Lihat ke Halaman Asli

Analisis Praktik Komunikasi Interpersonal Mahasiswa

Diperbarui: 24 Juni 2015   10:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Studi Komunikasi Non Verbal Mahasiswa FISIP UAJY dan Karakteristik Model Interpersonal Tatap Muka dengan Bermedia

Oleh Danu Dean Asmoro (@danudean)

Manusia tidak akan pernah hidup tanpa adanya komunikasi. Komunikasi dianggap sebagai bentuk paling ideal antara manusia dengan manusia yang lain untuk mewujudkan egonya dan kemampuannya dalam berinteraksi secara individu dan sosial. Komunikasi terbagi dalam level yang beragam. Komunikasi yang berada pada level antar individu disebut dengan komunikasi interpersonal. Banyak tujuan dari komunikasi model interpersonal, tetapi pada hakikatnya setiap bentuk komunikasi mempunyai kelebihan dan kekurangan. Salah satu kelebihan komunikasi interpersonal adalah memanusiakan orang, asumsinya karena kita secara langsung bertemu dan mengadakan interaksi dengan orang lain (komunikasi semacam ini, mampu memberikan adanya rasa support, mengakui, menghargai, dan menghormati orang lain). Komunikasi interpersonal terbukti mampu mengubah khalayak atau individu dengan pendekatan – pendekatan yang dilakukan dengan cara sangat personal. Kekurangan komunikasi model interpersonal salah satunya adalah tidak dapat diaplikasikan ketika kita berelasi dengan orang yang jumlahnya banyak, atau ketika kita berelasi dengan pihak – pihak yang terkait dengan media dan institusi yang lebih mengarah pada sistem yang kuat. Dalam paper ini, akan dibahas secara khusus bagaimana komunikasi interpersonal di jalin dalam relasi sosial manusia. Dalam pengamatan ini, penulis menggunakan sampel untum observasi yaitu mahasiswi/ mahasiswa FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Definisi komunikasi interpersonal ( Wood. 2007 : p.20 ) interpersonal communication often involves only two or three people, this isn’t a useful definition.

Secara jelas dinyatakan bahwa garis besar komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara dua atau tiga orang, tetapi ini menjadi bermakna sangat banyak dan dapat didefinisikan dengan cara yang lain pula. Esensinya bahwa komunikasi interpersonal itu merupakan komunikasi yang beranjak dari model intra personal, ia berkembang menjadi komunikasi antara personal yang satu dengan personal yang lain (terlepas dari definisi teoritikus, yang semakin beragam dalam mendefiniikan komunikasi interpersonal).

Komunikasi yang dilakukan oleh manusia, termasuk komunikasi interpersonal terdapat dua jenis penyampaian. Dua jenis penyampaian dikenal dengan komunikasi verbal ketika disampaikan oleh sumber dalam bentuk kata – kata Sedangkan, komunikasi yang tidak disampaikan dengan bentuk kata – kata disebut sebagai komunikasi non verbal. Terdapat banyak tipe komunikasi non verbal, diantaranya adalah ( Wood. 2000. p:140-154 ) dibagi atas kinesics, haptics, physical appearance, artifacts, environmental factors, proxemics and personal space, chronemics, paralanguage, and silence.

Berikutnya akan dibahas bagaimana komunikasi non verbal dilakukan dari teoritik menjadi empiris, melalui adanya pengamatan. Pengamatan yang dilakukan adalah terhadap mahasiswi/ mahasiswa FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Pada umumnya setiap mahasiswi/ mahasiswa selalu melakukan upaya untuk menjalin relasi dan melakukan hubungan dengan sosial mereka. Hal ini merupakan bentuk perwujudan eksistensi mahasiswi/ mahasiswa itu sendiri, terhadap upaya untuk membentuk image yang baik di mata sosial. Selain image, ini lebih sekedar keinginan tetapi sudah menjadi kebutuhan untuk melakukan komunikasi interpersonal.

a.Kinesics

Kinesics refers to body position and body motions, including those of the face. (Wood.2000. p:140)

Kinesics dalam relasi interpersonal mahasiswi/ mahasiswa FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta terlihat pada saat :

1.Saat berkumpul dengan teman yang lain, antara mahasiswi/ mahasiswa akan melakukan pola – pola interaksi interpersonal seperti menggunakan posisi tubuh untuk menguatkan sesuatu. Emosi tubuh juga terlihat dengan adaya interaksi melalui raut muka atau wajah dan gerakan tubuh.

2.Saat presentasi di depan kelas, mahasiswi/ mahasiswa biasanya selalu mendukung komunikasi verbal dengan adanya gerakan tubuh. Misal ada gerakan tangan, gerakan memutar atau jalan saat presentasi, gerakan tangan dan lain sebagainya. Kita bisa mengatakan bahwa ini komunikasi bukan interpersonal, tetapi dari definisi yang ada kita kembali pada konteks bahwa kadangkala seseorang mengomunikasikan pesan interpersonal diantara banyak orang. Jadi asumsinya, seseorang yang didepan kelas, akan mengomunikasikan dirinya dengan dosennya atau dengan mahasiswi/ mahasiswanya yang berakibat pesan itu akan dimaknai.

3.Pada saat dikelas, kinesics juga dapat terlihat saat mahasisiwa mulai bosan atau mengantuk pada mata kuliah tertentu. Gerakan ini misalnya disertai dengan gerakan yang menandakan rasa malas. Gerakan lain adalah disertai bisik – bisik kepada teman terdekatnya dimana membahas mata kuliah yang menyebalkan atau mengasyikkan.

Bidang yang menelaah bahasa tubuh adalah kinesika (kinesics) suatu istilah yang diciptakan seorang perintis studi bahasa nonverbal, Ray L. Birdwhistell. ( Mulyana,2008. p: 353 ).

Mahasiswi/ mahasiswa FISIP UAJY menggunakan beberapa komunikasi nonverbal model kinesics, seperti diantaranya adalah sebagai berikut :

1.Isyarat tangan ; saat ingin bertanya kepada dosen maka mengangkat jari tangan, saat bertemu dengan teman yang satu sama lain saling bersalaman, dan isyarat tangan juga terlihat pada saat presentasi. Menyatakan bagus dan buruk juga dilakukan dengan adanya isyarat tangan antara mahasiswi/ mahasiswa. Isyarat tangan juga dipakai saat memanggil salah seorang temannya untuk mendekat.

2.Gerakan kepala ; model kinesics seperti ini yang dapat terlihat adalah pada saat antara mahasiswi/ mahasiswa menyatakan kesetujuannya dengan menganggukkan kepada dan menyatakan tidak setuju dengan menggelengkan kepalanya. Misalnya setuju untuk makan di kantin, dan tidak setuju untuk bermain pada saat ujian telah tiba.

3.Postur tubuh dan posisi kaki ; hal ini terlihat pada saat gugup presentasi atau pada saat santai sewaktu menikmati fasilitas hot spot internet. Kita dapat melihat secara langsung bagaimana postur tubuh dan kaki terlihat saat mereka duduk, atau berdiri, atau bahkan mungkin jalan. Hal – hal seperti ini membuat suatu pengartian pada postur tubuh dan posisi kaki yang ditunjukkan pada saat tertentu. Postur tubuh dan posisi kaki ini juga dapat mengomunikasikan kepada kita, bagaimana seseorang itu beraktivitas.

Kinesics dalam referensi lain juga terbagi atas beberapa bagian yaitu body orientation, posture, gesture, face and eyes,.

Body orientation mengarah pada bagaimana posisi tubuh dan gerakannya itu difungsikan untuk dikomunikasikan. Posture mengarah pada bagaimana pesan dibentuk atas tubuh ketika senyum atau sedih, kita menilai dan melihat dari posturnya. Gesture adalah misalnya emblem atau illustrators. Face and eyes adalah bentuk komunikasi nonvernal dengan adanya mimic muka dan gerakan mata yang digunakan untuk berkomunikasi.

b.Haptics

Haptics dari beberapa sumber referensi disimpulkan sebagai suatu sentuhan. Sentuhan dapat mengartikan dan melambangkan hubungan antar personal, yang beriakibat pada adanya rasa saling memahami.

Touching also communicatioes power and status. People with high status touch others and invade other’s space more than people with less status do. ( Henley,1997 ).

Haptics atau sentuhan juga dapat dilambangkan sebagai kekuasaan. Secara teortitik dalam ( Mulyana, 2008: p.380 ) dinyatakan bahwa haptics terdiri atas beberapa macam yaitu yang bersifat fungsional – pofessional, sosial – sopan, persahabatan – kehangatan, cinta – keintiman, dan rangsanga seksual.Dalam konteks relasi interpersonal mahasiswi/ mahasiswa FISIP Uinversitas Atma Jaya Yogyakarta terdapat pada berbagai bentuk :

1.Sentuhan perkenalan ; biasanya haptics ini dikategorikan saat mahasiswi/ mahasiswa belum terlalu kenal satu sama lain. Hal yang paling dapat terlihat dengan adanya salam tangan, atau sentuhan yang menandakan ingin berkenalan lebih lanjut.

2.Sentuhan persahabatan ; sentuhan persahabatan diklasifikasikan dalam relasi interpersonal mahasiswi/ mahasiswa FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta pada taraf saling kenal. Bisanya dipertukarkan saat pertemuan antar personal yang bersahabat, dan muncul pada pertemuan – pertemuan antar sahabat.

3.Sentuhan kekuasaan ; sentuhan kekuasaan biasanya terjadi pada komunikasi mahasiswi/ mahasiswa yang mempunyai kekuasaan. Kekuasaan disini mungkin dapat disengaja, atau tidak disengaja. Misalnya saat dilakukan inisiasi kampus.

4.Sentuhan keintiman ; sentuhan keintiman terjadi dalam komunikasi interpersonal non verbal mahasiswi/ mahasiswa FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang mempunyai relasi tertentu. Relasi tertentu disini dalam artian memiliki pengakuan atas hubungan keduanya, misalnya pacaran. Sentuhan dalam taraf keintiman, jauh lebih intens dan kuat daripada sentuhan yang lainnya.

c.Physical appearance

Ini biasanya menekankan pada konteks Budaya. Di Barat misalnya, ada keharusan interaksi face – to – face. Interaksi bagaimana makna diciptakan oleh fisik dan penampilannya. Hal ini dalam interaksi antar mahasiswi/ mahasiswa FISIP UAJY dapat terlihat pada berbagai macam hal, sepeti :

1.Sterotype ketika melihat cirri – cirri fisik satu mahasiswi/ mahasiswa. Kadangkala kita memikirkan mainset mengenai cirri orang tertentu dari daerah tertentu, sehingga memunculkan statement seperti “ Dia anak Jawa “ atau “ Dia mahasiswa dari Timur.’

2.Komunikasi nonverbal lain adalah misalnya ketika melihat satu mahasiswa/ mahasiswi dengan postur tubuh yang kurus, maka seolah menyatakan kepada kita bahwa ia kurang makan. Sebaliknya menjadikan kita berfikir seorang mahasiswa doyan makan ketika kita melihat postur tubuhnya yang besar.

d.Artifacts

Artifactare personal objects we us to announce our identities and heritage and to personalize our environments. ( Wood.2007: p.144)

Artifacts merupakan obyek personal yang dapat menyampaikan identitas yang dapat digunakan untuk mempersonalisasikan diri. Hal ini merujuk pada komunikasi yang dihasilkan oleh seorang mahasiswi/ mahasiswa ketika ia mengenakan sesuatu yang ia kenakan. Artefak ini dapat terlihat pada kendaraan yang ia pakai, aksesoris teknologi yang digunakan mahasiswi/ mahasiswa di FISIP UAJY. Kadangkala artefak juga menandakan suatu kebudayaan yang dikenakan oleh seseorang, misalnya ketika salah seorang mahasiswi mengenakan baju batik dan digeneralisasikan bahwa ia orang Indonesia yang sangat mencintai batik. Hal serupa juga dapat dilihat ketika seorang mahasiswa mengenakan aksesoris blink – blink, laki – laki yang pakai anting, busananya rapi, memiliki tato, dan lain sebagainya diangap mewakili mahasiswa kelas menengah ke atas yang suka sekali dengan hedonism.

e.Environmental Factors

Environmental factor ( Wood, 2007: p.146) are elements of settings the affect how we feel and act. For instance, we respond to architecture, colors, room design, temperature, sounds, smells, and lighting.

Environmental factors dalam komunikasi nonverbal antara mahasiswi/ mahasiswa yang terjalin adalah ketika melihat apa saja warna pada yang dikenakan mahasiswa. Misal ada mahasiswa yang sangat suka dengan baju warna hitam dan selalu memakai itu, maka mungkin temannya menilai jika ia suka warna hitm atau bahkan mungkin menganggap kehidupan masa lalunya kelam dan sulit untuk ditebak. Karena beberapa kebanyakan mahasiswi/ mahasiswa FISIP UAJY merupakan etnis Tionghoa ada kalanya seperti faktor feng shui, juga dilakukan seseorang untuk bertindak.

f.Proxemics and Personal Space

Proxemics refers to space and how we use it. ( Hall, 1968 ).

Proksemik dan jarak personal selalu mengaitkan pada bentuk – bentuk komunikasi nonverbal yang diciptakan berdasarkan penggunaan dan pengaplikasian jarak yang selalu berkaitan dengan norma masyarakat dan konteks budaya tertentu. Dalam konteks Amerika Serikat misalnya interaksi sosial dibentuk dan dirasakan nyaman pada jarak 4-12 kaki, sedangkan untuk jarak romantic bisa berdasarkan 18 inchi atau kurang.

Richard West dan Lynn H. Turner pada Introducing Communication theory (2007) membagi zona proksemik pada berbagai macam pembagian, yaitu :

·Jarak intim, jaraknya dari 0 – 18 inci.

·Jarak personal, jaraknya 18 inci – 4 kaki.

·Jarak sosial, jaraknya 4 – 12 kaki.

·Jarak publik, lebih dari 12 kaki.

Bagaimanapun dari sumber yang telah ada, jarak mampu mengartikan suatu hubungan, misalnya saja komunikasi model ini juga dilakukan oleh sebagian mahasiswi/ mahasiswa FISIP UAJY seperti :

1.Ketika ada mahasiswi/ mahasiswa baik heteroseks, biseks, homoseks yang berada pada jarak yang sangat dekat, maka orang mahasiswi/ mahasiswa lain akan langsung menduga bahwa mereka mempunyai hubungan khusus. Hubungan khusus ini bisa telah menjadi pasangan suami isteri, pacaran, hubungan tanpa status, atau bahkan mungkin teman tapi mesra.

2.Ketika ada mahasiswi/ mahasiswa berada pada area – area wilayah diskusi atau peretemuan kelompok, maka dapat dikatakan pembicaraan yang dilakukan adalah pembicaraan yang mengarah kepada kelompok atau persahabatan.

3.Lingkungan komunikasi antar mahasiswa di dalam kelas FISIP UAJY merupakan contoh bagaimana relasi dibentuk secara sosial yang tidak terlalu dekat.

4.Jarak publik misalnya terjadi ketika inisiasi berlangsung, dapat dikatakan upacara atau kegiatan yang dilakukan menunjukkan satu sama lain belum dan tidak terlalu atau bahkan tidak saling mengenal.

g.Chronemics

Chronomics refers to how we perceive and use time to define identities and interactions. (Wood.2007 : p.149).

Secara singkat dapat dijelaskan bahwa kronemik merupakan bagaimana komunikasi nonverbal yang dilakukan ketika menggunakan waktu, ini juga berkaitan dengan peranan budaya dalam konteks tertentu.

Mahasiswi/ mahasiswa FISIP UAJY dapat dikategorisasikan sebagai berikut :

1.Mahasiswa menghargai waktu. Ada kalanya kita mampu menilai bagaimana mahasiswi/ mahasiswa yang memanfaatkan dan mengaplikasikan waktunya secara tepat dan efektif. Di FISIP UAJY dapat dilihat pada saat pengumpulan tugas kuliah dan saat memasuki kelas dimana mahasiswi/ mahasiswa yang bersangkutan selalu datang lebih awal dari dosen atau tepat dilangsungkannya kuliah. Konteks interpersonal yang paling tepat adalah ketika kita menunggu teman kita dan telah janjian, jika ia menghargai waktu maka ia akan datang tepat waktu atau sebelum waktu janjian.

2.Mahasiswa yang santai dalam menjalani waktu. Model mahasiswi/ mahasiswa ini dapat dilihat ketika dead time kuliah yang diberlangsungkan sampai 15 menit, mahasiswa yang masuk pada menit ke 0 sampai menit ke 15 adalah mahasiswa yang termasuk santai dalam menjalani waktu. Hal ini juga tercermin pada saat pengumpulan tugas yang datang dan mengumpulkannya mepet waktu dead line.

3.Mahasiswa sangat santai sekali. Hal ini dapat tercermin pada bagaimana ketika mahasiswi/ mahasiswa yang selalu datang terlambat atau lebih dari 15 menit ketika kuliah, atau absen kuliah hanya karena telat bangun. Model – model seperti ini dapat ditemukan juga pada mahasiswa yang sering menitip absen.

h.Paralanguage

Paralanguage is communication that is vocal but does not use words. (Wood.2007 :p.150).

Paralanguage adalah bentuk komunikasi nonverbal yang lebih mengarah kepada pendukung suara atau vocal. Dalam konteks komunikasi interpersonal mahasiswi/ mahasiswa FISIP UAJY adalah digunakannya beberapa paralanguage, seperti :

1.Kecepatan dalam berbicara ; terlihat saat ada pertemuan atau presentasi di depan kelas.

2.Artikulasi nada yang tinggi atau rendah, digunakan setiap mahasiswi/ mahasiswa untuk menekankan beberapa penekanan yang ingin diperjelas ketika disampaikan.

3.Volume suara ; setiap mahasiswi/ mahasiswa mempunyai volume suara yang berbeda. Tergantung pada seberapa jauh komunikator dan komunikan berada, serta kemampuan pita suara.

4.Karakter suara ; seperi cirri – cirri suara yang dimiliki oleh mahasiswi/ mahasiswa. Paralanguage yang ada adalah gumaman, gerutan, gelak tawa, dan sebagainya.

i.Silence

A final type of nonverbal behavior is silence, which can communicate powerful messages. (Wood.2007: p.151 ).

Dalam konteks komunikasi, diam juga merupakan komunikasi. Ia bisa memberikan suatu makna dan pesan tertentu kepada orang lain. Konteks mahasiswi/ mahasiswa FISIP UAJY dalam melakukan komunikasi interpersonal dengan adanya silence ini adalah sebagai berikut :

1.Diam karena mengalah ; mahasiswa melakukan hal ini biasanya sebagai tanda damai bukan tanda kekalahan. Hal ini dapat ditemukan ketika terjadi diskusi keras di dalam kelas, bisa juga saat pembicaraan antar sahabat dimana tidak ada pihak yang mau mengalah.

2.Diam karena menunggu ; mahasiswa melakukan komunikasi silence yang berbentuk penantian. Biasanya ini menunggu lawan bicara untuk selesai berbicara dahulu, atau berharap lawan bicaranya memulai pembicaraan.

3.Diam karena tanda ketidakpahaman ; konteks silence semacam ini terjadi di dalam kelas. Misalnya untuk menjaga gengsi ketika ditanyai kejelasan pengajaran dosen oleh teman lainnya.

4.Diam karena malu ; tidak selamanya ketika komunikasi interpersonal antar mahasiswa, dimana salah satu pihak diam itu merupakan bentuk kepasifan. Kadangkala seorang mahasiswa merasa punya kemampuan, tetapi enggan untuk menyampaikan kepada mahasiswa lain.

ANALISIS KONTEKS PENGGUNAAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN BENTUK NON VERBAL

Komunikasi interpersonal sering digunakan setiap manusia dalam hidupnya. Penting untuk mengetahui bagaimana pengaplikasian komunikasi interpersonal dilakukan, sehingga kita mengetahui secara menyeluruh tentang apa yang dicoba untuk dikomunikasikan. Bentuk – bentuk kata dilakukan dengan komunikasi verbal, sedangkan yang bukan atau selain kata – kata adalah komunikasi nonverbal.

Konteks komunikasi yang dilakukan antar mahasisiwi/ mahasiswa FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta, membutuhka suatu analisis yang lebih mendalam untuk mengetahui bagaimana tana – tanda nonverbal dikomunikasikan dalam interaksi pertemanan antar mahasiswi/ mahasiswa. Berikut adalah bagaimana anda – tanda nonverbal terjadi dalam komunikasi interpersonal mahasiswi/ mahasiswa FISIP UAJY.

1.Presentasi di Depan Kelas

Komunikasi interpersonal yang sering dilakukan adalah dengan teman duduk yang terdekat atau pertanyaan dua arah yang ditujukan dari mahasiswa kepada mahasiswa yang lain ( presentasi individu ).

Dari pengamatan, symbol komunikasi nonverbal yang dilakukan dalam tataran ini yang palig sering adalah kinesics. Kinesics banyak digunakan pada saat presentasi di depan kelas dan paralanguage. Ketika presentasi di depan kelas, dosen akan mengetahu bagaimana perasaan mahasiswi/ mahasiswa yang bersangkutan ketika meju di depan kelas.

2.Menunggu Kelas atau Dosen

Komunikasi interpersonal nonverbal yang terjadi pada saat menunggu kelas atau dosen adalah proksemik. Proksemik ini atau komunikasi dengan jarak yang digunakan untuk mengaplikasikan hubungan interpersonal dapat terlihat bahwa seorang mahasiswi/ mahasiswa berpacaran, bersahabatan, musuhan, dan lain sebagainya dari jarak ia duduk berdua dengan teman disampingnya. Biasanya yang pacaran saat menunggu kelas atau dosen, duduknya akan saling berdekatan satu sama yang lainnya.

3.Persiapan Pulang

Ketika persiapan pulang pastinya mahasiswi/ mahasiswa akan selalu melihat jamnya berkali – kali kalau tidak bertanya kepada temannya sekarang sudah menunujukkan jam berapa. Pada saat persiapan pulang, yang paling banyak digunakan adalah komunikasi nonverbal dengan chronemics yaitu pengaplikasian waktu, karena kadangkala mahasiswi/ mahasiswa akan menilai apakah tepat waktu atau tidak tepat waktu ( baik kurang atau justru lebih ).

4.Sessi Tanya Jawab di Kelas

Pada saat sessi tanya jawab didalam kelas, maka komunikasi nonverbal yang banyak dilakukan pada civitas FISIP UAJY adalah silence yaitu diam. Diam ini paling banyak dilakukan oleh mahasiswi/ mahasiswa dikarenakan tidak memahami atau sdah paham, dan diam itu memberikan makna kepada dosen mengetahui atau tidak mengetahui emosi mahasiswi/ mahasiswanya.

5.Tugas Kelompok

Pada saat mengerjakan tugas kelompok yang paling banyak dilakukan adalah model shronemics yaitu karena ada yang tepat waktu dan ada pula yang terlambat.

6.Aktivitas Hot Spot

Pada saat aktivitas hot spot maka yang banyak digunakan adalah komunikasi nonverbal dengan model proksemik, yaitu jarak hubungan seseorang dengan yang lainnya. Ketika dua orang di ruang hot spot saling berdekatan dan menunjukkan keintiman, maka dapat diprediksi mereka berpacaran dan ketika berjauhan mungkin sedang bermusuhan atau tidak kenal satu sama lain.

7.Sessi Kegiatan Belajar Mengajar

Pada saat kegiatan belajar mengajar yang paling sering dilakukan oleh mahasiswi/ mahasiswa adalah kinesiks, biasanya dengan bercakap – cakap dengan teman atau berbisik – bisik agar tidak bosan.

8.Walking

Ketika seorang mahasiswi/ mahasiswa berjalan di selasar atau halaman, maka komunikasi nonverbal yang digunakan dapat dipastikan artefak, environmental factor, dan physical appearance. Hal ini dikarenakan ingin menyampaikan pesan dari gaya penampilan yang ia gunakan untuk berkomunikasi.

9.Membaca Pengumuman

Pada saat membaca pengumuman yang paling sering digunakan adalah model komunikasi nonverbal dengan haptics, hal ini dikarenakan kadangkala menggunakan gerak tubuh untuk memahami suatu pengumuman. Kronemik juga digunakan ketika membaca pengumuman, misal melihat jam lalu naik ke lantai atas ketika perkuliahan telah dimulai.

10.Bertemu atau Berbicara dengan Dosen

Ketika bertemu dan berbicara dengan dosen maka komunikasi nonverbal yang dilakukan adalah silence, hal ini dikarenakan kadang mahasiswi/ mahasiswa malu dan masih berfikir ketika hendak berbicara dengan dosennya.

Dari analisis yang dilakukan maka komunikasi nonverbal yang paling banyak dilakukan oleh mahasiswi/ mahasiswa FISIP UAJY adalah kronemik, proksemik, dan haptics. Ketiga – tiganya ini sangat banyak digunakan. Alasan mengapa kronemik yang paling banyak digunakan adalah dalam komunikasi interpersonal apapun termasuk nonverbal yang dilakukan oleh mahasiswi/ mahasiswa FISIP UAJY selalu dibatasi atau dimanfaatkan oleh waktu, misal bertemu dengan pacarnya saat tidak kuliah. Contoh brikutnya adalah keterlambatan yang sering dijumpai saat janjian bertemu atau bahkan melihat papan pengumuman yang dibatasi oleh jam masuk perkulaiahan. Sedangkan proksemik banyak didapati ketika mahasiswi/ mahasiswa berkumpul, kita dapat memahami komunikasi nonverbal mereka tentang hubungan mereka dari jarak yang mereka gunakan dalam berkomunikasi. Selanjutnya, haptics banyak digunakan karena hal ini mengarah pada dukungan atas komunikasi lisan, dengan adanya gerakan tubuh.

Model Komunikasi Nonverbal Baru

Di lingkungan FISIP UAJY pada komunikasi interpersonal antar mahasiswi/ mahasiswanya ditemukan model – model baru yaitu Clothing. Clothing dalam refernsi terbagi untuk menunjukkan beberapa status, diantaranya :

1.Economic level.

2.Educations level.

3.Trustworhiness.

4.Social positions.

5.Level of sophistication.

6.Economic background.

7.Social background.

8.Educational background.

9.Level of success.

10.Moral character. ( Adler&Towne. 1990. P: 231 )

Hal ini sangat terlihat pada mahasiswi/ mahasiswa yang mengenakan pakaian berbeda satu sama lainnya, jelaslah ini merupakan pertanda komunikasi interpersonal dalam bentuk nonverbal. Contohnya adalah sebagai berikut :

1.Economic level ; pakaian dengan model merk tertentu yang harganya di mall mencapai 1 juta rupiah, menunjukkan orang tersebut berada pada level ekonomi menengah keatas.

2.Educations level ; pakaian mahasiswa yang memakai baju kemeja atau kantor, menandakan ia tengah menempuh semester akhir perkuliahan.

3.Trustworhiness ; misalnya mahasiswi program studi Public Relations yang mengenakan pakaian seperti humas suatu perusahaan dan berdandan wangi agar seolah sedang melayani stakeholdernya dan membantuk citra.

4.Social positions ; misalnya dengan menggunakan jas almater itu diartikan mempunyai posisi tertentu di kampus seperi BEM dan lain – lain.

5.Level of sophistication ; misalnya ketika seorang mahasiswi ganti – ganti pakaian untuk ke kampus. Hal ini menandakan orang tersebut suka berbelanja dengan intensitas yang sering.

6.Economic background ; misalnya ketika seorang mahasiswa menggunakan baju partai politik. Bisa jadi dia dibayar oleh partai sebagai latar ekonomi pendukungnya

7.Social background ; misalnya ketika seseorang menggunakannaju adat atau batik, hal ini mampu mencirikan latar sosialnya dari daerah tertentu.

8.Educational background ; misalnya ketika seseroang mengenakan baju religi yang menandakan latar edukasinya dari sekolah seminari.

9.Level of success ; misalnya ingin menunjukkan kesuksesan dengan jalan menggunakan jass.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.Moral character ; misalnya mengenakan pakaian yang alim.

Analisis Komunikasi Interpersonal Tatap Muka dan Ber – Media

Perbedaan komunikasi interpersonal tatap muka dengan ber – media atau medio adalah dapat dijelaskan sebagai berikut. Komunikasi interpersonal tatap muka cirri – cirri atau karakteristinya :

1.Menggunakan saluran yaitu ruang pertemuan secara langsung, jadi antar personal saling bertemu dan mampu melihat wajah parternya.

2.Komunikator dan komunikan berada berdekatan.

3.Komunikasi interpersonal tatap muka menggunakan sebuah zona ruangan untuk mengadakan interaksi komunikasi.

4.Komunikasi interpersonal tatap muka dilakukan secara langsung.

5.Sifatnya sengaja atau tidak disengaja ( direncanakan atau tidak direncanakan ).

Karakteristik komunikasi interpersonal tatap muka dapat dijelaskan bahwa komunikasi ini dilakukan oleh beberapa orang atau lebih dengan menggunakan model face to face. Model ini disebut sebagai model konvensional, yaitu masing – masing pihak mengadakan pertemuan untuk saling mengomunikasikan hal – hal yang menjadi tujuan komunikasi. Kelebihan dengan model tatap muka, masing – masing pihak dapat saling melihat wajah partnernya. Hal ini sangat penting karena digunakan sebagai bentuk visualisasi secara langsung, sehingga kita mampu menginterpretasikan apa saja yang dirasakan oleh orang yang kita ajak berkomunikasi. Jarak yang digunakan ketika menggunakan model tatap muka juga menggunakan jarak berdekatan, dimana satu dengan yang lainnya berada pada cakupan jarak yang tidak jauh atau sesuai dengan harapannya, misalnya penggunaan proksemik. Selain itu yang pasti dilakukan ketika menggunakan komunikasi interpersonal model tatap muka adalah dengan mengadakan ruang untuk mengadakan interaksi, ruang ini adalah kesepakatan mengenai beberapa hal yang ingin dikomunikasikan. Komunikasi interpersonal dengan model tatap muka juga dilakukan secara langsung. Komunikasi model ini juga sifatnya bisa disengaja ataupun tidak disengaja, sehingga kadangkala tidak perlu direncanakan ketika akan melakukan komunikasi.

Komunikasi ber – media ciri – ciri atau karakteristiknya adalah :

1.Menggunakan salura yang berupa media massa sebagai perantara, sehingga antar personal tidak harus bertemu ketika melakukan pertemuan.

2.Komunikan dan komunikator berada terpisah.

3.Intensitas dan frekuensi berkomunikasi interpersonal dengan menggunakan media tergantung pada bagaimana kualitas media perantara yang dipakai.

4.Sifatnya direncanakan.

Komunikasi bermedia dengan interpersonal mempunyai cirri menggunakan media massa sebagai perantara, hal ini menyebabkan komunikasi dengan model ini tidak perlu mengadakan pertemuan langsung ketika hendak melakukan komunikasi. Komunikasi interpersonal bermedia atau medio dapat dilakukan dengan berbagai macam media, diantaranya adalah : telephone, dengan fasilitas internet ( social network, email, chatting, messenger, dan aplikasi pendukung komunikasi interpersonal lainnya ), pager, radio komunikasi, fasilitas teknologi lain ( video call dengan akses 3 G misalnya, video conference, dan lain sebagainya ). Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi akan menambah keberagaman komunikasi interpersonal dengan menggunakan media. Hal ini membuat ketika komunikasi interpersonal bermedia dilakukan, maka komunikan dan komunikatornya berada pada jarak yang terpisah. Intensitas dan frekuensi berkomunikasi interpersonal dengan media juga tergantung pada bagaimana kualitas media perantara yang dipakai sehingga kadangkala menyebabkan tidak imabangnya komunikasi yang dilakukan karena adanya effect dan noise yang mudah sekali didapatkan. Komunikasi interpersonal dengan model bermedio, juga sifatnya direncanakan. Perencanaan hal ini membuat kita harus mempersiapkan apa saja yang dikomunikasikan, meskipun ada yang tidak disengaja tetapi komunikasi interpersonal bermedia menggunakan inisiatif untuk memulainya ( hal ini mengarah pada direncanakan, apalagi kita harus mempersiapkan media perantara yang akan dipakai ).

Kelebihan komunikasi interpersonal tatap muka :

1.Langsung berhadapan antar personal.

2.Mengetahui reaksi emosional dari orang yang kita ajak berkomunikasi.

3.Menghargai keberadaan seseorang dan menambah kedekatan.

4.Mengetahui komunikasi verbal dan nonverbal yang dilakukan oleh orang lain.

5.Mengurangi sedikitnya effect dan noise antar personal.

6.Harganya murah.

Komunikasi interpersonal dengan model tatap muka mempunyai berbagai kelebihan yang tidak dimiliki oleh komunikasi interpersonal bermedia atau medio, yang pertama adalah komunikasi interpersonal tatap muka langsung berhadapan dengan orang lain, hal ini jelas memudahkan kita untuk mengetahui reaksi emosional orang yang kita ajak berkomunikasi. Hal ini mengarah pada misalnya bagaimana mimik muka orang yang sedang kita ajak berkomunikasi dan bagaimana cara dia berkomunikasi dengan kita yang menunjukkan kesukaan atau ketidaksukaan pesan terhadap komunikasi yang dilakukan. Kelebihan lain adalah dengan bertatap muka, maka kita lebih akan menghargai orang yang kita ajak berbicara atau berkomunikasi. Kelebihan lain adalah kita mampu mengetahui bahasa verbal dan bahasa non verbal orang yang kita ajak berbicara. Misalnya mengarah pada bagaimana penggunaan intonasi berbicara atau kata – kata yang dipakai dalam proses berkomunikasi. Komunikasi interpersonal dengan model tatap muka juga dipastikan mampu mengurangi efek dan noise yang terjadi ketika proses komunikasi dilakukan. Komunikasi interpersonal dengan model tatap muka juga mempunyai kelebihan lainnya yaitu harganya murah. Dapat terbayangkan bahwa komunikasi interpersonal tidak memerlukan biaya untuk kita melakukannya. Kita dapat berbicara dengan rekan sebangku di saat kuliah atau sekedar melakukan pendekatan informal kepada dosen pembimbing kita. Komunikasi interpersonal dengan model tatap muka sangat murah untuk kita lakukan, jika dilihat dari segi harganya.

Kekurangan komunikasi interpersonal tatap muka :

1.Terbatas pada waktu dan situasi tertentu.

2.Tidak dapat dilakukan pada saat jarak jauh dan tidak mungkin bertemu.

3.Lebih besar untuk mendatangkan konflik.

4.Tidak praktis.

Berikutnya, ketika kita membahas komunikasi interpersonal dengan model tatap muka dapat dipastikan juga hal ini mempunyai beberapa kekurangan atau titik lemah. Kekurangan komunikasi interpersonal dengan model tatap muka adalah komunikasi ini terbatas pada waktu dan situasi tertentu, misalnya adalah kia hanya bisa mengandalkan orang yang kita ajak komunikasi ketika terjadi berbagai kesulitan. Situasi bencana alam merupakan coontoh dimana ketika kita ingin bertemu dengan orang lain, tetapi kita terhambat karena akses yang tidak ada untuk bertemu. Hal yang terkait dengan itu juga dalam kejadian long distance relationship, komunikasi interpersonal tatap muka secara langsung juga tidak dapat dilakukan. Selanjutnya kita juga lebih berpotensi untuk mendatangkan konflik secara langsung, misalnya kesalahan memahami apa yang disampaikan partner komunikasinya sehingga terjadi kemarahan atau ketersinggungan. Kekurangan yang terdapat pada komunikasi interpersonal dengan model tatap muka berikutnya adalah, komunikasi dengan model ini tidak praktis. Komunikasi interpersonal tatap muka bisa dikatakan berbelit – belit, dimana kadang kita mempunyai banyak keterbatasan yang menjadikan komunikasi tidak dapat dilakukan ( misalnya keadaan yang mendesak ). Hal serupa juga terjadi ketika komunikasi yang dilakukan pada orang – orang yang memiliki mobilitas atau kesibukan tinggu dalam dunia kerja, komunikasi interpersonal dengan model tatap muka sukar untuk memberikan solusi agar komunikasi dapat dijalankan dengan praktis ( karena tidak ada media perantara ).

Kelebihan komunikasi interpersonal ber - media adalah :

1.Menggunakan dan memanfaatkan teknologi, sehingga menggunakan dan memanfaatkan modernisasi.

2.Tidak perlu bertemu.

3.Efektif dan efisien.

4.Dapat dilakukan dalam situasi dan kondisi apapun.

Komunikasi interpersonal dengan media merupakan komunikasi yang diunggulkan dalam hal pemakaian teknologi dalam berkomunikasi secara interpersonal. Penggunaan teknologi ini pastinya dapat dimanfaatkan oleh semua orang dan sifatnya mampu mempermudah. Misalnya ketika kita harus menanyakan kabar saudara kita di perantauan maka kita bisa menggunakan telephone untuk melakukan hal itu. Selanjutnya kita dalam berkomunikasi medio juga tidak perlu bertemu dengan orang yang hendak kita ajak berbicara, misalnya kita dapat melakukan dengan chatting dan sebagainya. Komunikasi dengan model ini juga efektif dan efisien, karena kita tidak perlu bertemu tadi. Komunikasi interpersonal dengan menggunakan media juga dapat dilakukan dalam situasi dan kondisi apapun, misalnya ketika terjadi hujan salju atau abu maka kita dapat melakukan komunikasi interpersonal dengan menggunakan media tertentu.

Kekurangan komunikasi interpersonal ber – media adalah :

1.Tidak mengetahui sesungguhnya bagaimana emosional atau perasaan orang yang diajak berkomunikasi.

2.Tidak dapat memahami secara benar komunikasi verbal dan nonverbal yang dilakukan oleh orang lain.

3.Menambah effect dan noise antarpersonal.

4.Harganya mahal.

5.Perlu latihan dan keterampilan atau skill.

Komunikasi interpersonal bermedia memang banyak kelebihan, tetapi ini juga tidak luput dari berbagai kekurangan. Kekurangan atau kelemahan pertama yang terjadi saat menggunakan media dalam berkomunikasi interpersonal adalah kita tidak mengetahui bagaimana sesungguhnya emosional atau perasaan orang yang kita ajak berkomunikasi. Kita juga tidak dapat memahami secara benar bagaimana komunikasi verbal dan komunikasi non verbal yang dilakukan oleh orang lain. Hal ini dapat dicontohkan, misalnya penampilan di video call dapat menipu karena adanya effect. Effect dan noise antarpersonal juga mudah terjadi ketika menggunakan media. Media sebagai perantara ini sangat rentan dengan gangguan, misalnya kita tidak dapat menelephone saudara kita disaat terjadi gangguan jaringan telephone. Kita paham bahwa melakukan komunikasi interpersonal dengan model menggunakan media, memerlukan biaya produksi untuk melakukannya. Biaya produksi ini termasuk pada alat atau sarana prasarana yang kita gunakan. Kita melakukan chatting dengan teman, imbasnya kita harus membayar tagihan bulanan internet. Sama halnya ketika kita hendak telephone teman kita yang ada jauh di luar jangkauan kita untuk berkomunikasi, kita juga akan dikenakan tarif. Dapat dipastikan bahwa dalam berkomunikasi interpersonal medio atau menggunakan media, kita selalu berimbas pada mahalnya biaya yang harus kita bayar demi terlaksananya keberlangsungan komunikasi yang dilakukan. Biaya pula yang kadang membatasi kita berkomunikasi dengan media, seperti putusnya jaringan internet karena pulsa internet telah habis atau jatuh masa batas akhir isi pulsa. Kekurangan lain yang terjadi pada saat kita melakukan komunikasi interpersonal bermedia adalah source harus mempunyai keterampilan khusus dalam menggunakan alat – alat yang akan digunakan, ini berkaitan dengan konteks budaya dan kadang orang tidak memiliki skill untuk menjanakan aplikasi dalam media. Hal ini menjadikan kesulitan utama dalam komunikasi bermedia, dimana komunikan dan komunikator harus mempunyai skill atau keterampilan ( setidaknya berlatih ) untuk menggunakan alat – alat yang akan digunakan dalam berkomunikasi.

Analisis saya pada komunikasi interpersonal ber – media atau media dalam konteks komunikasi virtual atau yang memanfaatkan dunia maya atau internet dengan interaktif dan tanpa bertemu bagi saya tidak setuju. Karena saya merasa bahwa komunikasi medio dengan virtual akan menambah orang untuk menjadi egois dan malu bertemu dengan orang lain. Kasus kebanyakan yang sering terjadi, di chatting misalnya tampak dekat tetapi saat bertemu keduanya hanya diam saja. Hal yang harus ditaklukkan manusia saat berkomunikasi adalah rasa takut yang dirsakannya sendiri, rasa takut ini harus dihadapi ketika bertemu secara tatap muka dengan orang lain. Contoh kongkretnya dalah di saat ada sepasang kekasih yang saling suka, jika pendekatan yang dilakukan tidak bertemu maka pendekatan yang dilakukan akan sama saja.Tekonologi memang mempermudah kita untuk berkomunikasi, tetapi teknologi tidak mampu menggantikan esensi utama dan awal komunikasi antar personal atau manusia. Dalam komunikasi interpersonal medio, tidak ada realitas sosial karena yang ada hanyalah realitas maya yang direpresentasikan oleh media internet. Sebaliknya, komunikasi interpersonal tatap muka sangat mengandalkan realitas sosial, kita mampu mengatasi dan membuat konflik secara nyata dan tanpa adanya keraguan bahwa itu mimpi.

REFERENSI

Adler, Ronald B and Towne, Neil. 1990. Looking Out Looking In Interpersonal Communcation. USA : Holf, Rinehart, and Winston.Inc.

Mulyana, Deddy. 2008. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Richard, West and Turner, Lynn.H. 2007. Introducing Commuication Theory : Analysis and Application 3rd Editions. NY US : McGraw Hill International.

Trenholm, Sarah. 1995. Thingking Through Communcation An Introductrion to the Study of Human Communcation. Boston : Allyn and Bacon.

Wood, Julia T. 2007. Interpersonal Everyday Encounters Communication. Belmont CA USA : Thomoson Wardsworth.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline