Rindu lagu anak-anak?
Saya pribadi merindukan lagu anak-anak yang saat ini bisa dibilang mati suri. Anak-anak zaman sekarang memang fasih sekali menyanyikan lagu dewasa. Perasaan saya antara miris, prihatin, senang, bahagia, ada lucunya juga, pokoknya campur aduk.
Apakah lagu anak-anak tenggelam karena pangsa pasar yang tidak menjanjikan untuk industri musik?
Bisa saja faktor ini mempengaruhi minat musisi tidak lagi menciptakan lagu untuk anak-anak. Mereka tidak berhenti total atau istilahnya hiatus untuk sementara waktu.
Memang ada beberapa musisi yang mendaur ulang lagu anak-anak agar lebih fresh lalu mempublikasikan melalui media sosial. Namun kenyataannya, remix lagu anak yang beredar di media sosial belum mampu mengalihkan perhatian anak-anak. Anak-anak terlihat lebih enjoy saat bernyanyi lagu dewasa. Bahkan tidak jarang ekspresinya juga begitu menjiwai seolah tahu arti yang tersirat dari lagu tersebut.
Hal ini sangat bertolak belakang jika kita menengok era 90-an. Zaman itu, musik dewasa dan musik anak tumbuh bersama dan seimbang. Lagu dewasa ada yang booming begitu juga lagu anak-anak. Bahkan Si Komo dan Tukang Bakso menjadi sangat fenomenal di tengah lagu-lagu dewasa yang hits.
Di televisi, lagu anak-anak pun hanya sesekali muncul saat ajang pencarian bakat. Memang juri dan penonton sering dibuat takjub dengan olah vokal sang penyanyi cilik yang keren dan dilengkapi penjiwaan yang all out. Hal ini karena konsentrasi juri bukan pada lagunya tetapi lebih ke kemampuan sang penyanyi cilik dalam menguasai teknik vokal.
Mengenalkan lagu anak-anak dengan bersenandung bersama sang buah hati sangat bermanfaat. Anak akan terbiasa dengan konsumsi lagu sesuai usianya dan juga bonding yang terbentuk antara orang tua dan anak akan lebih erat.
Apakah langkah tersebut efektif untuk mengalihkan perhatian anak?
Dari sudut pandang habitat rumah tangga, cukup efektif jika hal tersebut dilakukan secara periodik. Namun untuk lingkup yang lebih luas, tidak menjamin keefektifan langkah ini. Karena era digitalisasi saat ini, anak-anak cenderung lebih dekat dengan gadget yang menyuguhkan lagu-lagu dewasa.
Semua hal ada batasnya. Begitu juga dengan lagu anak-anak yang saat ini seolah tenggelam di telan zaman. Suatu saat (mungkin) era lagu anak akan kembali lagi menampakkan gaungnya. Tugas orang tua yang memiliki buah hati (usia balita, batita, anak-anak) memfilter seoptimal mungkin agar mereka bijak mengkonsumsi lagu yang layak. Layak dalam artian kata-kata lebih soft dan sopan untuk seusia mereka.