Berani melakukan penelitian ilmiah harus berani membuat karya ilmiah. Itu adalah motto yang sebaiknya diterapkan setiap nurani yang konon menjaga nama baik civitas akademiknya.
Kenyataannya joki-joki karya ilmiah ini mampu merangkul "para peneliti" yang tidak mau repot dengan berbagai sistematika karya ilmiah. Penelitian dan data-data pendukungnya dapat disulap dalam sekejap artinya semuanya hanya fiktif belaka.
Miris? Tentu saja sangat miris, memprihatinkan dan memalukan.
Apa yang menjadi indikasi perjokian karya ilmiah ini kian menjamur di negeri kita?
- Uang. Penyedia jasa perjokian karya ilmiah tentu sangat tergiur dengan keuntungan yang didapat. Data-data yang dicomot dengan modal copy, paste, edit akan bertukar dengan rupiah yang nominalnya tidak sedikit. Joki ini sekaligus juga bertindak sebagai konsultan dadakan bagi kliennya.
- Penelitian ilmiah yang susah dan memusingkan. Banyak keluhan ketika sudah terjun langsung dalam proyek ilmiah. Susahnya penelitian dan pengambilan data membuat otak panas dan stress. Tidak ingin malu karena gagal dalam penelitian maka sewa jasa joki karya ilmiah pun menjadi pilihan tepat baginya.
- Kesibukan. Pengguna jasa joki karya ilmiah ini terkadang memang disibukkan dengan pekerjaannya sehingga memilih jalan pintas. Pekerjaannya tidak terbengkalai, karya ilmiah pun dapat selesai sesuai target.
- Kepepet deadline. Penelitian yang menyita waktu, data tidak sesuai ekspektasi sementara deadline sudah di depan mata. Pilihan pun jatuh pada penyedia jasa perjokian karya ilmiah. Asalkan sesuai kesepakatan maka simsalabim sebentuk karya ilmiah akan jadi sesuai keinginan.
- Kemalasan. Faktor malas ini menjadi penyebab karya ilmiah mangkrak. Ingin memiliki prestasi tapi malas melakukan penelitian dan lain-lain. Jalan mudahnya adalah sewa jasa joki karya ilmiah. Tanpa repot-repot maka namanya akan terpahat di cover karya ilmiah layaknya sebagai peneliti sejati.
Mahakarya yang seolah-olah hasil jerih payah sendiri padahal menggunakan jasa perjokian karya ilmiah adalah salah satu bentuk penipuan di bidang akademik. Rasa bangga yang tersemat pasti akan berbeda jika diri sendiri yang berusaha keras untuk menyelesaikannya. Namun kembali lagi bahwa semua itu pilihan pribadi masing-masing apalagi kalau pihak instansi tempat bernaungnya tidak bertindak tegas terhadap kasus pemalsuan dan plagiasi karya.
Kunci agar terhindar perjokian karya ilmiah antara lain:
- Tingkatkan minat baca. Giatkan literasi minimal bagi diri sendiri agar otak selalu haus ilmu. Akibatnya minat baca akan meningkat dan berbagai macam ide akan terjaring. Jika telah mendapatkan banyak referensi maka tidak ada alasan untuk malas membuat karya ilmiah sendiri.
- Junjung kejujuran dalam hati dan tanamkan rasa malu. Perjokian karya ilmiah adalah bentuk pengerjaan karya asli tapi palsu. Alangkah sayangnya gelar yang didapatkan merupakan hasil dari penipuan.
- Biasakan diri untuk bekerja keras. Untuk mendapatkan sesuatu sesuai ekspektasi butuh perjuangan. Sudah sewajarnya dalam proses akan ditemukan sebuah galat. Dari galat-galat tersebut akan ditemukan koreksi hingga hasil yang sesuai. Karya ilmiah tidak bisa didapatkan secara instan. Berbagai macam study harus dilakukan agar hasilnya valid.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H