[caption caption="Animasi Spongebob yang disensor/Solopos"][/caption]Kenal dengan Sandy? Bukan Sandy Sandoro kembaranya Narji lho. Tapi Sandy, nama seekor tupai yang kini sedang bikin heboh. Seekor tupai yang ada di film animasi Spongebob dinilai berpakaian terlalu vulgar, tanpa memakai pakaian yang sopan dan hanya memakai bra, dia berkelana ke mana-mana. Oleh karena itu, Sandy perlu disensor dengan cara memblur di bagian dada. Kenapa harus diblur, karena tingkah laku dari Sandy ini ditakutkan dapat berpengaruh buruk terhadap anak-anak yang senang nonton film Spongebob.
Kenal dengan Shizuka? Itu lho cewek yang ditaksir setengah mati sama Nobita. Nah, Shizuka ini juga sembrono. Suka memakai swimsuit. Walaupun tidak boleh disalahkan sih, karena Shizuka memakai swimsuit-nya di kapal pesiar. Toh, kelakuan Shizuka ini juga dianggap tidak sopan. Sehingga perlu diblur juga pada bagian-bagian tertentu dari Shizuka ini. Sungguh, kelakuan Shizuka ini bisa berpengaruh buruk terhadap kelakuan anak-anak.
[caption caption="Shizuka berbikini di kapal pesiar/TribunNews"]
[/caption]Itulah salah dua dari film animasi yang sekarang terkena sensor oleh stasiun televisi yang menayangkan program tersebut. Tentu saja penyensoran ini mendapatkan tanggapan dari masyarakat. Apakah masyarakat kita yang terkenal religius dan sopan tersebut menyambut baik penyensoran ini? Ternyata tidak. Banyak masyarakat yang mengecam KPI berkenaan dengan penyensoran film animasi ini.
Masyarakat mempertanyakan kepada KPI, kenapa harus takut dengan seekor tupai yang telanjang? Film animasi lagi. Apakah ketelanjangan seekor tupai ini akan mempengaruhi otak anak-anak menjadi tambah ngeres? Atau Shizuka yang berbikini juga akan mempengaruhi libido anak-anak ketika melihat tontonan tersebut? Sengeres itukah otak anak-anak jaman sekarang? Atau otak yang membuat kebijakan tersebut yang ngeres melihat tayangan animasi tersebut?
Lalu siapa yang melakukan kebijakan penyensoran film animasi ini? KPI atau stasiun televisi yang menayangkan?
KPI telah membantah bahwa mereka telah menginstruksikan menyensor film animasi tersebut, seperti pernyataan Agatha yang dikutip oleh TribunNews. Jika bukan KPI yang menginstruksikan kebijakan tersebut, berarti stasiun televisi sendiri yang melakukan penyensoran. Pertanyaan besarnya adalah ada apa dalam otak para pembuat kebijakan penyensoran film animasi di stasiun televisi tersebut? Mereka yang ngeres atau mereka takut mendapatkan sanksi dari KPI? Hanya mereka sendiri yang tahu.
Tetapi alangkah naifnya kita, jika hanya karena film animasi tersebut menampilkan seekor tupai yang hanya mengenakan bra dan Shizuka yang masih tergolong anak-anak menggunakan bikini, tayangan tersebut disensor dengan cara diblur. Padahal dengan cara mengeblur begitu, makin mempertajam keingintahuan si anak tentang hal tersebut. Dan mereka makin ingin mengetahui kenapa bagian-bagian tersebut disensor. Dan, mereka pun akan menemukan jawabannya ketika melihat teman mainnya yang berlainan jenis. Nah lho! Padahal, ketika mereka menonton film animasi yang belum disensor, tak ada pikiran untuk mengetahui hal-hal yang terdapat pada bagian-bagian tersebut. Karena mereka juga sering melihat anak-anak yang bermain di sungai dalam keadaaan telanjang.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H