Lihat ke Halaman Asli

Darius Kaba

Mahasiswa

Adven IV: Puncak Penantian dalam Pelukan Iman dan Kasih

Diperbarui: 21 Desember 2024   23:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adven ke IV, pekan yang menandai akhir perjalanan penantian panjang umat manusia, mengundang kita untuk meresapi puncak harapan yang bertemu dengan penggenapan janji. Dalam keheningan yang menunggu, perayaan kelahiran Sang Juruselamat semakin dekat. Liturgi pada minggu ini memfokuskan hati kita pada peran Maria, sosok yang dengan ketulusan hati menerima takdir Ilahi, menyerahkan diri sepenuhnya kepada kasih yang hadir dalam bentuk bayi yang akan menyelamatkan dunia. Dalam keheningan malam itu, ada lebih dari sekadar pengharapan: ada kasih yang sempurna yang menunggu untuk dinyatakan di dunia ini.

Kasih yang Tak Terbatas, Harapan yang Mempesona
Lilin keempat dalam lingkaran Adven dikenal sebagai "Lilin Kasih," simbol dari cahaya yang menyinari dunia yang kelam. Ia membawa sukacita dan kesiapan dalam jiwa yang telah lama merindukan penggenapan kasih yang tanpa syarat dari Sang Pencipta. Kita semakin mendekati momen kelahiran Kristus, dan dalam kedekatan itu, kita diundang untuk merasakan cinta Tuhan yang tiada henti, yang tidak mengenal batas dan tidak pernah gagal memberi. Hari yang kita nantikan, adalah hari di mana pengharapan dan kasih bertemu dalam sinar yang tak terlukiskan.

Maria: Dalam Ketundukan, Terbentang Iman yang Teguh
Saat bacaan Injil mengungkapkan pertemuan antara Maria dan malaikat, kita mendengar seruan hati yang begitu tulus, "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Dalam kata-kata ini, tersimpan sebuah ketundukan yang jauh lebih besar dari sekadar ketaatan. Maria adalah lambang dari iman yang tidak hanya menerima, tetapi dengan rela dan lapang dada membuka hati untuk menerima takdir yang lebih besar dari dirinya sendiri. Ketika hidup kita dipenuhi pertanyaan dan ketidakpastian, kita pun dipanggil untuk menyerahkan diri sepenuhnya pada kehendak Tuhan, meski perjalanan yang menanti tidak kita ketahui.

Menjemput Kristus, Memasuki Jiwa yang Hening
Adven ke IV mengundang kita untuk merenung dalam-dalam, tidak hanya untuk merayakan sebuah kelahiran, tetapi untuk mengundang-Nya masuk ke dalam kehidupan kita. Seperti Maria yang membuka hatinya, kita pun dipanggil untuk mempersiapkan jiwa kita, agar ruang yang sempit ini dapat menjadi tempat kelahiran Raja. Kristus tidak datang hanya di palungan, namun di dalam diri kita yang mengundang-Nya hadir, dengan cinta dan kesederhanaan yang tulus. Mengundang Kristus bukan sekadar perayaan lahiriah, melainkan suatu perjalanan yang memanggil kita untuk melihat lebih dalam, untuk menemukan kehadiran-Nya dalam setiap nafas kehidupan kita.

Dalam Setiap Langkah, Allah Mengiringi
Maria, dalam kerendahan hatinya, diiringi oleh kekuatan yang lebih besar dari dirinya. Ia tidak sendirian dalam perjalanan berat yang menanti. Begitu pula kita, yang sering kali merasakan beban dunia ini terlalu berat untuk dipikul sendiri. Masa Adven ini mengingatkan kita untuk melihat setiap tantangan, bahkan dalam kegelapan, sebagai panggilan untuk merasakan hadirnya Allah yang tak tampak. Dalam setiap detik kesulitan, kita akan menemukan bahwa Dia menyertai langkah kita dengan kasih yang tiada habisnya.

Harapan yang Menerangi Dunia Gelap
Di tengah dunia yang penuh ketidakpastian dan kegelapan, Adven ke IV mengajak kita untuk tetap menjaga nyala harapan, meski segala sesuatu tampak goyah. Dengan segala ujian yang kita hadapi dari pandemi yang melanda hingga perubahan zaman yang meresahkan. Kisah Maria mengingatkan kita bahwa Allah selalu hadir, berkarya di balik segala peristiwa. Kelahiran Kristus menjadi penerang dalam dunia ini, suatu janji yang telah Allah genapkan dan akan terus menerangi hati yang bersedia menerimanya.

Adven ke IV adalah waktu untuk membuka hati dengan penuh kasih, untuk merasakan kehadiran Kristus yang mengubah dan menyentuh setiap lapisan kehidupan kita. Sebagaimana Maria membuka pintu hatinya untuk Kristus, kita juga diajak untuk membuka ruang yang sejati bagi-Nya, agar Kristus tidak hanya lahir di dunia, tetapi juga terlahir di dalam diri kita. Kita hidup dengan pengharapan yang terlahir dari kasih yang tanpa akhir, mengingatkan kita bahwa transformasi pribadi dan masyarakat dimulai dari hati yang siap menerima kehadiran-Nya. Kelahiran Kristus adalah awal dari segala perubahan-perubahan yang dimulai dari kita, dimulai dari sekarang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline