Sumber: Dok.Pribadi
Oleh Syamsul Yakin dan Danu Novrianto
Dosen dan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Terdapat tiga pemahaman utama tentang retorika. Pertama, retorika sebagai seni berbicara. Kedua, retorika sebagai seni mempengaruhi audiens. Dan ketiga, retorika sebagai seni menggunakan bahasa secara efektif. Dalam konteks praktis, penceramah sering menggunakan retorika pertama, yaitu seni berbicara yang memukau, terutama dalam ceramah yang bersifat informatif.
Penyampaian yang memukau sering dilakukan oleh penceramah melalui media visual atau audio-visual. Ini melibatkan pengungkapan gagasan, informasi, dan harapan secara lisan dengan sentuhan estetika kepada pendengar. Ceramah informatif merupakan bentuk komunikasi yang memberikan informasi untuk memperkaya pengetahuan para target audiens.
Menggunakan seni berbicara yang memukau adalah kunci penting dalam ceramah informatif. Hal ini dikarenakan ceramah informatif bertujuan untuk menyampaikan kabar, informasi, atau berita penting kepada audiens. Contohnya, informasi mengenai agama, pendidikan, atau kesehatan harus disampaikan secara informatif dan komunikatif dengan menggunakan seni berbicara yang emosional atau mampu membuat para pendengar mau mendengarkan apa yang kita sampaikan.
Secara umum, retorika penceramah melibatkan seni berbicara di depan publik atau jemaah. Penceramah agama secara informatif menyampaikan pesan dakwah tentang akidah, ibadah, dan akhlak untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Beda hal nya dengan penceramah di bidang pendidikan, kesehatan, dan lainnya, beberapa hal tersebut merupakan penyampaian beberapa pesan yang berbeda. Namun, yang menjadi fokus utama adalah penyampaian ceramah secara estetis, menarik, informatif, serta bisa menyampaikan manfaat bagi pendengar dan khalayak banyak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H