Lihat ke Halaman Asli

darma ismayanto

Menulis itu seperti pisau, harus terus diasah agar semakin tajam

Berbagi Itu Bahagia, Bahagia Itu Berbagi

Diperbarui: 17 Desember 2020   12:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi, sumber: freepik.com

Saat kita berbagi akan ada orang yang merasa bahagia, dan itu akan berbuah kebahagiaan untuk kita.

"Bagaimana mungkin uang sisa Rp70 ribu di saldo ATM jadi RP6 juta. Ini pasti ada kesalahan dari pihak bank.  Bodo deh, ambil aja dulu. Nanti kalau ditagih bank, pas gajian ya diganti," pikir saya saat itu.

Saya memang sedang sangat butuh uang ketika itu, untuk biaya transportasi ke kantor. Saya ingat, sisa uang di ATM masih ada Rp70 ribu. Bisa diambil Rp50 ribu. Isi bensin motor Rp20 ribu, sisa Rp30 ribu. Masih bisa untuk beli makan siang dan rokok batangan. Untuk biaya besok, ya urusan besok. Cari pinjaman.

Siapa sangka saat ke ATM, tertera di layar, saldo Rp6 juta. Dari mana? Siapa yang kirim? Pikir saya. Apa dari malaikat kah? Ah, ini pasti kesalahan dari bank. Saya tidak mau berpikir terlalu jauh. Saya pun tarik uang seperlunya, Rp200 ribu saja. Agar bila suatu waktu ditagih bank, mudah untuk diganti.

Baru beranjak dari ruang ATM, masuk chat di aplikasi percakapan dari seseorang yang belum lama saya kenal.

"Mas tolong cek ATM ya. Ada kiriman dari bapak buat mas Darma." Bunyi chatnya.

Alhamdulillah ternyata bukan kesalahan bank.

Ternyata uang di ATM tersebut kiriman dari bos teman saya, Mia,  yang belum lama saya kenal. Bosnya pernah minta masukkan terkait bisnis media yang ingin digelutinya. Kebetulan saya pernah bekerja di media. Tapi saya tidak berpikir akan mendapatkan bayaran. Serta tidak mengharapkannya.

Hari itu, hari yang penuh keajaiban untuk saya. Setelah merelakan memberi uang sebesar Rp600 ribu kepada kakak, dari yang tersisa hanya RP800 ribu di saldo ATM, sedang itu baru awal bulan dan gajian masih lama. Ternyata diganti 10 kali lipat oleh Allah SWT.   

Saya memang tidak banyak berpikir waktu membantu kakak saat itu. Ia sedang terdesak, motornya akan diambil bila cicilan tidak segera dibayar. Butuh uang Rp600 ribu. Saya pun memberikannya, walau gajian masih lama, dan sisa uang Rp200 tidak mungkin cukup digunakan sampai akhir bulan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline