Lihat ke Halaman Asli

Dany Setia

Pekerja biasa

Ambil yang Bagus dan Tinggalkan yang Jelek

Diperbarui: 6 Maret 2024   10:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sudah sangat lama saya hanya menjadi pembaca setia Kompasiana, bahkan sejak mendaftar sebagai member di 2010 baru beberapa artikel yang sempat di buat. Saya terlalu asyik hanya membaca-baca dan kadang sedikit berkomentar. Ide sebenarnya ada banyak, tapi pada saat mau memulai menulis ada saja yang menyela. 

Dan kali ini, untuk mengenang sandal kesayangan saya yang baru hilang (kesayangan karena yang paling mahal), saya sempatkan waktu untuk menulis artikel ini. 

Untuk kedua kalinya dalam kurun waktu sekitar 4 bulan sejak di mutasi ke tempat kerja yang baru, saya kehilangan sandal sewaktu dibawa ke masjid untuk sholat jumat. Kehilangan pertama terjadi sekitar bulan September 2013 dan yang kedua terjadi pada tanggal 3 Januari 2014. 

Sebenarnya pada kehilangan yang pertama saya cukup mengikhlaskan karena yang hilang tersebut hanya sandal jepit biasa, walaupun masih relatif baru beli. Pun begitu, sewaktu selesai sholat jumat saya masih berusaha mencari dan menunggu jamaah yang lain bubar dulu barangkali sandalnya di pinjam buat wudhu dan di kembalikan tidak pada tempatnya. Tetapi sepertinya bukan karena di pinjam dan di kembalikan sembarangan, karena sampai jamaah hampir habis, sandal saya masih tidak ketemu. Dan akhirnya saya kembali ke kantor dengan "nyeker" alias tanpa alas kaki di tengah cuaca jakarta utara di siang hari beraspal yang cukup panas. 

Untuk kehilangan sandal yang kedua ini, cukup menyesakkan dada dan agak sedikit gak ikhlas karena sandal ini sebenarnya cukup mahal untuk ukuran saya. Sepatu sandal khusus buat naik motor. Sebenarnya saya sudah punya sandal jepit baru di kantor untuk dipakai setiap akan sholat tapi pada saat itu kebetulan lupa memakainya.

Setelah selesai sholat jumat dan akan mengambil sandal, teryata sandal saya sudah tidak ada di tempatnya. Saya berusaha mencari kemana-mana dan bahkan menunggu sampai jamaah benar-benar habis untuk memastikan bahwa sandal saya sebenarnya memang hilang atau di pinjam dan tidak dikembalikan di tempat semula. 

Dan ternyata sampai jamaah terakhir keluar, sandal saya masih belum ketemu dan yang tersisa hanya sandal jepit yang kondisinya relatif tidak layak dipakai. Akhirnya untuk kembali ke kantor harus mengulang kejadian yang pertama, berlari-lari di tengah aspal. Rasanya tidak tega untuk mengambil sandal yang tersisa di masjid itu, walaupun di masjid sudah tidak ada jamaah lagi. 

Dari 2 kejadian itu, dapat diambil kesimpulan bahwa rupa-rupanya ada jamaah atau mungkin masyarakat luar yang benar-benar mengamalkan istilah "ambil yang bagus dan tinggalkan yang jelek" dengan penerapan yang salah. 

Semoga nanti akan di ganti dengan yang lebih bagus..aamiin..




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline