Sudah dua tahun lamanya kita merasakan masa pandemi covid-19 di negeri kita ini, bahkan di seluruh dunia. Banyak sekali dampak dari pandemi yang menghambat kehidupan kita, mulai dari dampak kesehatan, sosial, hingga ekonomi. Masih segar dalam ingatan kita ketika awal pandemi terjadi ketidakstabilan ekonomi, mulai dari naiknya harga bahan pokok karena saat itu terjadi panic buying oleh masyarakat dan menyebabkan kelangkaan, hingga menurun drastis nya omset usaha masyarakat baik sektor perusahaan ataupun UMKM dan menyebabkan banyak PHK terjadi dimana-mana. Untuk sektor usaha khususnya konvensional ini mengalami penurunan omset saat itu dikarenakan kebijakan pemerintah melakukan pembatasan sosial, sehingga membuat masyarakat tidak dapat mengunjungi lapak dagangan mereka. Dengan adanya hambatan di bidang ekonomi tersebut, tentu saja menciptakan masalah sosial baru yakni kemiskinan yang semakin bertambah. Jumlah kemiskinan pada September 2020 sendiri sebanyak 27,55 juta orang meningkat 1,13 juta orang terhadap Maret 2020 dan meningkat 2,76 juta orang terhadap September 2019.
Persentase penduduk miskin perkotaan pada Maret 2020 sebesar 7,38 persen, naik menjadi 7,88 persen pada September 2020. Sedangkan, pada September 2021 sebesar 26,50 juta orang, menurun 1,04 juta orang terhadap Maret 2021 dan menurun 1,05 juta orang terhadap September 2020. Persentase penduduk miskin perkotaan pada Maret 2021 sebesar 7,89 persen, turun menjadi 7,60 persen pada September 2021.
Berdasarkan data dari BPS tersebut, 2020 diawal pandemi terbukti saat awal pandemic angka itu naik karena banyaknya PHK dan banyaknya usaha yang gulung tikar. Sedangkan, di 2021 covid sudah mulai menurun walaupun tidak stabil, akan tetapi angka kemiskinan itu turun salah satunya karena banyaknya masyarakat yang melihat peluang bisnis lain yang kreatif dan banyak dari kalangan ter PHK memilih wirausaha dan tidak sedikit dari mereka yang sukses menjalankan usahanya. Oleh karena itu, dalam artikel ini saya akan menjelaskan bagaimana Program Kreativitas Mahasiswa dan Program Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia ini akan sedikit membantu mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia.
Dengan adanya masalah sosial berupa kemiskinan yang dapat terus bertambah jika tidak ditangani dengan serius, tentu akan menimbulkan beberapa dampak negatif. Pertama, meningkatnya kasus kematian akibat kelaparan. Kelaparan disini disebabkan karena masyarakat miskin tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya akibat kesulitan ekonomi. Kedua, meningkatnya angka kriminalitas. Hal ini disebabkan karena masyarakat yang kesulitan ekonomi tersebut akan merasa bingung bagaimana mereka akan memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Akhirnya, mereka menghalalkan segala cara termasuk cara yang salah seperti mencuri, membegal, merampok, menipu jual beli, dan sebagainya. Ketiga, akan rendahnya kualitas generasi penerus bangsa. Hal ini disebabkan karena akan meningkatnya jumlah anak yang putus sekolah. Jika seorang anak putus sekolah, tentu ia akan kesulitan mendapat pendidikan sehingga akan sulit mendapatkan ilmu-ilmu yang bermanfaat untuk masa depan nya maupun untuk berkontribusi kepada negara.
Keempat, gangguan kesehatan meningkat. Hal ini disebabkan karena banyak dari mereka yang mungkin tinggal di pemukiman yang kotor atau tidak layak seperti di pinggir sungai, kolong jembatan, dan sebagainya. Hal ini akan membuat peluang mereka untuk terkena penyakit akan besar dan mungkin saja dapat menularkan kepada masyarakat yang lebih luas. Dalam merencanakan pemberdayaan masyarakat untuk mengatasi masalah sosial kita perlu menganalisis dengan teliti, diantaranya dengan analisis statistika sosial aktor atau stakeholder, analisis dinamika sosial atau proses, analisis jalur atau pohon masalah, analisis SWOT, dan yang terakhir yaitu analisis opsi.
Dalam menyusun dan melakukan perencanaan sosial seorang perencana sosial memerlukan keahlian utama dalam menganalisis aspek masalah sosial yang ada dengan cara melihat, membaca, mengumpulkan, memaknai, menghubungkan dan membuat alternatif alternatif terhadap penyelesaian massalah-masalah sosial yang berada dimasyarakat mengingat masalah sosial yang dapat memberikan berbagai dampak bagi kehidupan masyarakat.
Masalah sosial dalam konteks sosilogi, menurut Charles Wright Mills dalam sosiologi imajinasi menyatakan bahwa masalah sosial terdiri dari dua komponen, yaitu personal troubles (Masalah individu) yang dimana ketika masalah ini dirasakan oleh orang lain juga dan menjadi pembicaraan dimasyarakat maka permasalahan ini akan menjadi public issues dan Karakteristik masalah sosial yang dimana dapat dilihat dari realitas subjektif dan realitas objektif. Oleh karena itu, Program Kreativitas Mahasiswa dan Program Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia ini dalam pelaksanaannya juga harus dilaksanakan dengan tepat.
Program Kreativitas Mahasiswa dan Program Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia sendiri merupakan dua hal yang berbeda. Program Kreativitas Mahasiswa atau PKM adalah sebuah wadah/ajang bagi mahasiswa Indonesia untuk menyalurkan potensi yang dimiliki selama perkuliahan kepada masyarakat luas, agar kelak dapat menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademis dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian serta memperkaya budaya nasional. Contohnya dapat berupa melakukan riset di bidang sains-teknologi, menciptakan makanan/minuman unik, ataupun menciptakan barang-barang yang unik. Sedangkan Program Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia sendiri merupakan Workshop Kewirausahaan yang bertujuan untuk peningkatan kapasitas berwirausaha mahasiswa Indonesia dalam menjalankan dan mengembangkan usaha.
Selanjutnya dilaksanakan Kegiatan Berwirausaha Mahasiswa Indonesia (KBMI) yang menekankan pada pendanaan pengembangan usaha mahasiswa dan Akselerasi Startup Mahasiswa Indonesia (ASMI) yang memberikan skema akselerasi bagi mahasiswa yang memiliki usaha startup digital. Berdasarkan kedua pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa PKM lebih menitik beratkan pada kreativitas dan inovasi mahasiswa, berlandaskan penguasaan sains dan teknologi serta keimanan yang tinggi, dalam rangka mempersiapkan diri menjadi pemimpin yang cendekiawan, serta berjiwa mandiri dan arif yang dapat menjadi pembaharu dalam masyarakat. Sementara itu, PKMI menitik beratkan pada bentuk kegiatan praktik berwirausaha mahasiswa. Dalam membuat PKM, yang harus mahasiswa lakukan apabila tidak memiliki ide kreatif dapat melakukan ATM (Amati, Tiru, dan Modifikasi).
Ide-ide PKM tidak harus yang rumit, cukup yang sederhana, sesuai isu global yang terjadi sekarang, dan sangat bermanfaat bagi masyarakat luas serta mengangkat kearifan lokal. PKMI sendiri memiliki manfaat diantaranya (1) untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa yang memiliki minat berwirausaha untuk mengembangkan usahanya lebih dini dan terbimbing; (2) membantu mahasiswa dalam menentukan keunikan usaha dengan menemukan celah pasar yang tepat untuk meningkatkan peluang keberhasilan usaha; (3) menangani permasalahan pengangguran yang menghasilkan pengangguran intelektual dari kalangan sarjana. Oleh karena itu, kedua program yang dijalankan mahasiswa ini diharapkan dapat dimaksimalkan karena seperti yang kita ketahui, usia mahasiswa sendiri merupakan usia matang untuk bekerja khususnya berwirausaha. Sehingga, nantinya sedari muda mereka sudah dibekali ilmu agar menjadi masyarakat yang berkualitas.