Membungkus Kenangan Ramadan - part 1
"Bagi jatah laukmu! Awas kalau kagak!"
"Ini buat buka sama-sama di rumah, Ko."
"Gosah banyak omong! Sini!"
Rozan melepas bungkusan lauk pemberian Bu Barkah sedangkan Niko berlalu begitu saja tanpa mau peduli urusan perut orang lain.
"Sudah, biarkan saja anak bandel itu. Kamu ambil lagi, Zan."
"Tapi, Bu...,"
"Ambil sekalian buat sahur. Yang banyak biar cukup buat bibimu juga."
Adalah Rozan, anak kelas tiga SMP yang menyandang status yatim piatu setelah kedua orang tuanya wafat karena kebakaran rumah beberapa tahun lalu. Sejak saat itu, dia dirawat oleh bibi kandungnya yang tidak lain juga ibunya Niko.
Beranjak remaja, Rozan semakin tahu kerasnya kehidupan sang bibi-janda beranak satu-yang bekerja sebagai buruh pabrik rambut palsu. Kendati tidak pernah mengeluh, Rozan sangat tahu beban yang dipikul oleh adik mendiang bapaknya.