Bayern Munich Akan Disomasi Jokowi?

Siapa yang tidak kenal dengan klub sepak bola asal Jerman bernama FC Bayern Munich atau dalam bahasa Jerman ditulis Fußball-Club Bayern München e.V. atau lebih dikenal dengan nama FC Bayern München yang mana sekarang diarsiteki oleh Pep Guardiola. Tulisan ini tidak ingin membahas kehebatan dari Bayern Munich, lalu apa yang mau dibahas?

Sudah melihat foto di atas? Yang saya ambil dari situs berita online Merdeka.com. Ada yang menarik perhatian anda? Sekilas memang biasa-biasa saja. Sekumpulan orang yang sedang bergaya memegang gelas bir. Iya, itulah Bayern Munich sedang sesi foto untuk iklan sebuah merk bir. Tetapi kalau kita perhatikan lebih lanjut, ternyata mereka semua memakai baju kota-kotak. Kalau mendengar kata 'baju kotak-kotak' teringat pada siapa? Yup, seratus buat anda. Jokowi!

Saya tidak akan mengatakan bahwa FC Bayern Munich ini adalah fans beratnya Jokowi, karena antara mereka rasanya tidak ada hubungan apa-apa. Satu di Indonesia dan satunya lagi di Jerman sana. Tapi kalau mereka mau ngefans sama Jokowi sih, gak apa-apa juga.

Karena baju kotak-kotak sudah indentik dengan Jokowi, apakah saya terlalu lebay jika mengatakan bahwa mereka telah melanggar hak paten Jokowi? (Trus apakah Jokowi sudah mematenkan ciri khasnya ini?), apakah Jokowi akan menuntut FC Bayern Munich untuk kasus ini? Rasa-rasanya juga sudah terlalu absurd bagi kita. Karena kita tahu, jangankan hanya untuk hal sepele ini untuk kasus yang lebih berat pun Jokowi cuek saja.

Contoh kasus, Jokowi dituduh PKI Jokowinya diam saja. Terus masalah Obor Rakyat Jokowi yang katanya ingin memberikan kesaksian di Kepolisian juga tidak jelas juntrungannya, karena sampai sekarang Jokowi belum juga memberikan kesaksiannya di Kepolisian. Terus Jokowi yang dituduh mempunyai banyak simpanan di luar negeri yang ternyata hanya rekayasa, juga dicuekin sama Jokowi.

Apalagi hanya kasus baju kotak-kotak? Tentu Jokowi hanya akan berucap, "Ya, rapopo. Gak mikir" Dan Jokowi tetap dipusingkan dengan penyodoran nama-nama calon menteri.