Lihat ke Halaman Asli

S Darmaji

Pengalaman bidang Listrik punya setifikat kementrian AK3Listrik, tapi saat ini sebagi Petani Penggiat Porang Nusantara.

Akik (Beraura Mistis)

Diperbarui: 17 Juni 2015   23:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14116181622015283668

Meneruskan tulisanku terdahulu tentang “Akik tapak jalak “  27 Maret 2014, saat ini sudah berlalu sekitar setengah tahun dari bulan Maret, aku  melihat berita di internet “Perajin batu permata kebanjiran order”, di sini https://id.berita.yahoo.com/banjir-order-perajin-batu-akik-di-mukomuko-kewalahan-022927860.html tidak hanya di Muko muko, dimanapun saat ini sedang buming batu perhiasan model ginian ( Batu Akik ), hingga perajin pembuat batu Akik yang dulunya bongkahan batu dibuat bulat kecil halus siap di pakai, juga perajin cincin pengikat batu itu sendiri, mereka sama sama kebanjiran order, begitu pula pencari batu permata juga ikut kebanjiran pesanan, roda perkonomian di bidang Akik mulai menggeliat naik membuat banyak orang juga berdagang Akik, lihat saja di pinggir jalan protokol bahkan pinggir jalan kampung bermunculan orang berjualan batu permata, alias batu Akik beserta pengikatnya atau cincinya.

Aku punya pengalaman tersendiri dari Akik yang tak pakai punya temanku yang ia menyuruhku memakainya, dia  penggemar Akik, batu Akik yang tak pakai di jari manis tangan kiriku, ketika aku action narsis dalam serial cerita “Akik tapak jalak“ di sini http://fiksi.kompasiana.com/cerpen/2014/03/27/akek-642393.html batu Akik yang namanya Blackopal itu dibeli oleh temanku seharga Rp. 400,000 di pasar Karawang, warana merah tua kehitaman, konon katanya Blackopal itu pernah dibawa ketemanya temanku yang bisa melihat apakah batu itu mempunyai godam atau ada isinya, atau ber isi goib, katanya Blackopal itu memang ada isinya, meski katanya ada isinya, ketika aku memakai batu itu, aku tak merasakan ada getaran aneh yang ada di batu itu, tanpa pantangan kemanapun tak pakai.

Satu sore aku akan melayat teman dekatku di belakang rumah yang meninggal  karena serangan struk, cincin Akik yang tadinya tergelatak diatas meja langsung tak pakai ketika aku akan berangkat melayat, belum saja aku sampai rumah temanku yang meninggal, kira-kira baru lima belas meter jalan kaki dari rumah tanpa sengaja aku merogoh kantong celanaku untuk mengambil saputangan, ketika aku ingin mengeluarkan tanganku dari dalam kantong celana cicncin itu nyangkut di benang jahitan yang tak rapi dalam kantong celanaku, aku berusaha mengeluarkan tanganku yang nyangkut itu, dan ternyata batu Akik sudah hilang dari pengikatnya, cincin itu nyangkut benang jahitan karena batunya sudah tak melekat di cincin pengikatnya lagi, sementara cincin pengikatnya aku lihat tidak ada yang berubah, seharusnya batu itu tak bisa lepas begitu saja.

Aku berusaha mencari dengan kembali berjalan ke rumah melewati jalanan yang hanya lima belas meter itu sampai rumah lagi, namun batu itu tak aku temukan lagi.

********

Berbeda lagi dengan cerita temanku  namanya Mr. AA, ia dikasih batu Akik oleh Mr. YA, temanya yang konon batu Akik itu warisan dari kakeknya dari Jawa Barat, konon katanya juga ber isi, namun tak tau apakah isinya.

Lalu Mr. AA memakainya ditangan kanan, tak beberapa lama memakai Akik itu, pundak kananya terasa sakit, ia penasaran lalu Akik di taruh, pundaknya pun tak sakit lagi, esok hari kemudian Mr. AA memakainya lagi di tangan kiri, belum ada lima menit memakainya pundak sebelah kiri terasa sakit, lalu ia sadar bahwa batu Akik itu yang membuat sakit, dan Mr. AA tidak memakainya lagi.

Hari kemudian Mr. AA bercerita kepada temannya sama-sama penggemar  batu Akik, temanya Mr.SC meminta batu itu, katanya akan ditanyakan kepada saudaranya yang tau hal mistis, apakah benar batu itu memiliki godam alias ada isinya atau tidak, dari hasil penerawangan saudaranya memang benar bahwa batu itu ada godamnya, namu tidak cocok untuk dipakai Mr. AA, cocoknya dengan oleh Mr. SC, setelah Mr. SC menjelaskan kepada Mr. AA, batu pun berpindah tuan dan dipakai oleh Mr. SC,.  Mr. AA tak keberatan dengan permintaan Mr. SC, silakan saja dipakai.

Tiga hari kemudian Mr. AA mendengar kabar dari temanya yang lain bahwa Mr. SC kecelakaan jatuh dari sepeda motor di daerah Tambun Bekasi sepulang dari kerja, jari tanganya bengkak entah terantuk batu atau trotoar, namun yang jelas cincin Akik yang dipakainya dijari yang bengkak itu dilihatnya menggangu oleh dokter, cicncin itu dipotong dan dibuang entah kemana, setelah Mr. SC sadar dari pingsanya, batu Akik sudah hilang dari jarinya yang bengkak itu.

Setelah Mr. SC sembuh dan dapat bekerja kembali, bertemu dengan Mr. AA yang sudah mendengar cerita tentang kecelakaan itu, Mr. AA bertanya kepada Mr. SC, kenapa bisa nyasar dan kecelakan di Tambun ?  pada hal Tambun berada di sebelah barat pabrik tempat ia bekerja, sementara rumahnya di Lemahabang berada di sebalah timur pabrik tempat ia bekerja, di Jababeka 1.

Mr. SC hanya geleng kepala bingung mengapa ia pulang kearah barat dan celaka disana, sementara rumahnya di sebelah timur, Mr. SC masih saja bingung tak dapat menjelaskanya.

********

Jika kita memakai batu Akik yang katanya ber isi atau bertuah, itu ada dua resikonya, menang atau kalah, negative atau positive, bejo atau ciloko ( untung atau buntung ), jika dalam ceritaku aku sebagai pemenangya karena yang kalah atau mengalah Akik dan lebih baik menyingkir atau menghilang, ( Maaf bukannya aku sok jagoan tapi mungkin hanya kebetulan ), begitu pula kebalikanya dari cerita temanku yang berakibat celaka, kesipulanya adalah tinggal kuat kuatan saja, antara diri kita dan godam atau goib yang ada di batu itu sendiri.

Untuk itu kita seharusnya berhati-hati, jangan sampai kita memakai batu permata atau batu Akik yang katanya bertuah atau berisi, tapi ujungya mencelakakan diri kita sendiri seperti cerita temanku.

Ada pepatah Jawa mengatakan “ Yen wedi ojo wani-wani, lan yen wani ojo wedi-wedi” ( Jika takut jangan sok berani, dan jika berani jangan takut-takut ), namun ingatlah selalu bahwa TUHAN  diatas segalanya.

Salam,.....

S. Darmaji, 24 September 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline