Lihat ke Halaman Asli

Dara Safira

Pembelajar Sepanjang Hayat

Amannya Hulu Migas Kita

Diperbarui: 5 Agustus 2020   09:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

idntimes.com

Kondisi pagebluk Covid-19 memang menyulitkan. Pun yang melanda Indonesia. Tidak ada yang berani menyangkalnya.Dampak negatif besar bagi keselamatan dan kesehatan masyarakat. Sekaligus: sektor bisnis serta ekonomi --yang juga dialami Indonesia.

Namun kendati sulit, masih ada kabar kebaikan. Dari kinerja sektor hulu minyak bumi dan gas (migas) nasional.Ternyata, sampai saat ini tingkat produksi, stok migas serta minyak bumi siap jual di Indonesia masih aman dan mencukupi! Jelas membanggakan.

Selain juga menenangkan.Ketika situasi pagebluk mempengaruhi kinerja banyak Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang 'terpaksa' mengurangi aktivitasnya, atau 'meminimalisir' pengeluaran keuangannya untuk operasional hulu migas di Wilayah Kerja (WK), nyatanya ketersediaan 'emas hitam' nasional masih terkendali.

Artinya: ke depan --jika keadaan pagebuluk masih menyulitkan dan KKKS masih belum optimal bekerja-- tidak perlu khawatir dengan tingkat kebutuhan migas untuk domestik.

Sektor industri tak perlu takut gas yang mereka perlukan bagi aktivitasnya bakal hilang atau berkurang.Begitu juga sektor kelistrikan, jangan risau kalau gas untuk dukungan operasional mereka jumlahnya terbatas.

Kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) terjamin cukup ketersediaannya. Nelayan tetap bisa memperoleh BBM. Jasa angkutan logistik tidak usah cemas BBM di pasaran langka.Semua aman. Jumlah migas Indonesia belum jatuh kekurangan.

Apalagi ditambah masih cukup tersimpannya minyak bumi nasional yang siap jual. Dengan begitu: dari sisi hulu migas tetap mampu berkontribusi untuk pendapatan keuangan negara saat situasi ekonomi sedang sulit di seluruh dunia.Toh, amannya tingkat produksi dan stok migas Indonesia juga menandakan peran penting industri ekstraktif ini menjaga stabilitas ekonomi nasional.

Tidak membuat kekhawatiran menjadi ketergantungan kepada impor migas negara asing supaya tetap bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri. Keuangan negara tetap stabil, tak ada beban tambahan pengeluaran.Faktanya, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto telah memaparkan bahwa sampai akhir Mei 2020, produksi minyak bumi masih 723 MBOPD. 

Sedangkan realisasi produksi gas sampai akhir Mei 2020, terhitung 6.888 MMSCFD.Dengan begitu data SKK Migas mencatat bahwa total stok migas mencapai 8.01 juta Bbls dengan available to lift 5.05 juta Bbls dan dead stock 2.96 juta Bbls.Jadi jelaslah, dari hulu migas nasional masih tetap memberikan kabar bahagia di tengah kesulitan akibat pagebluk.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline