Di sepanjang peradaban Islam, aktivitas yang sering dilakukan oleh ilmuwan, ulama dan pencinta ilmu adalah menulis. Ulama terdahulu menuliskan segudang ilmu yang dimiliki dan memperbanyaknya.
Tak heran masa kejayaan Islam berkembang pesat salah satunya dengan aktivitas menulis. Sehingga terdapat banyak buku-buku padahal tidak ada mesin cetak ketika itu.
Begitu banyaknya buku yang ditulis oleh para ilmuwan, ulama dan pencinta ilmu di masa kejayaan Islam. Buku-buku tersebut tersimpan di banyak perpustakaan salah satu perpustakaan terkenal di masa Abbasiyyah adalah perpustakaan Cordova.
Inilah yang saya pahami setelah saya sering membaca buku perpustakaan sekolah setiap hari. Saya banyak membaca biografi tokoh terkenal nasional dan dunia. Dari Ensiklopesida oxford bahkan ensiklopedia versi disney kala itu. Padahal kala itu saya di bangku tsanawiyah. Ditambah lagi ketika saya mondok di pesantren kala itu, saya berlanggannan majalah annida yang setiap bulan saya tunggu-tunggu kedatangannya.
Dari banyak membaca karya tulisan Helvy Tiana Rosa, Asma Nadia, pipit senja, gol A gong, bahkan Syamsa Hawa. Membawa saya untuk membuat cerpen sendiri. Kala itu saya menulis cerpen di sebuah buku besar berukuran A3. Saya menulis cerpen di tasbih hijau, perjanjian hutang, melodi langit biru, lembayung senja di pinggir sungai dan menanti kampung halaman.
Menginjak bangku aliyah dan lulus dari pondok pesantren, fokus saya beralih ke media menggambar walaupun saya masih gemar membaca dan mulai membeli buku keIslamaman sendiri.
Saya sangat suka menggambar walaupun di waktu istirahat dan menunggu guru datang. Tapi setelah saya kuliah kesukaan saya beralih ke dunia design grafis, programming, membuat komik dan video editing secara otodidak .
Di bangku kuliah, Allah SWT memberikan kesempatan bergelut di dakwah kampus meneruskan dakwah sekolah dalam organisasi Rohis. Tapi yang special adalah saya menemukan dakwah sejati. Dakwah yang akan mengembalikan kehidupan Islam.
Dakwah yang mencerdaskan akal, menentramkan jiwa, dan menemukan jati diri sebagai seorang Muslim. Ayah saya senang sekali dengan perubahan saya. Ayah saya melihat saya membina para remaja dan mahasiswa bahkan anak-anak. Dan ayah saya menjuluki saya cikgu.
Suatu hari sedang menonton bersama ayah. Menonton program kick andy di metro Tv bertema menulis buku. Ayah saya sangat antusias sekali ketika itu dan menyuruh saya untuk menulis buku apa yang saya pahami. Dan terniang-niang dibenak saya sampai sekarang. Inilah satu alasan mengapa saya selalu menyempatkan untuk menulis. Sederhana, agar saya bisa meninggalkan jejak ilmu bermanfaat di dunia dengan menebarkan pemahaman Islam untuk amal shaleh.
Motivasi Menulis bisa didapatkan dari siapa dan apa saja. Tak terkecuali dari para Penulis Hebat hari ini, ulama masyhur dan para Sahabat Nabi Saw. yang mulia. Kalimat-kalimat motivasi ini untuk memberikan saya semangat untuk menulis.