Lihat ke Halaman Asli

Dara P.I.

Mahasiswa

Mengubah Puisi "Akulah Si Telaga" karya Sapardi Djoko Damono menjadi Prosa

Diperbarui: 13 Juni 2023   14:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Karya sastra merupakan salah satu kekayaan budaya yang dimiliki oleh Indonesia. Diseluruh nusantara tersebar berbagai jenis karya sastra, mulai dari karya sastra lama sampai karya sastra baru. Salah satu karya sastra yang paling banyak diminati adalah puisi. Puisi merupakan salah satu karya sastra yang mengandung kata-kata indah penuh makna. Puisi juga dapat diartikan sebagai karya sastra hasil ungkapan perasaan penyair dengan bahasa yang terikat irama, rima, serta susunan bait dan larik. Puisi adalah salah satu karya sastra yang berbentuk pendek, singkat dan padat yang dituangkan dari isi hati, pikiran dan perasaan penyair, dengan segala kemampuan bahasa yang pekat, kreatif, imajinatif (Suroto, 2001:40). Dapat disimpulkan bahwa puisi merupakan karya sastra yang mengandung makna indah sebagai pengungkap pikiran dan perasaan seseorang.

Sebagai sebuah karya sastra pastinya akan mendapatkan apresiasi dari pembaca. Apresiasi dapat diartikan sebagai sebuah proses penilaian atau penghargaan positif yang ditujukan seseorang pada sesuatu. Hal ini bermaksud untuk memberikan penilaian atau sebuah penghargaan pada seni dan karya sastra. Hal tersebut selaras dengan pendapat Herman J. Waluyo apresiasi biasanya dikaitkan dengan seni, apresiasi puisi berkaitan dengan kegiatan yang ada sangkut pautnya dengan puisi, yaitu mendengar atau membaca puisi dengan penghayatan yang sungguh-sungguh, apresiasi puisi, mendeklamasikan, dan apresiasi resensi puisi.

Ada banyak cara untuk mengapresiasi sebuah karya sastra, terlebih mengapresiasi puisi. Misalnya mendengarkan pembacaan atau pendeklamasian puisi, membacakan puisi dengan penuh penghayatan, ataupun mengapresiasi dengan meresensi puisi dan masih banyak lagi. Salah satu cara mengapresiasi puisi yang dapat dilakukan adalah mengubah puisi menjadi karya lain seperti prosa. Kegiatan mengubah puisi menjadi prosa disebut dengan parafrasa. Parafrasa dilakukan tanpa mengubah isi puisi, tetapi karya sastra tidak lagi terikat dengan aturan-aturan puisi itu sendiri. Parafrasa merupakan salah satu kegiatan menulis yang harus dikuasai. Menurut (Mahajani & Putri, 2021) parafrasa adalah proses mengubah suatu bentuk tulisan menjadi bentuk tulisan lainnya dengan tidak mengubah makna. Memparafrasa puisi menjadi sebuah prosa tentu harus memperhatikan beberapa hal seperti memahami makna puisi, menghindari penjiplakan, dan tidak mengubah puisi dari karya aslinya. Selain itu juga ada langkah-langkah dalam memparafrasa puisi menjadi sebuah prosa.

Dalam memparafrasa sebuah puisi menjadi prosa bisa menggunakan puisi apa saja. Salah satu puisi yang dapat diparafrasa adalah puisi-puisi karya penyair ternama Sapardi Djoko Damono. Berikut adalah parafrasa puisi "Akulah Si Telaga" karya Sapardi Djoko Damono menjadi sebuah prosa.

AKULAH SI TELAGA

Akulah si telaga: berlayarlah di atasnya;

berlayarlah menyibakkan riak-riak kecil yang menggerakkan bunga-bunga padma;

berlayarlah sambil memandang harumnya cahaya;

sesampai di seberang sana, tinggalkan begitu saja - perahumu biar aku yang menjaganya.

1980

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline