Satu satu langkah tertiti
Berjalan pada tapak tapak keikhlasan
Munuju arah meghidupkan obor kecerdasan
Meninggalkan gurat keikhlasan...
Satu satu langkah tertiti
Silih berganti,
Pengabdi tiada usai
Didik tunas muda, tanamkan bekal kehidupan,
Untuk rasanya kelak,
Untuk asin, pahit, manis, asam nya nanti.
Semua rasa jadikan diri.
Melangkah perlahan, tempah nafas perjuangan,
Bentuk karakter hidup, untuk dapat titian titian baru
Bukan lah sedikit, juga tidaklah terlalu banyak.
Ranum adanya,
Diusia mudamu empat puluh delapan tahun,
Gedung membisu,
Guru bertauladan
Anak beriak canda tawa
Sekuriti tegak berdiri
Orang tua ikut berbisik
Semua mengelora menjadi saksi
Saksi buat lakumu telah banyak.
Saksi para pengabdi, saksi tempat mencari,
Saksi yang lama hilangkan tatih.
Tiada abdi kata tuk berhenti
Bentuk diri menjadi bakti negeri.
Senyum tidaklah cukup,
Kata bukanlah nada,
Lagu pun diam tersipu malu,
Puisi bukankah syair,
Tuk lukiskan betapa engkau telah menjamu menyiram,
Hidupkan jamur jamur penghias hati.
Hingga tawa, tangis, tercampur torehkan diri hadikan haru...
Satu satu langkah tertatih...
Bisunya diri tuk menjerit ucap riang tak terbatas.
Tanda salam bahagia kami
DIRGAYU Sekolah Indonesia Kuala Lumpur ke 48 Tahun
Bersama Kita Jaya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H