Perkembangan pada zaman sekarang menuntut semua untuk dilakukan secara cepat dan efisien setiap bidangnya, terutama pada sektor pendukung, salah satunya sektor infrastruktur. Infrastruktur adalah aspek pendukung utama yang sangat diperlukan oleh suatu negara untuk jaminan ekonomi, sebagai layanan dan fasilitas yang diperlukan, dan berfungsi agar perekonomian dapat berfungsi dengan baik.
Pembangunan infrastruktur sekarang tidak hanya terpusat di Pulau Jawa saja, tetapi di luar Pulau Jawa sekarang sedang menjadi prioritas utama untuk mewujudkan pembangunan yang tidak hanya di Pulau Jawa agar terjadinya pemerataan pembangunan di seluruh daerah di Indonesia.
Salah satu infrastruktur yang sedang menjadi sorotan pemerintah adalah infrastruktur Jalan tol. Jalan tol merupakan jalan bebas hambatan yang biasanya dikenakan tarif untuk masuk ke jalan tol. Pembangunan jalan tol kini sedang berlangsung di Pulau Sumatera, Pulau Bali, dan Pulau Sulawesi. Salah satu jalan tol yang sedang dibangun di Pulau Sulawesi adalah Jalan Tol Manado -- Bitung.
Tol Manado-Bitung dibangun sebagai jalan alternatif, karena jalan yang ada saat ini semakin padat karena pertumbuhan jumlah kendaraan. Kepadatan lalu lintas mengakibatkan waktu tempuh semakin meningkat tajam. Beberapa tahun sebelumnya, waktu tempuh Manado-Bitung dan sebaliknya sekitar 45 menit, namun saat ini membutuhkan waktu sekitar 90-120 menit. Risiko kecelakaan pada jalur tersebut juga semakin meningkat, seiring dengan tingginya arus lalu lintas kendaraan.
Di samping itu, tol ini akan meningkatkan konektivitas dari Kota Manado ke Pelabuhan Hub Internasional Bitung. Jalan Tol Manado -- Bitung merupakan jalan tol yang menghubungkan Kota Manado dan Kota Bitung yang berada di Provinsi Sulawesi Utara. Pembangunan jalan tol ini merupakan bagian dan jaringan dari Jalan Tol Trans Sulawesi.
Pendanaan untuk Tol Manado -- Bitung terbagi menjadi dua seksi pendanaan. Pendanaan pembangunan Seksi I terbagi menjadi Segmen 1 Maumbi-Suwan (KM 0-KM 7) didanai APBN sebesar Rp 1,7 Triliun dan pinjaman dari Pemerintah China dengan nilai Rp 1,24 triliun. Konstruksinya dilakukan oleh Sino Road and Bridge Group.
Sementara untuk pendanaan Seksi 2 Sukur-Tumaluntung (KM 7-KM 14) dibiayai oleh investor atau BUJT yaitu PT Jasamarga Manado Bitung, terdiri dari tiga perusahaan yang patungan yakni PT PP, WIKA dan Jasa Marga senilai Rp 5,2 Triliun. Sumber pembiayaan yang digunakan dalam pembangunan Jalan Tol Manado Bitung ini berasal dari sumber dana konvensional yaitu berupa Anggaran Perencanaan Belanja Negara (APBN) dan non konvensional berupa pembiayaan melalui investor dari BUJT dan pinjaman dari Cina.
Jalan Tol ini memiliki panjang 39.9 kilometer dan diperkirakan selesai pada Bulan Maret 2019. dan hingga saat ini, tol Manado Bitung masih mengalami permasalahan salah satunya yaitu pembebasan lahan. Masih ada warga yang tidak setuju dalam pembebasan lahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H