Lihat ke Halaman Asli

danu novrianto

Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Prodi Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pengembangan Materi Komunikasi Retorika

Diperbarui: 29 Mei 2024   00:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Sumber: Dok.Pribadi

Oleh: Syamsul Yakin dan Danu Novrianto

Dosen dan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Dalam bahasa komunikasi retorika, "pathos" adalah salah satu dari tiga metode utama persuasi yang diidentifikasi oleh filsuf Yunani kuno Aristoteles, bersama dengan "ethos" dan "logos". Pathos merujuk pada penggunaan emosi untuk mempengaruhi audiens. Makna pathos berati bahwa seorang komunikator seyogyanya
memiliki kemampuan emosional yang baik dalam mengelola emosi, empati, dan persuasi. Melalui kadar empati dan persuasi tersebut akan terbangun komunikasi yang produktif. Pathos bertujuan untuk membangkitkan emosi audiens agar mereka terhubung secara emosional dengan pesan yang disampaikan. Emosi yang dibangkitkan bisa berupa rasa simpati, marah, bahagia, takut, atau sedih. Dengan menggunakan pathos, komunikator dapat menciptakan hubungan emosional yang kuat dengan audiens, yang dapat membantu memperkuat pesan yang ingin disampaikan dan mendorong audiens untuk mengambil tindakan tertentu.

Yang kedua ethos, ethos adalah kekuatan yang dimiliki komunikator (pembicara) dari
karakter pribadinya, sehingga ucapan-ucapannya dapat dipercaya. Jika audiens menganggap pembicara sebagai orang yang kompeten, jujur, dan memiliki integritas, mereka lebih mungkin menerima pesan yang disampaikan. Dengan menggunakan ethos, komunikator dapat menciptakan kepercayaan dan otoritas yang diperlukan untuk membuat audiens lebih terbuka dan menerima pesan yang disampaikan.

Yang terakhir adalah logos, logos merujuk pada penggunaan logika, alasan, dan bukti untuk meyakinkan audiens. Dalam retorika klasik, logos adalah sarana persuasi dengan menunjukkan bukti logis, nyata atau nyata. Jamak: logoi . Disebut juga argumen retoris, pembuktian logis, dan daya tarik yang rasional. Logos bertujuan untuk mempengaruhi audiens melalui argumen yang logis dan berbasis bukti. Ini melibatkan penggunaan fakta, data, statistik, dan penalaran rasional untuk mendukung suatu klaim atau pendapat. Dengan menggunakan logos, komunikator dapat membuat argumen yang kuat dan meyakinkan berdasarkan fakta dan logika, yang dapat membantu audiens memahami dan menerima pesan yang disampaikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline