Lihat ke Halaman Asli

“Wanti-wanti” Soal Modernisasi TNI

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Wanti-wanti… istilah yang dapat diartikan “wejangan” yang harus diingat-ingat dan jangan sampai terlupakan. Hal ini yang nampaknya “tersirat” dari Orasi Menteri Pertahanan (Menhan) RI Purnomo Yugiantoro pada acara Wisuda Mahasiswa Fakultas Manajemen Pertahanan dan Fakultas Strategi Perang Semesta Universitas Pertahanan (Unhan), di Sentul, Bogor beberapa waktu lalu.

Wanti-wanti Menhan yang dimaksud, khusus tentang modernisasi atau Pembangunan Kekuatan Pokok Pertahanan (dalam kemiliteran disebut dengan Bangkuatpokhan TNI) yakni terbentuknya postur kekuatan penangkal (deterrent) untuk menghadapi ancaman dalam jangka menengah dan panjang, yang saat ini terus bergulir serta memasuki tahap lanjutan.

Dalam orasinya kembali ditegaskan tentang Tiga Tahapan yang juga sudah banyak dilansir media massa, dimana Tahap I dimulai tahun 2010-2014, Tahap II 2015-2019 dan Tahap III 2020-2024, sehingga pada tahun 2025 diharapkan kekuatan ideal TNI dapat terwujud yang mencakup empat unsur, yaitu Bidang persenjataan atau Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista), Sumber Daya Manusia (SDM), Sarana maupun Prasarana dan Kelembagaan.

Rentang waktu perjalanan sudah hampir lima tahun (2010-2014) dan akan berakhir sejalan akan berakhirnya masa bakti Kabinet Indonesia Bersatu (KIB)-II. Belajar dari pengalaman Tahap I, maka dalam menyiapkan Tahap II (2015-2019) perlu dilakukan langkah-langkah. Pertama, menyiapkan rancangan yang seyogyanya diselesaikan tahun 2014, namun pemerintahan baru nanti dapat saja melakukan review dan penyesuaian (fine-tuning) sesuai kebijakan Presiden terpilih sehingga implementasi dari Tahap II dapat dimulai sedini mungkin diawal tahun 2015.

Dan kedua, karena pembangunan kekuatan pokok adalah produk politik bersama antara Pemerintah (Eksekutif) dengan DPR (Legislatif), terutama dalam hal anggaran pertahanan, maka perlu diupayakan besarnya anggaran yang ada sekarang ini dipertahankan atau bahkan ditingkatkan (sustainable) pada Tahap II.

Dengan kata lain, kelanjutan Tahap II memerlukan komitmen sistem politik pemerintahan baru dan parlemen baru. Disinilah peran para pemangku kepentingan untuk meyakinkan semua pihak tentang perlunya melanjutkan perjalanan Tahap I karena menjadi taruhan yang besar bagi kedaulatan, keutuhan wilayah NKRI serta keselamatan bangsa.

Menjadi pertanyaan, apakah Tahap II akan berlanjut seperti yang sudah dirintis serta direncanakan? Dan apabila nanti berlanjut, apakah akan mengulangi cerita sukses (success story) Tahap I yang sekarang ini hampir diselesaikan, atau bahkan lebih sukses lagi ke depannya? Kata Menhan.

Layaknya orang tua yang selalu mengasuh dan membimbing dengan berbagai cara termasuk membekali banyak wejangan atau wanti-wanti agar anaknya bisa menjadi lebih baik capaiannya, begitu pun dengan apa yang dilakukan Menhan untuk penerusnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline