Pendidikan merupakan suatu aspek penting dalam kemajuan bangsa. Dengan pendidikan, suatu bangsa akan mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Pendidikan yang berkualitas sangat di perlukan untuk mendukung terciptanya manusia cerdas dan mampu bersaing di era globalisasi. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar dalam membentuk karakter, perkembangan ilmu dan mental seorang anak, yang nantinya akan tumbuh menjadi manusia yang akan berinteraksi dan melakukan banyak hal terhadap lingkungannya, baik secara individu maupun sebagai makhluk sosial.
Dalam Pasal 3 UU Sisdiknas disebutkan, "Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab". Tujuan pendidikan tersebut merupakan sebuah cita-cita dasar untuk mengembangkan generasi Indonesia yang lebih baik dan lebih baik lagi.
Semakin berkembang upaya dalam memajukan kualitas pendidikan, mendorong persaingan kualitas pendidikan antar kelembagaan pendidikan untuk terus berupaya sebaik mungkin. Berkaitan dengan pendidikan dan kemajuan bangsa, tentu tidak terlepas dari SDM (Sumber Daya Manusia) yang unggul, output inilah yang diharapkan akan tercipta di dalam masyarakat.
Di era program merdeka belajar seperti saat ini, diharapkan pemberdayaan pendidikan akan dapat membantu semakin maju nya pendidikan di Indonesia. Program merdeka belajar adalah suatu pendekatan yang dilakukan supaya siswa dan mahasiswa bisa memilih pelajaran yang diminati. Hal ini dialkukan supaya para siswa dan mahasiswa bisa mengoptimalkan bakatnya dan bisa memberikan sumbangan yang paling baik dalam berkarya bagi bangsa. Seperti namanya, program Merdeka Belajar merupakan program yang mengupayakan proses belajar siswa secara merdeka atau bebas sesuai dengan minat dan karakter mereka. Guru kini tidak lagi berperan untuk menjalankan kurikulum saja namun menjadi penghubung antara kurikulum dan minat siswa. Pada program ini, siswa dan guru sama-sama bebas berinovasi untuk meningkatkan kualitas belajar mereka.
Dalam pelaksanaannya, program ini disambut baik oleh banyak civitas akademika karena terdapat banyak keunggulan dan keuntungan di dalamnya, termasuk manfaat di masa depan dalam kehidupan masyarakat. Diantara keuntungan tersebut diantaranya dapat memberikan kesempatan bagi peserta didik ataupun mahasiswa untuk fokus mendalami minat/bakat dan studi yang mereka ambil.
Ketika mereka mendalami studi yang mereka sukai, tentu akan merasa ikhlas dan tanpa beban dalam menjalankannya sehingga ilmu yang diserap akan lebih mudah. Selain ilmu yang sudah didapat, pengalaman pun juga akan membuat mereka lebih maju dan memiliki pemikiran yang luas. Selain itu, untuk peserta didik program ini dapat mempersiapkan mereka untuk fokus ke program studi yang mereka inginkan di perguruan tinggi nantinya. Sedangkan untuk mahasiswa, program ini dapat mempersiapkan mereka untuk terjun ke dalam dunia kerja nantinya. Mahasiswa diharapkan akan menyesuaikan diri mereka di lingkungan luar kampus, seperti halnya di dunia kerja. Kegiatan tersebut bisa dilakukan melalui program PKL yang diatur oleh perguruan tinggi dalam pelaksanaannya.
Dalam mengembangkan pemberdayaan pendidikan di masyarakat di era Program Merdeka Belajar ini, perlu memperhatikan beberapa aspek agar program ini dapat berjalan mulus dalam pelaksanaannya dan dapat tercapai cita-cita yang diharapkan. Pertama, membangun lingkungan pendidikan yang berbasis teknologi. Pendidikan berbasis teknologi tidak sekedar membuat sistem pendidikan yang tidak ketinggalan zaman tetapi ditujukan supaya mendorong munculnya kreativitas, inovasi dan karakter penggerak bagi pendidik. Diharapkan para guru penggerak nantinya mampu memiliki kebebasan berpikir, keberanian bertindak serta menganalisa resiko dengan tepat.
Dari karakter tersebut akan tercipta guru-guru yang mampu mendukung proses belajar anak secara merdeka. Kedua, kolaborasi dengan berbagai pihak internal maupun eksternal. Dalam hal ini, sebagai guru penggerak kita tidak perlu takut atau ragu untuk bekerja sama dengan berbagai pihak demi mengoptimalkan kompetensi masing-masing. Kolaborasi ini dapat dilakukan dengan saling mendukung mengenai gagasan dan/atau sumber daya untuk menghasilkan inovasi dan kualitas yang terbaik. Ketiga, Penggunaan Data dan Inovasi Teknologi sebagai Acuan Kebijakan dan Pola Pembelajaran.
Maksud dari penggunaan data dan inovasi disini adalah bahwa Pusdatin Kemendikbud telah menyiapkan sumber daya manusia dan infrastruktur terbaik untuk mendukung kebijakan pemerintah. Selanjutnya, dengan data-data dan perihal inovasi yang tersedia sebagai acuan kebijakan pola pembelajaran ana yang telah disediakan Kemendikbud, guru tinggal melanjutkan dan menyesuai seperti apa akan mendidik anak-anak bangsa. Selain itu, guru juga perlu menyelipkan nilai-nilai penting bagaimana bersiap dan belajar di era data sehingga peserta didik menyadari bahwa dirinya tidak hanya perlu mengembangkan kompetensi yang ia miliki namun juga karakter yang berbudi luhur di masa depan.
Pemberdayaan pendidikan di masyarakat sangat penting untuk terus di lakukan demi kemajuan bangsa. Tidak dapat dipungkiri bahwa fakta yang ada pendidikan di Indonesia masih jauh dari kata sempurna karena masih banyak daerah-daerah terpencil yang belum maksimal mendapatkan fasilitas pendidikan yang layak sehingga menghambat proses penciptaan sumber daya manusia yang berkualitas. Dengan hadirnya program Merdeka Belajar dari Kemendikbud, diharapkan akan terus tercipta sumber daya manusia yang berkualitas dari anak-anak bangsa di seluruh penjuru negeri.
Perlu diketahui bahwa Program Merdeka Belajar ini tidak hanya mengatur dan membebaskan minat peserta didik, akan tetapi di dalamnya juga mengatur teknis-teknis lain dalam pendidikan seperti perubahan mekanisme dana BOS, Program Organisasi Penggerak, Guru Penggerak, Program Sekolah Penggerak, dan lain-lain. Walau begitu, program ini tentu masih ada sedikit kelemahan-kelemahan di dalamnya dan perlu kerjasama antar pihak civitas akademika maupun non civitas agar ke depan program ini terus melakukan pembaruan hingga sampai titik yang sempurna dalam membantu memberdayakan pendidikan di masyarakat Indonesia.