"Hari ini rasanya hemat sekali. Pengeluaran cuma Rp 20 ribu, untuk beli bensin motor," pikir saya setelah melihat isi uang di dompet sore itu. Tapi setelah diingat-ingat. Oh ya, tadi kan makan siang bayar pakai dompet digital, begitu juga untuk segelas Capucino yang saya nikmati siang itu. Belum yang untuk bayar paket internet. Kalau dihitung-hitung, habis Rp 200 ribuan lebih.
Bertransaksi menggunakan uang elektronik atau dompet digital memang menyenangkan, serba-praktis. Tinggal pesan, bayar (scan atau gesek), lalu debit otomatis terpotong. Tapi, buat saya yang sebelumnya terbiasa bertransaksi dengan cara konvensional, ini jadi agak berbahaya. Kenapa? karena kerap merasa uang tidak ada yang berkurang.
Ya, kalau pakai cara konvensional jelas, saat digunakan jumlah uang di dompet akan berkurang. Tetapi jika menggunakan uang digital, hanya seperti persoalan angka-angka saja. Memang angka-angka itu jadi semakin berkurang saat digunakan, tapi tidak seperti mengeluarkan uang. Tidak terasa.
Hal itu kerap membuat saya jadi kurang hati-hati dan teliti saat bertransaksi. Beli ini, beli itu, tiba-tiba habis. Isi lagi. Belanja ini, belanja itu, habis.
Persoalan tersebut ternyata bukan hanya dialami oleh saya saja. Tapi juga oleh beberapa teman. Yang kadang merasa hari itu sudah menghemat banyak karena uang di dompet tidak berkurang, padahal pembayaran belanja ternyata banyak mereka lakukan dengan uang digital.
Kehadiran produk keuangan berbasis fintech seperti halnya dompet digital atau produk e-money dalam bentuk kartu memang sangat membantu. Bertransaksi menjadi lebih praktis dan lebih mudah. Repotnya, jika tidak teliti dan hati-hati, manajemen keuangannya bakal berantakan.
Seperti saya utarakan tadi, beli ini, beli itu. Bayar ini, bayar itu, tiba-tiba habis. Ludes. Tidak terasa.
Perlu hati-hati dan teliti
Persoalan yang saya alami, sepertinya bukan permasalahan baru yang dialami para pengguna produk keuangan. Para pemilik kartu kredit telah merasakan pengalaman itu lebih dahulu.
Bisa beli baju, sepatu, tas, jam tangan, dll dengan hanya menggesekan kartu, tentu sangat luar biasa. Saking asyiknya, lupa diri, gesek terus sampai limit mentok. Tak terasa kredit pun menumpuk dan saat jatuh tempo, tidak bisa bayar cicilan. Ujung-ujungnya hidup berantakan, dikejar-kejar debt collector.
Jadi kesimpulannya, apakah kita harus menjauhi produk-produk keuangan supaya hidup aman? Salah, justru sebaliknya, Anda harus manfaatkan produk keuangan sebaik-baiknya. Yang Anda perlukan hanyalah harus hati-hati dan teliti saat menggunakannya.
Kenali dengan baik fungsi dari masing-masing produk keuangan tersebut. Karena bila Anda dapat mengenali fungsinya dengan baik, Anda akan mendapatkan berbagai macam keuntungan. Selain itu, di zaman modern seperti saat ini, hidup Anda akan menjadi sulit jika sama sekali tidak menggunakan produk keuangan.