Jihad
Kata yang sering disalahgunakan
Sebagai bentuk pengabdian
Kepada Tuhan
Membawa-bawa nama agama
Mengacaukan keutuhan bangsa
Dikerjakan dengan semangat berlipat
Surgakah yang didapat?
Menyamar jadi orang mukmin
Berlaga sebagai pengantin
Membunuh diri sendiri
Demi bertemu bidadari
Jihad tidak sedangkal itu kawan
Segala daya dan upaya untuk kebaikan
Itu baru jihad yang hakiki
Kata yang sangat luas penuh makna
Jangan jadi sempit karna kealpaan anda
Salah Kaprah tentang Jihad
Jihad, Sebuah kata yang mungkin terdengar seram bagi banyak orang, akibat perbuatan teroris yang mengatasnamakan agama sehingga memunculkan stigma bahwa jihad = perang dalam hal ini memerangi non muslim. Wait, apakah benar seperti itu? Islam yang lembut dan rahmatan lil alamin (rahmat bagi alam semesta) mengajarkan hal sekasar dan sekeras itu? Coba renungkan dan baca referensi yang terpercaya.
Percakapan antara Ustadz Quraish Shihab dan Najwa Shihab di Youtube dalam acara Shihab & Shihab membuka mataku, dan rasanya perlu aku share ilmu ini sebagai bagian dari jihadku ke banyak orang.
Makna Jihad yang luas
Jihad itu terambil dari kata juhd, yang dari segi bahasa mempunyai banyak makna, namun pada dasarnya adalah daya. Bagi manusia, bisa berupa daya fisik, daya fikir, daya kalbu, dan daya hidup. Digunakannya daya ini hanya daya demi kebaikan, bukan demi keburukan. Pada intinya, seseorang yang berjihad itu harus berusaha sungguh-sungguh dengan menggunakan segala energi, daya dan upaya demi mencapai target, sehingga dia tidak akan berhenti berjihad kecuali kalau dayanya habis atau tujuannya tercapai.
Nah, dari kata-kata diatas, pasti ada yang bertanya, kalau sampai tujuannya tercapai, berarti kalau harus menggunakan nyawa boleh dong? Tak dipungkiri, di dalam kitab suci Al-Qur'an, memang ada perintah untuk berjihad berperang, namun dalam konteks memerangi orang-orang yang memerangi kamu, bahkan meskipun seagama jika memang salah.
Agama Islam sendiri memerintahkan untuk memelihara nyawa, seandainya pun tujuan itu sudah tak dapat ditangguhkan lagi, hanya bisa dikorbankan dengan nyawa (seperti pahlawan-pahlawan Indonesia yang gugur dalam perang untuk mempertahankan negara dan melawan penjajah), itu adalah pilihan yang benar-benar terakhir, harus dicari jalan lain terlebih dahulu.