Lihat ke Halaman Asli

Asal Tau Aja

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Asal-usul kata 'Mata Keranjang' dan 'Hidung Belang'

Mata Keranjang
Sastra Melayu (termasuk Betawi) awalnya diungkapkan dalam bentuk tulisan Arab. Kemudian tergeser oleh popularitas tulisan alfabet (latin) yang 'diajarkan' oleh kaum kolonial. :)

Frasa 'mata keranjang' berasal dari trans-literasi atau pemindahan huruf hijaiyah (Arab) ke dalam huruf alfabet. Awalnya, ditulis dalam Arab gundul, kata 'ke' adalah kata penghubung (harfu jar). "Mata ke - Ranjang".

Namun cara tulis dalam bahasa arab, biasanya kata penghubung (ke) tersebut disambung dengan kata di depannya. Mnjd "Mata keranjang".--  Ke - ranjang dan keranjang, berbeda arti, brow !

Istilah "mata ke-ranjang" maksudnya adalah seorang laki-laki atau perempuan yang saking terpesonanya melihat lawan jenisnya, maka pikirannya selalu mengarah "ke ranjang".

Hidung Belang
Istilah ini muncul pertama kali di Jakarta [Batavia] pada awal zaman penjajahan Belanda, tepatnya sekitar abad ke-17. Pada saat itu, orang-orang Belanda yang datang ke Indonesia hanya para laki-lakinya. Mereka belum membawa istri dan keluarga karena Indonesia adalah tanah jajahan yang baru bagi mereka. Tak heran, mereka sering dilanda rindu pada istri. Hal ini mendorong mereka mengambil perempuan pribumi untuk dijadikan istri simpanan sementara.

Salah satu perempuan Indonesia yang terlibat skandal dengan laki-laki Belanda, bernama Saartje Specx. Saartje adalah anak angkat seorang pejabat Belanda, Jan Pieterzoon Coen. Adapun kekasih gelapnya adalah seorang perwira gubernur jendral Belanda yang bernama Pieter Cortenhoeff.

Pada suatu ketika, mereka berdua tertangkap basah sedang bercumbu dikamar bapak angkat Saartje, Coen. Tentu saja Coen sangat marah. Ia menuduh si pemuda melakukan zina, dan melaporkan perbuatannya kepada pihak berwajib. Keduanyapun ditahan.

Pada akhirnya, Pieter Cortenhoeff dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman gantung di tengah kota. Namun sebelum menjalani hukuman, hidung pemuda Belanda itu dicorengi arang hingga tampak belang.

Sejak itu, semua orang yang tertangkap basah sedang berzina, ditangkap dan dicorengkan arang pada hidung / wajahnya.

Itulah asal muasal istilah HIDUNG BELANG.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline