Lihat ke Halaman Asli

Menutup dan Membuka Mata

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menutup mata..
Kembali menghitung bias langkah yang pernah terbiasa kulalui..
Di masa tak ada warna merah yang membara..
hitam yang gelap dan pekat, putih yang kemilau..
akh, tak pernah ada..

Namun, begitu terpatri di anganku, ketika kelabu yang kau pancarkan.. sungguh menggodaku..
Keremangan cahaya pun mampu menghangatkan dada, kala udara yang kuhirup merasuki tubuhku..

Mataku pun terbuka..
Sejenak.. Ingin jemariku merayap di sekujur tubuh..
ya.. aku disini..
tak lama, keempat sudut ruang bagai mata yang selalu mengawasiku.. terlihat sungguh tak bergetar..
dan aku tahu makna senyum itu..

itu sebuah tanda ketegaran dan keyakinan akan adanya pancaran baru..
pancaran senyum malu nan manja dengan pesona yang mampu menghidupkan ku kembali..

danie - 27 maret '10

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline