Lihat ke Halaman Asli

Danu Supriyati

Penulis lepas

Ketuklah Dinding Doa

Diperbarui: 13 Maret 2023   13:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ketuklah Dinding Doa//Danu S


Hujan mulai menyapa hangatnya kemarau. Lisan setia merapalkan doa di selasar pengharapan. Dinding rumah ini penuh dengan diksi, yang kaubangun dengan puja puji. Namun kini warna kusam memeluk setiap jengkal taatnya.

Rusuknya tidak akan beranjak dari gerbang setia. Ketuklah dinding doa, wahai lubuk yang merapuh. Kelak, pemilik seluruh janji pasti akan kembali memungut kisah. Ceruk yang kerontang akan kembali basah. Embun akan mengusap dahaga kerinduan.

Raganya sedang berada di persimpangan. Singgah di biduk yang menyuguhkan warna-warni bait yang lain. Namun satu hal yang tak dapat diingkari, kalbunya telah terpatri dalam cadas rumah ini. Berpagar ikrar atas nama cinta. Sesat itu akan menemukan jalan pulang.

Kebumen, 13 Maret 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline