Lihat ke Halaman Asli

Darlis Darwis

Pensiunan

Tujuh Puluh Sembilan

Diperbarui: 23 Juli 2024   07:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Tujuh Puluh Sembilan , 79 tahun,suatu usia boleh disebut-bisa  dibilang sudah tidak muda lagi. Ibarat organ tubuh manusia,  semua fungsi tubuh sudah banyak yang melemah alias menua  rambut sudah bercampur warna hitam putih bahkan sudah tidak ada lagi warna hitamnya, gigi sudah banyak yang rapuh bahkan sudah banyak yang tidak ada lagi di tempatnya tidak bisa lagi untuk menggigit hanya sekedar untuk mengunyah saja, pendengaran telinga sudah tidak optimal lagi mendengar, bahkan sudah harus menggunakan alat bantu, matapun penglihatannya  sudah tidak efektif lagi untuk melihat dari yang dekat maupun jauh  dan sederetan organ tubuh lainnya. 

Alhamdulillah  hal demikian itu,  suatu kondisi normal dan wajar saja yang patut di syukuri atas segala nikmat masih bisa tetap hidup dari apa yang telah diperoleh dari inayah dan rahmat  Nya . Sama dan atau lain hal nya dengan ketika "usia" kemerdekaan Indonesia ke 79 tahun pada  Agustus 2024 nanti. 

Bagaimana dengan potret  "wajah" Indonesia saat ini dalam upaya menuju terwujudnya cita cita Indonesia Merdeka tahun 1945 . Andai kata anda-kita kini berusia  k/l 79 th.  So Pasti bisa-dapat memberi penilaian dan kesimpulan catatan sementara yang  sederhana dan singkat  terhadap kondisi Indonesia dari berbagai perspektif atau"angle" -  sudut pandang  sesuai  dengan kapasitas,  kedudukan-status-strata kehidupan politik  ekonomi dan sosial (ke)masyarakat (an) dari pikiran dan hati nurani sanubari   masing-masing kita yang paling dalam.

 Selain itu lebih lanjut daripada hal tersebut, apa dan bagaimana semestinya-sepatutnya  sebaiknya-seharusnya harapan atau mimpi wujud potret "wajah" Indonesia kedepannya paling tidak dalam kurun waktu 21 tahun yang akan datang ketika 100 th usia Indonesia Merdeka pada tahun 2045. 

Bagian akhir, berupa pesan moral dari catatan singkat tersebut dan pendek ini, menceritakan hal ini kepada anak cucu dan  keponakan keluarga kita  dan sampaikan ke Pak Rt, Pak Rw, Pak Lurah,  Pak Camat,  Pak Bupati/Walikota, Pak Mentri Dalam Negri, Pak Presiden RI  dan juga kepada  Pimpinan dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat RI, Ibu ibu Pengurus PKK  dan ibu ibu Pengurus Dharma Wanita, Ibu ibu Dharma Pertiwi Ibu ibu Persit Chandra Kirana Eka Paksi terdekat di lingkungan wilayah setempat yang akan "melahirkan"  generasi emas sebagai bagian dalam rangka ketika mengisi acara seni budaya memperingati menyambut  waktu yang paling bersejarah bagi rakyat bangsa Indonesia Hari Ulang Tahun (HUT)  Kemerdekaan Republik Indonesia ke 79 Tahun. 

Terakhir mengajak untuk  terus bermunajat di malam hari  seraya berdoa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala-Tuhan Yang Maha Esa keberkahan kerukunan keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat dan bangsa negara Indonesia. Jayalah Indonesia Ku Makmurlah Bangsa dan Negara Ku Merdeka *(delta-delta)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline