Lihat ke Halaman Asli

DARI HATI BAGO

STIE GALILEO BATAM

Mengenal Bahaya Logical Fallacy dalam Pengambilan Keputusan

Diperbarui: 19 Juni 2024   16:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sesat berpikir atau logical fallacy adalah kondisi seseorang yang memiliki kesalahan berpikir yang menipu orang itu sendiri bahkan orang yang mendengarkan argumenya tersebut.  Realitas hidup membuktikan bahwa banyak orang hidup dalam penederitaan yang berkepanjangan karena salah membuat keputusan yang tepat. Akar masalahnya karena orang tidak berpikir jernih, ketika membuat keputusan ia tidak melepaskan pikiran-pikiran kotor seperti kecemasan, ketakutan, dan trauma kejadian masa lalu.

Logical Fallacy yang umum terjadi seperti berikut:

1. Hasty Generalization (overgeneralization) adalah ketika mencoba menggenarilisasikan suatu sampel kejadian yang biasa skala kecil kedalam skala besar.

2. Circuler Reasoning adalah pengambilan keputusan yang berputar-putar,  contohnya X itu benar karena Y, Y benar karena X. Argumennya berputar-putar, tapi tidak menyertakan bukti atas klaim yang dikatakan.

3. Slipper Slope adalah ketika satu langkah kejadian akan membuat langkah lain yang panjang banget dan menimbulkan efek signifikan. Misalnya A-> B->C->D->Z kesimpulannya, A -> Z. 

4.  Ad Hominem adalah ketiak argumen yang diberikan ditunjukan unruk orang yang menjadi lawan bicara bukan argumennya. Jadi yang diserang itu itu karakteristik lawan bicara bukan argumennya inilah yang membuat sesat berpikir. Contohnya ada orang miskin yang menagtakan bahwa menjadi kaya dan sukses itu bukan berarti lo bahagia, lalu orang mendengar argument tersebut mengarahkan "alah lo kan miskin mana tahu lo tentang hal-hal yang kayak gitu?"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline