Semenjak menjadi narasumber di Mata Najwa pada hari Rabu, tanggal 12 Februari kemarin dan di rerun pada hari Sabtu, tanggal 15 Februari kemarin Walikota Surabaya Tri Rismaharini makin banyak diperbincangkan di dunia maya dengan tagar #SaveRisma. Padahal bukan kali pertama ini Bu Risma tampilkan di Mata Najwa, tapi pernah sekali tampil juga di episode Komandan Koboi sekitar bulan April tahun 2012 yang lalu. Namun pada saat itu masih belum banyak yang melirik keberadaan Bu Risma, karena terbenam dari pemberitaan Jokowi yang menggebu-gebu saat itu.
Tetapi setelah episode Wali Pilihan Kota di Mata Najwa dan karena keinginannya untuk mundur dari jabatan walikota menjadikan dirinya kini mulai dilirik oleh media maupun penghuni dunia maya. Namanya kian diperbincangkan. Banyak yang menyesalkan jika Bu Risma benar-benar nanti mundur jadi jabatannya. Dan tentu saja warga Surabaya tidak ingin Surabaya yang sudah begitu indah dan cantik nantinya akan kembali menjadi kota yang berantakan dan penuh debu, sampah-sampah yang berserakan serta ruang hijau menjadi bangunan mall.
Mengapa Bu Risma ingin tetap dipertahankan menjadi Walikota Surabaya? Apa keistimewaan dari seorang Risma? Inilah catatan saya mengenai seorang Tri Rismaharini.
1. Tidak Jaim
Jika kita mengenal seorang pemimpin di Indonesia apapun jabatannya, tentu selalu menjaga citra dirinya di muka umum. Memberikan kesan bahwa dirinya adalah seseorang yang patut dihormati serta diagungkan. Hal ini disebabkan karena jabatannya lebih tinggi dan mereka beranggapan bahwa mereka sepatutnya dilayani.
Tetapi tidak dengan seorang Risma. Beliau tidak segan-segan untuk mengatur lalulintas yang macet, menyapu jalanan atau memunggut sampah yang berserakan. Beliau juga tidak canggung mengangkat selang ketika terjadi kebakaran. Dan beliau tidak menjaga citranya di depan umum. Apapun dilakukannya selama hal itu dapat memperbaiki kota Surabaya.
2. Empati
Bu Risma sangat peduli dengan warganya. Cerita seorang PSK berumur 60 tahun yang tetap melayani langganannya sungguh membuat miris. Begitu juga dengan anak-anak dan remaja yang masih usia sekolah telah bekerja sebagai seorang PSK. Bu Risma dengan kasih sayangnya merengkuh mereka keluar dari dunia hitam tersebut. Anak-anak dan remaja disekolahkan sehingga menjadi pelajar teladan. Orang-orang tua yang tak mampu disantuni. Dan Bu Risma juga tidak segan untuk memberikan penampungan kepada anak-anak jalanan yang ditemukannya. Itulah kepedulian seorang ibu kepada anak-anaknya. Anak-anak warga Surabaya.
3. Sederhana
Jika kita melihat pemimpin-pemimpin di Indonesia, ketika sedang berkuasa, mereka berlomba-lomba untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya demi diri sendiri. Baik secara legal maupun secara ilegal. Secara ilegal tentu kita tahu seperti korupsi, suap serta gratifikasi. Untuk yang ini kita sudah mengetahuinya dari seorang ratu yang kini berdekam di tahanan KPK.