Sultan Hamengkubuwono IX adalah salah satu tokoh besar dalam sejarah Indonesia yang memiliki peran penting dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan bangsa. Lahir dengan nama Raden Mas Dorodjatun pada tanggal 12 April 1912, ia adalah putra kesembilan dari Gusti Pangeran Puruboyo dan Raden Ajeng Kustilah.
Masa Kecil dan Pendidikan
Raden Mas Dorodjatun menghabiskan masa kecilnya di lingkungan Keraton Yogyakarta. Sejak kecil, ia mendapatkan pendidikan yang ketat, baik dalam hal agama maupun pengetahuan umum. Pada usia 4 tahun, ia dikirim ke Europeesche Lagere School (ELS) di Yogyakarta, dan kemudian melanjutkan pendidikan ke Hogere Burgerschool (HBS) di Semarang dan Bandung.
Setelah menyelesaikan pendidikan di Indonesia, ia melanjutkan studi ke Belanda, tepatnya di Leiden, di mana ia belajar di Rijksuniversiteit Leiden. Di sana, ia mendalami ilmu hukum dan ekonomi, yang kemudian menjadi bekal penting dalam perannya sebagai pemimpin dan negarawan.
Kembali ke Tanah Air dan Naik Tahta
Pada tahun 1939, setelah menyelesaikan studinya di Belanda, Raden Mas Dorodjatun kembali ke Indonesia. Pada tahun yang sama, ayahandanya, Sultan Hamengkubuwono VIII, wafat, dan ia dinobatkan sebagai Sultan Hamengkubuwono IX. Sebagai Sultan, ia segera menunjukkan komitmen yang kuat terhadap kesejahteraan rakyat dan kemajuan Yogyakarta.
Peran dalam Perjuangan Kemerdekaan
Sultan Hamengkubuwono IX memainkan peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Selama pendudukan Jepang, ia bekerja sama dengan pemerintah Jepang, tetapi secara diam-diam ia mendukung gerakan kemerdekaan. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, Sultan Hamengkubuwono IX segera mengakui dan mendukung kemerdekaan Indonesia. Ia bahkan mengirimkan telegram kepada Presiden Soekarno yang menyatakan dukungan penuh Kraton Yogyakarta terhadap Republik Indonesia.
Pada 4 Januari 1946, ketika situasi di Jakarta semakin tidak aman, pemerintah Republik Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta. Sultan Hamengkubuwono IX dengan sepenuh hati menyediakan Keraton Yogyakarta sebagai pusat pemerintahan sementara, menunjukkan dedikasi dan loyalitasnya kepada republik yang baru berdiri ini.
Kiprah di Pemerintahan Republik Indonesia
Setelah kemerdekaan, Sultan Hamengkubuwono IX terlibat aktif dalam pemerintahan Republik Indonesia. Ia dipercaya menjabat sebagai Menteri Negara dalam Kabinet Hatta pada tahun 1948. Pada masa-masa sulit, terutama selama Agresi Militer Belanda II, Sultan Hamengkubuwono IX memberikan kontribusi besar dalam mempertahankan kedaulatan Indonesia.