Lihat ke Halaman Asli

UUD 1945 Pasal 28H Ayat 1 dan 2 Harus Lebih Dinyatakan/Dibuktikan

Diperbarui: 4 April 2017   18:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin banyak undang-undang HAM ( Hak Asasi Manusia ) Internasional atau undang-undang  HAM di Indonesia bahkan Undang-Undang Dasar 1945 yang merupakan dasar hukum di Indonesia mengatur HAM seperti : Hak Hidup, Hak Kebebasan, dan Hak Memiliki yang diatur dalam Pasal 28 A- Pasal 28 J. Disini saya mungkin hanya akan membahas satu pasal yang mungkin jarang dibuktikan secara nyata di NKRI yang merupakan negara hukum.

Saya akan membahas Pasal 28 H yang berbunyi:                                                                                                                        1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapalkan lingkungan hid up yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan **)                                                                   2) Setiap orang berhak mendapatkan kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan.**)                                                                                         3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermanfaat. **)                                                                                                                                                            4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapapun.**)

Setelah mengetahui bunyi pasal 28 H saya akan mulai membahas dari pasal 28 H ayat 1 dan pasal 28 H ayat 2 yang berbunyi "Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapalkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan"  dan "Setiap orang berhak mendapatkan kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan". Pasal 28 H ayat 1 jarang diterapkan oleh masyarakat bahkan instansi seperti rumah sakit, puskemas, dan lembaga lain yang terkait lainnya, contoh kasus yang terjadi pembuangan pasien lanjut usia, Suparman (65) oleh Rumah Sakit Umum Dadi Tjokrodipo (RSUDT) Bandar Lampung. Pasal 28 H ayat 2 mungkin pasal ini yang sering kita dengar pelanggarannya, seperti kasus nenek Minahyang mencuri 3 buah kakao dihukum 1,5 bulan sedangkan kasus anak seorang menteri yang telah membuat beberapa nyawa melayang tidak dihukum sama sekali, sungguh ironis Indonesiaku sebagai negara hukum.

Sebagai warga / masyarakat Indonesia kita mungkin bisa memperjuangkan hak-hak tersebut karena hal itu akan menjamin utuhnya sila ke-5 "keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia" agar tidak tercoreng oleh orang yang mengaku orang Indonesia tetapi tidaak bisa menjaga HAM yang telah diatur di Undang- Undang Dasar 1945.

HAM yang berbunyi di Pasal 28H UUD 1945 harus mulai di tegakkan untuk menjaga keberlangsungan kehidupan bangsa Indonesia yang damai dan untuk melindungi rakyat Indonesia yang menjadi korban ketidak adilan.

Untuk menghentikan ketidakadilan di Indonesia sebelum pelanggaran HAM merajai Indonesia kembali kita perlu menamkan kepada diri kita sendiri tentang pentingnya menjaga hak asasi orang lain, mungkin secara tidak sadar atau tidak sengaja kita telah melanggar HAM tapi jika kiota telah mengetahui hak yang telah kita langgar kita harus segera meminta maaf untuk mencegah pelanggaran HAM yang lebih besar.

Cara lain untuk menghindari pelanggaran keadilan hukum pemerintah harus mulai menyeleksi para penegak hukum bukan hanya melalui tingkat kepintarannya dan fisiknya saja, akan tetapi tingkat mental, jiwa, dan kepedulian sosial yang tinggi turut dipertimbangkan agar mencegah pelanggaran HAM.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline