Lihat ke Halaman Asli

Danur Wind

Konsultan Kesehatan

Phobia Kain Batik/Jarik...

Diperbarui: 17 Juni 2015   14:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="403" caption="kain batik"][/caption]

Aneh dan lucu juga jika kita melihat seseorang yang phobia (takut secara berlebihan) pada benda-benda yang berada disekitar kita  dan umumnya  kita anggap biasa-biasa saja, sebagai contoh phobia bulu ayam, phobia kucing, phobia balon, binatang-binatang tertentu seperti serangga, kecoa, tikus dan lain sebagainya. nah sahabat kompasiana, pada kesempatan kali ini saya akan mencoba membagi kisah mengenai seorang wanita yang bekerja disebuah laundry tetapi memiliki phobia pada kain batik atau bahasa jawanya jarik. wah sudah barang tentu sangat mengganggu aktifitas pekerjaannya yang memang setiap hari berjibaku dengan linen dan kain-kain. berawal dari pertemuan kami dengan client beberapa hari yang lalu didaerah kota industri Cikarang, sebut saja ibu  marlina 42tahun.  dimulai dengan pembicaraan ringan dan ngobrol kesana-kemari hingga kemudian ibu marlina mengemukakan bahwa ia memiliki ketakutan pada benda tertentu  yaitu kain batik/jarik dan maslah ini telah ia alami sudah bertahun-tahun yang lalu, reaksi yang ia tunjukan saat ia melihat kain batik itu adalah merinding, ditambah rasa takut yang luarbiasa, keluar keringat dingin, jantung berdebar dan kadang sampai merasa mau pingsan. dari apa yang ibu marlina utarakan bahwa phobianya ini tergolong cukup parah dan sampai mengganggu pekerjaannya sebagai staff laundry, kemudian berdasar komunikasi lebih lanjut kami coba terusuri faktor penyebab atau kejadian apa yang membuat yang bersangkutan trauma dan sampi timbul phobia. dan ternyata diketahui bahwa penyebab utamanya adalah trauma yang timbul ketika beberapa tahun yang lalu clinet dikejutkan dengan meninggal dunianya orang yang sangat ia cintai yaitu ibundanya,  yang kebetulan saat itu ia melihat jasad sang bunda ditutupi kain batik/jarik.  hingga kemudian memori yang perus emosi ini terekam dan melekat dengan kuat dalam ingatan   ibu marlina, maka timbulah trauma yang kemudian menjadi phobia. Dari permasalahan diatas kami menggunakan metode SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) sebuah metode terapi psikologis yang menggabungkan anatra Do'a, penerimaan pada kehendak Ilahi (Ketuhanan), Hipnoterapi dan tapping (ketukan) pada titik meridian tubuh (Akupressur). Terapi SEFT sudah cukup dikenal oleh masyarakat Indonesia dan biasanya digunakan untuk orang yang menghentikan kecanduan MEROKOK atau Narkotika. Prinsip Terapi SEFT adalah keikhlasan dan Do'a pada Allah (Tuhan) dengan terapi ini kita akan bisa memperbaiki pola pikir atau kehidupan dengan meningkatkan energi positif dalam tubuh dan menghancurkan mental blocking dan energi negatif. sehingga kita dapat lebih tegar dan kokoh sekuat karang meski ujian kehidupan yang kita alami sekuat badai sekalipun. Terapi SEFT berjalan cukup singkat, sekitar 20 menit saja dan  efeknya cukup menggembirakan, paska terapi beliau sudah cukup berani memegang dan mencium kain batik/jarik. esok pagi harinya ibu malina mengirimkan sms ke kami bahwa semalam ia tidur dengan berkemul kain jarik... Alhamdulillah. source artikel : http://cikarangholistikterapi.blogspot.com/




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline