Lihat ke Halaman Asli

Jika Cossacks, Pendet dan Dansa di Satu Panggung

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Tarian tradisional merupakan budaya sekaligus identitas satu negara. Karena pada hakekatnya, tari tradisional seperti Cossack dari Rusia dan Pendet Indonesia, adalah tarian dengan makna tertentu. Tidak terkecuali tarian Dansa yang juga memiliki ragam jenis, berasal dan digandrungi negara Eropa maupun Amerika, merupakan tarian yang membutuhkan pasangan dan pasangan lainnya sebagai penyemarak. Hanya saja unik dibayangkan, seandainya perhelatan ketiga tarian tersebut digelar di satu panggung secara bersamaan.

Korelasi dari ketiga tarian, situasi politik memanasnya hubungan Indonesia dengan Singapura akibat aksi protes penamaan Kapal Perang Usman Harun kian terkuak lebar, ketika Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Yurievich Galuzin menyatakan statement mengejutkan saat diwawancarai TVRI bahwa tanpa diminta Indonesia pun, negaranya akan membantu seandainya terjadi konfrontasi fisik bersenjata. “Jika Indonesia menghadapi sebuah persekutuan maka Rusia adalah sahabat Indonesia yang akan melakukan tugas sebagai sahabat baik yang tidak akan membiarkan sahabatnya diserang dalam sebuah ketidakadilan, Indonesia adalah sahabat kami yang tempatnya lebih tinggi dari sebuah sekutu. Dan tentu kami akan melakukan hal yang lebih dari apa yang kami lakukan terhadap sekutu kami, melindungi dan membantu sahabat adalah idiologi kami (Rusia).”

Pernyataan Duta Besar negara Beruang Merah itu terlontar karena meyakini, Singapura akan didukung negara-negara Persemakmuran (Commonwealth of Nations) apabila “nekat” memaksakan kehendak. Sebaliknya, pemerintah Indonesia menanggapi secara arif protes dari sahabat Asean nya yang tercermin dari tanggapan Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro di sejumlah media massa dengan menyatakan, bahwa kedua negara punya perspektif berbeda dan dirinya yakin Singapura akan memahami keputusan Indonesia yang tetap memberikan salah satu kapal perang Indonesia dengan nama Usman Harun.

Pernyataan Menhan RI bisa jadi jawaban “pamungkas” dari polemik yang tengah merebak, karena di dalamnya terkandung harapan agar permasalahan tidak kian memanas atau mungkin dibuat memanas. Karena andai “tiga tarian” tadi yang tergelar dalam satu panggung, tentu menjadi tontonan menarik. Tetapi bila mesin-mesin perang dari berbagai belahan benua yang beradu dalam satu konflik, pasti satu pemandangan mengerikan dan menjadi bencana dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline