Lihat ke Halaman Asli

Haruskah? -Part 3-

Diperbarui: 24 Juni 2015   12:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Jatuh cinta tak semudah membalikkan telapak tangan bukan? Ada keindahan yang tak mampu terbendung dari hati, perasaan yang bergejolak tak menentu menyusup tiba-tiba tanpa dapat diduga. Sakit dan tersiksa sekali rasanya ketika menolak cinta yang hadir tiba-tiba, terus merasa didesak rasa bersalah dan keinginan untuk membenarkan  rasa yang hadir. Namun kenyataan adalah hal yang tak dapat diabaikan, rasa bisa tumbuh dengan cara apapun tanpa kau bisa mencegahnya.


Bila cinta mereka adalah taman bunga yang indah, maka cintaku hanyalah rumput ilalang yang tumbuh subur tanpa perlu kusiram dan kurawat. Berapa kali pun aku mencabut paksa dan kuabaikan begitu saja, ia tetap tumbuh lagi seperti sebelumnya. Membuatku menyerah, toh rumput ilalang itu tumbuh dan tidak menggangguku. Biarkan ia tumbuh apa adanya karena ia pun berasal dariNya dan sudah diatur olehNya.

Kekasihku, begitulah aku menyebutnya selalu dalam do'a yang bertahun-tahun terungkap di hatiku dalam shalat-shalatku. Bahkan sebelum rasa itu hadir menyapaku. Betapa rinduku padanya sudah hadir lebih dulu. kekasihku yang belum bernama, do'a-do'aku agar menemukannya suatu hari untuk menjagaku dengan baik, layak, dan penuh kasih sayang karena kekuata cintanya pada Ilahi. cintaku hanya bermuara padaNya dan itulah yang membuatku begitu tekun untuk menjadi lebih baik.

Shalat malam semakin kugiatkan, usahaku untuk berubah menjadi lebih perempuan pun tak lupa kulakukan. belajar untuk lebih menikmati momen masak bergiliran di pondokku juga setelah masa santriku berakhir, atau bahkan semakin berusaha untuk lebih sigap dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga meskipun bukan hal yang kusuka. itulah aku. Aku rela menjalankan program jangka panjangku untuk mendapatkn yang terbaik dalam hidupku. Tapi, sudah pastikah segalanya sesuai dengan yang diinginkan? tentu tidak semudah itu.

Aku jatuh cinta, dan itu justru mengubahnya menjadi lebih berbeda 180 derajat dari yang semula. Sudah kukatakan bukan? jatuh cinta sama sekali tidak semudah membalikkan telapak tangan. Dan, tidak seindah pemandangan senja yang menenangkan dan begitu kusukai. tidak ada yang tahu persis bagaimana kehidupan orang lain kecuali sudah pernah menjalani hal yang sama. Begitupun dengan cinta, meskipun semua orang sudah mengalaminya tentu saja tetap berbeda. Jatuh cinta membuatku mengerti, ada banyak hal yang mudah tapi susah untuk dijalani atau diakhiri. Dari hal ini membuatku belajar untuk tidak memvonis orang lain atas sesuatu yang tidak sependapat denganku.

Bersambung...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline