Lihat ke Halaman Asli

Dara RatuKoto

mahasiswa

Ayah, Ini Anak Perempuanmu

Diperbarui: 6 Oktober 2024   20:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Bu.. Aku berangkat ngampus dulu, ya" Ucap seorang gadis yang saat ini terburu-buru untuk berangkat kuliah karna seperti biasa, ia selalu terlmabat.

"Cepat pulang ya, dek. Nanti ibu mau antarkan ayahmu untuk periksa kesehatannya."

Tanpa menjawab pertanyaan ibunya, gadis 21 tahun itu langsung melajukan kendaraannya. Di perjalanan ia hanya memikirkan apakah ia akan telat lagi masuk kelas? Apa ia harus memutar arah kendaraannya supaya tidak masuk kuliah dan memilih nongkrong bersama temannya yang lain.

Tak terasa, terlalu banyak memikirkan akhirnya ia sampai di parkiran kampus. Ya, begitulah gadis itu setiap perjalanannya ke kampus. Selalu memikirkan apa ia harus bolos kelas hari ini, tetapi selalu saja terbantah dengan pikiran "Ayah dan ibuku sudah lelah bekerja agar aku tetap melanjutkan pendidikan yang mereka sangat inginkan". Tak bisa menolak takdir namun, gadis bungsu itu lah satu-satunya harapan terakhir orang tuanya.

**

 Suasana rumah ini terasa sangat berbeda, ibu masuk rumah dengan mata yang memerah sedangkan ayah dengan raut wajah yang susah untuk di deskripsikan. Apa yang sebenarnya dokter katakan kepada orang tuaku?

 "Ada apa, Bu?"

 "Ayahmu harus operasi lagi. Kali ini operasi yang lebih berat, ayah terkena kanker prostat." Air mata itu ternyata jatuh lagi. Tidak. Hal yang selama ini aku takutkan tidak mungkin akan aku alami. Ayahku pasti bisa sembuh seperti sebelumnya.

 Makan malam kali ini sangat hening. Ayah dengan terpaksa berusaha melahap makanan yang ada di depannya. Ayah selalu saja berusaha bahwa itu akan baik-baik saja, tapi aku adalah anaknya aku tahu bahwa sebenarnya ayah takut memikirkan kemungkinan yang akan terjadi ini.

 Hari-hari terus berlanjut dengan kebiasaan yang berbeda. Ibu yang selalu menginap di rumah sakit menemani ayah. Ibu yang sudah terbiasa dengan gemuruh riuh suara mesin yang berada di dalam ruangan ICU. Aku dan kakakku yang setiap hari selalu mengantarkan makanan untuk ibu.

 Kondisi ayah yang kian hari semakin buruk selalu membuat tidurku dan keluargaku tidak pernah tenang lagi. Operasi yang akan dijalani ayah bukan operasi yang mudah. Bahkan, operasi itu memiliki kemungkinan jika gagal, ayah tiada. Ayah sudah tidak bisa berbicara lagi karna energi ayah yang semakin habis, selang-selang yang menempel di tubuh ayah juga terlalu banyak, badan ayah yang semakin banyak muncul kebiruan karna seringnya pengambilan darah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline