Proses rekrutmen calon praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) diduga penuh dengan rekayasa dan diatur sindikat calo. Setiap anak yang mendaftar ke IPDN dikenakan biaya antara Rp 100 juta s/d Rp 300 juta kalau ingin masuk. Tanpa uang pelicin, orang yang berprestasi dan nilainya bagus pun akan sulit lolos. Telah banyak dari orang tua yang mendaftarkan anaknya ke IPDN mengeluhkan masalah ini.
Itulah yang disampaikan HM Jusuf Rizal di Jakarta, Kamis (5 Jan 2012). Jusuf adalah Presiden Lumbung Informasi Rakyat (LIRA).
Jusuf Rizal (Presiden "Lumbung Informasi Rakyat"/LIRA)
sumber: republika.co.id
Menurutnya, praktik ini sudah berlangsung lama dan diduga melibatkan oknum Kementerian Dalam Negeri (Kepmendagri) serta pemangku kebijakan di IPDN. Akibatnya, sistem pendidikan di dalam sangat memprihatinkan dan perlu dibongkar. Lebih lanjut dirinya menjelaskan, timnya sudah mengirimkan surat ke Rektor IPDN, Nyoman Sumaryadi. "Beliau (Nyoman) berkilah, semua kewenangan rekrutmen berada di tangan Ketua Pantarlih yang dijabat Sekjen Depdagri, Diah Anggraeni. Beliau mengelak menjawab adanya sindikat dan mafia pencaloan dalam rekrutmen calon Praja IPDN. Padahal kami sangat yakin Beliau tahu praktik percaloan itu," kata Jusuf.
Setiap tahunnya IPDN menjaring calon praja sedikitnya 2.000 orang. Kalau setiap calon praja membayar uang pelicin antara Rp 100 juta s/d Rp 300 juta, bisa dibayangkan berapa jumlah uang yang beredar dalam perekrutan itu. LIRA meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menurunkan tim investigasi guna menelusuri kebenaran informasi yang didapatnya itu serta meminta Mendagri menindak tegas oknum-oknum yang terlibat dalam praktik sindikat percaloan.
------- oOo oOo oOo -------
Sumber terkait: Pikiran Rakyat Online & Pelita Online
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H