Lihat ke Halaman Asli

Dara Nugra

Mahasiswa

Bias Gender dalam Media Massa

Diperbarui: 9 Januari 2024   12:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Prodi Psikologi  Dara Nugrahaning NIM 1512000233 , Sebagai bentuk Tugas Evaluasi Akhir Semester (EAS) yang dibawah bimbingan Dosen pengampu DR. Merry Fridha Tri Palupi, M.SI Psikolog selaku dosen mata kuliah Komunkasi Gender (I).

Konsep gender di Indonesia menjadi topik dan penelitian yang terus fenomenal hingga saat ini. Indonesia merupakan salah satu negara yang masih erat kaitannya dengan arah patriarki dalam membentuk budaya dan organisasi sosialnya. Perempuan seringkali diasosiasikan dengan feminitas, kelemahan dan hanya cocok untuk pekerjaan rumah tangga. Di sisi lain, laki-laki juga sering dikaitkan dengan peran yang maskulin, kuat, dan besar di sektor publik. Hal inilah yang menjadi akar masalah bias gender dalam media periklanan Indonesia. Menggunakan konsep gender yang diyakini sebagian besar masyarakat Indonesia dinilai sebagai strategi efektif untuk mempromosikan produk ke semua kalangan. Sayangnya, strategi ini menimbulkan permasalahan kesenjangan gender dan memperkuat konsep patriarki di Indonesia. Eksklusi, beban ganda/ganda, stereotip, subordinasi adalah contoh dari berbagai bentuk ketidakadilan gender yang digunakan dalam periklanan..

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bias gender dalam masyarakat yang tergambar dalam media sosial. Subjek dalam penelitian ini adalah Maudy Ayunda dan Belva Devara yang merupakan figur publik Indonesia yang aktif menggunakan dan mengunggah postingan di Instagram. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitif dan data dalam penelitian ini diambil dari komentar warganet dalam unggahan Instagram dari Maudy Ayunda dan Belva Devara menggunakan teknik simak bebas libat cakap. Hasil dari penelitian ini adalah ditemukan bias gender dalam masyarakat dalam media sosial yang tergambar melalui perbedaan komentar warganet dalam unggahan Instagram Maudy Ayunda dan Belva Devara. Melalui komentar-komentar pada unggahan tersebut tampak bahwa bias gender dalam media sosial cenderung terjadi pada perempuan dan ditampilkan dengan banyaknya komentar tentang penampilan fisik Perempuan.

Maudy Ayunda dan Belva Devara juga disebut oleh warganet yang sebagai sosok (istri/suami, anak, dan mantu) idaman. Dalam unggahan Maudy Ayunda, terdapat 13% komentar yang menyatakan dia adalah seorang sosok idaman, sedangkan dalam unggahan Belva Devara, terdapat sebanyak 75% untuk komentar yang senada. Komentar dalam kategori ini seringnya ditulis dengan menyantumkan kata "idaman" atau "idamanku", "calon suami/istri", dan juga "calon jodoh".

Hal ini lah yang harus dijadikan bahan pertimbangan sebelum membuat konten-konten yang akan disajikan untuk masyarakat di Indonesia. Jangan sampai masyarakat justru semakin teracuni dengan stereotipe gender yang tidak benar dan akhirnya budaya patriarki semakin mengakar di Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline