Lihat ke Halaman Asli

Pembangunan Open Base Transceiver Station sebagai Alternatif Sarana Pemenuhan Akses Hak Publik

Diperbarui: 20 Oktober 2015   04:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Pembangunan Open Base Transceiver Station sebagai Alternatif Sarana Pemenuhan Akses Hak Publik Terhadap Komunikasi dan Informasi dalam Bidang Telekomunikasi

Hak berkomunikasi dapat menjangkau universal akses berdasarkan pada biaya yang murah dan tarif yang murah juga, beberapa strategi yang dapat dikembangkan adalah dengan beberapa dukungan, baik yang melibatkan orang-orang tertentu yang berpengalaman dalam teknologi komunikasi, masyarakat yang berperan serta juga dukungan dari pihak pemerintah dalam penyediaan infrastruktur yang dalam operasionalnya juga dengan biaya yang lebih murah. Teknologi yang dapat dikembangkan untuk menuju pada akses yang merata tersebut adalah yang dikenal saat ini dengan Open Based Transceiver Station atau Open BTS.

Open Base Transceiver Station (Open BTS) merupakan salah satu BTS jaringan telekomunikasi GSM yang berbasis software, yang memungkinkan telepon seluler berbasis GSM dapat digunakan untuk aktivitas menelepon, pengiriman dan penerimaan pesan tanpa melalui jaringan operator seluler. Open BTS dikenal sebagai implementasi open source pertama dari protokol standard industri jaringan seluler berbasis GSM. Open BTS mengganti kedudukan dari funsi infrastruktur operator seluler GSM. Pada awalnya teknologi Open BTS merupakan sebuah proyek yang dijalankan oleh Harvind Samra dan David A. Burgess dengan misinya yaitu pengurangan biaya atas layanan seluler GSM di wilayah negara-negara berkembang agar biaya rata-rata pelanggan yang digunakan untuk berkomunikasi lewat ponsel dalam capaian US $ 1 per pelanggan.

Percobaan atau test lapangan dari Open BTS dilakukan di Nevada dan California Utara, Amerika Serikat. Dalam percobaannya saat itu, lisensi radio sementara untuk periode yang cukup pendek didapatkan melalui Kestrel Signal Processing (KSP), yaitu perusahaan konsultan dari pembuat Open BTS. Kemudian di tahun 2010, sistem Open BTS dipasang secara permanen di sebuah Negara yang bernama Nieu.

Pemasangan ini merupakan instalasi pertama yang tersambung dan dicoba oleh perusahaan telekomunikasi di negara tersebut. Nieu adalah sebuah negara yang sangat kecil dengan jumlah penduduk yang hanya 1700 jiwa. Sedikitnya jumlah penduduk ini tentunya tidak menarik pihak penyelenggara operator seluler untuk menjadikannya target industri, sehinnga struktur dengan penggunaan Open BTS sangat sesuai dengan negara Nieu yang juga mengharapkan adanya layanan seluler guna berkomunikasi namun terhalang oleh ketidakmampuan jika harus membeli infrastruktur sistem BTS GSM konvensional (Open BTS, http://opensource.telkomspeedy.com/wiki/index.php/OpenBTS)

Open BTS juga memiliki versi komersial, terdapat dua versi open BTS yang dijual oleh Range Network, adalah sebagai berikut:

  1. Distribusi Publik, yang menggunakan lisensi AGPLv3, cocok untuk pendidikan dan experimen/ pengembangan. Versi ini tidak cocok untuk instalasi komersial.
  2. Distribusi Komersial menggunakan EULA dan di jadikan satu paket dengan hardware Range Networks. Versi komersial termasuk banyak fitur carrier-grade seperti Multi-ARFCN, billing, provisioning, prepaid, struktur data base, mobility dan dalam perkembangannya sebentar lagi cell-to-cell handoff dan menuju pada pengaksesan paket data (GPRS, EDGE dan UMTS).

Sebuah produk Open BTS komersial akan memungkinkan  untuk dioperasikan dengan versi fully featured commercial dari Open BTS yang sangat cocok untuk proyek disaster recovery. Perkiraan rata-rata networks memberikan banyak versi komersial Open BTS dari 100 mW sampai 50 W dalam berbagai variasi pilihan packaging, power supply, frequency band operation dan performance. Adapun harganya, adalah berkisar diantara range dari $5,995 sampai $15,995 yang tergantung pada pilihan konfigurasi (USD FOB San Francisco).

Base Station Open BTS ini dapat di upgrade secara software dari 2G ke 3G sebagai pilihan konfigurasi. Range Networks juga memberikan training berbayar, customer support, kontrak maintenance dan software upgrades (contohnya untuk 2G ke 3G atau single-ARFCN ke multiple-ARFCN). Range Networks mempunyai banyak sistem yang di instal di seluruh dunia termasuk di beberapa operator seluler terkemuka di dunia, seperti: T-Mobile, Orange, Telefonica SA, AT&T, Kasi Mobile, Telecom Niue, Raytheon, Qualcomm, RIM, Samsung, SRI, BBN, SAIC, General Dynamics, Lockheed-Martin dan masih banyak yang lainnya lagi.

Kebutuhan informasi dan melakukan komunikasi dengan siapa saja dan dimanpun serta kapan saja yang menjadi hak warga negara terkait dengan Kesenjangan penyediaan jasa telekomunikasi seperti yang terjadi di negara Nieu, memiliki kesamaan karakter dengan negara Indonesia dari segi geografis. Negara Indoenesia memiliki bagian-bagian wilayah kepulauan yang penduduknya tidak cukup besar sebagi pangsa dari penhembangan industri telekomunikasi yang menguntungkan pihak pemilik modal. Dalam perkembangannya, ketika ada peningkatan perluasan jaringan masih terdapat pemberlakuan tarif pulsa yang berbeda antara satu wilayah dengan yang lainnya.

Teknologi Open BTS dalam implementasinya pernah digunakan pada saat darurat, seperti pada saat terjadinya bencana di suatu wilayah. Namun melihat keadaan wilayah Indonesia yang sangat bebeda secara geografis bentuk wilayahnya terpisah antara satu wilayah yang satu dengan wilayah yang lainnya, maka Open BTS menjadi suatu potensi yang dapat memenuhi hak untuk mengakses informasi bagi masyarakat yang berada di wilayah terpinggirkan atau perbatasan.  Sebagian dari wilayah di Indonesia memang tidak sedikit yang belum tercover oleh jaringan telekomunikasi seluler.

Berdasarkan pengalaman, untuk dapat mengakses komunikasi ketika berada di wilayah yang tidak tercover oleh jaringan telekomunikasi dibutuhakan suatu perangkat telepon yang menggunakan voucher dengan sekali pembelian pada nominal satu juta rupiah. Bahkan untuk tarif meneleponnya sendiri terbilang mahal karena bisa setara dengan tarif menelepon internasional.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline