aksi pembakaran ban dan aksi tidur di jalan yang dilakukan oleh aktifis LSM dan mahasiswa sehingga sempat membuat jalan protocol macet beberapa saat, dan salah seorang dari pedagang yang sedang mendengarkan orasi mahasiswa tiba-tiba jatuh pingsan dan terpaksa harus dilarikan kerumah sakit. Bahkan para pedagang melakukan aksi mengumpulkan koin untuk pedagang ,yang ditujukan untuk membayar sewa mereka mempergunakan kamar mandi selama mereka menginap di kantor bupati. Sebab beberapa hari belakangan mereka tidak dapat menggunakan kamar mandi yang ada di kantor Bupati karena sengaja di kunci.

Salah seorang pedagang mengatakan …” sekiranya hari ini kami disuruh menempati kembali tempat berjualan kami tanpa ada gangguan dari pihak lain,maka kami akan pulang secara tertib, namun bila tidak biarlah kami menginap disini sampai terketuk hati Bupati Asahan melihat perjuangan kami ini…”kami tak menyangka bahwa Bupati Asahan Drs.H.Taufan Gama Simatupang M.AP yang semula kami anggap arif dan bijaksana ternyata musang berbulu ayam…..” tambahnya lagi. Wajar saja beberapa elemen masyarakat mengecam kinerja Bupati yang telah memasuki usia ke 2 tahun kepemimpinannyatidak ada membawaperobahan yang mengarah pada kemajuanbagi Asahan bahkanmenangani permasalahan pedagang pasar Air Jomanterlihat tidak becus,“…seorang pemimpin harus mampu berkomunikasi dan bisa menangkap getaran jiwa rakyat, khususnya pada masyarakat, yang memimpin minta dijunjung, yang dipimpin malah terbebani…..”ujarIlham Siregar menimpali.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline