Lihat ke Halaman Asli

Sebuah Luka Cinta Untukmu, Para Penguasa

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

luka tak bertepi...
dan kurasa dinding beton ini masih menjadi hatimu..
tak lihatkah kau kumasih terduduk disini..
di syurga Nil di bawah jembatan hati..

perih, masih menganga luka hati ini..
menjelma dari simpati menjadi benci..
kau masih saja tertawa bagai dewa..
namun  bagiku kau tak lebih dari malaikat pencabut nyawa..

aku terdiam diantara reruntuhan bejatmu
hanya menanti malam yang akan menghiburku..
bersama para bintang yang menari-nari di balik awan,
bersama rembulan yang cantik di ujung petang..

aku masih sanggup tersenyum...
meski terkadang bibirku bergetar dan meringis..
darah ini masih mengucur saat kau menggusur kami siang tadi..
disela peluh yang masih menetes bagai kilauan mutiara di malam hari...
dan andai ku sanggup,
ingin kumuntahkan semua janji manismu saat berkampanye dulu..

kini ibuku tlah kau rebut dengan paksa..
meninggalkanku sendiri di dunia..
kau hias rumahmu dengan air mata kami..
kau penuhi perutmu dengan derita kami..

penguasa...penguasa...

ku disini memejam dan terdiam...
masih tentang luka lama yang kau koyak setiap harinya..
namun aku masih bisa tersenyum...!!
aku masih punya Tuhan,

wahai penguasa..
masih kuselipkan sebuah nurani diujung sempitnya nafas ini..
setidaknya hatiku tak semiskin hatimu..
dan Tuhan masih selalu bersamaku..

tersenyumlah di ujung kehancuranmu nanti..
tlah kukirim luka hati ini padamu,
di atas janji Tuhanku..
akan jiwa-jiwa tenang yang kau sakiti itu...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline