Tiga tahun di pondok, tiga kali juga merasakan puasa ramadhan tidak di rumah. Apakah menyedihkan? Tentu saja tidak. Hei, di pondok itu banyak teman, suasananya juga sangat mendukung untuk menjalani ibadah tanpa terbayang-bayang hal-hal duniawi. Sangat menyenangkan bisa berbuka dan bersahur ramai-ramai satu pondok.
Apakah itu berarti tidak merindukan berpuasa di rumah? Jawabannya tentu saja rindu, kita selalu menantikan perpulangan sebenarnya. Merindukan kebersamaan puasa di rumah dan tentu saja rindu untuk ngabuburit (di pondok mana bisa ngabuburit keluar asrama).
Tahun lalu, susana ramadhan di pondok memang sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Apalagi kalau bukan karena pandemi Covid-19.
Kegiatan di pondok sih tetap sama saja dan sama sekali tidak terpengaruh oleh Covid tersebut, tapi harap-harap cemas tentang kondisi virus yang mudah menyebar dan menyerang siapa saja memang sedikit membuat tak nyaman. Tak hanya memikirkan nasib diri sendiri di pondok, tapi juga memikirkan bagaimana nasib keluarga di rumah yang kemungkinan lebih rentan terkena virus tersebut.
Sebenarnya, tahun lalu itu memang sudah ada wacana dipulangkan sebelum puasa mengingat akan ada lockdown dan ditakutkan akses jalan ketika pulang saat bulan puasa sudah tidak ada. Namun, setelah melewati banyak pertimbangan akhirnya tidak jadi dipulangkan dan tetap puasa di pondok.
Beberapa pertimbangan yang dipikirkan anatara lain bahwa para santri akan lebih aman jika berada di pondok. Di pondok itu sangat terjaga akses keluar masuknya, tidak sembarang orang dari luar boleh masuk dan sebaliknya tidak sembarang orang bisa keluar asrama tanpa ada izin yang jelas. Dengan ini maka penyebaran virus yang dibawa oleh orang lain akan sangat minim terjadi.
Selain itu, tentunya karena bulan ramadhan adalah bulan penuh berkah dan penuh pahala, maka lebih baik jika tetap mengaji di pondok. Ditakutkan para santri ini jika sudah pulang kerumah sering kali lupa dengan ngajinya dan lebih memilih gadget-nya. Hal lain lagi, puasa di pondok akan lebih meminimalisir adanya kegiatan santri di luar pondok seperti buka bersama yang akan menimbulkan kerumunan.
Oke, jadi apa aja sih kegiatan kalau puasa di pondok itu?
Hem, setiap pondok itu pasti berbeda-beda kegiatannya, tapi yang pasti adalah mengaji, entah itu ngaji kitab atau Al-Quran. Dan disini tentunya saya akan menceritakan kegiatan di pondok yang saya jalani tahun lalu. Kita mulai kegiatan dari sahur.
Tradisi di pondok saya, pengambilan makanan untuk sahur atau pun berbuka adalah sesuai jadwal piket yang sudah disepakati. Jadi setiap kamar mempunyai beberapa anak perwakilan sesuai jadwal tersebut untuk mengambil nasi dan sayur sesuai jumlah anak kamar.
Jika mendapat jatah untuk mengambil saat sahur otomatis bangunnya akan lebih awal agar tidak habis waktunya untuk antre. Waktu untuk sahur ini biasanya dibangunkan oleh suara bel yang sangat nyaring dan diulang-ulang sampai kemungkinan sudah bangun semua.