Lihat ke Halaman Asli

Rakyat Trauma oleh Pungli, Pak Jokowi

Diperbarui: 4 Januari 2016   23:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Alhamdulillah Program Ngutip uang rakyat utk Program Ketahanan Energi ditunda, kalau menurut saya sih sebaiknya dibatalkan saja. Alasannya:

1. Soal kutip mengutip ini sudah para birokrat/aparat Pemerintah Indonesia. Sebenarnya, banyak sekali uang kutipan yang dilakukan oknum pemerintah tapi tidak masuk kas Negara, tapi masih berlangsung hingga saat ini. Karena itu, janganlah rakyat dibebani dengan model kutip mengutip ini, mereka sudah trauma oleh tindakan kutip mengutip ini. Oleh karena itu, tertibkanlah dulu aparat yg suka kutip mengutip ini hingga kepercayaan rakyat kepada aparat pemerintah meningkat, baru buat kebijakan ini.

2. Alasan berikutnya, kalau soal ketahanan energy, apa yang telah dilakukan oleh Pemerintah, khususnya Kementerian ESDM dan instansi terkait lainnya atas energy alternative yang katanya akan didanai oleh uang kutipan ini. LIhat saja program energy alternative yang semuanya jalan ditempat, misalnya. Biofuel. Soal yang lainnya, energy panas bumi dan CBM saja tidak serius dikerjakan dan disupport oleh Pemerintah.

Jadi singkatnya tidak perlu ada program kutip mengutip seperti ini. Sulit sekali mengawasinya. Apa Pemerintah tidak belajar dari orde baru, banyak kutipan dikenakan lewat berbagai program, masuknya ke kantong partai. Misalnya, kutipan yang dikenakan Pemerintah terhadap Korpri.

Belum lagi kutipan yang dilakukan oleh para oknum aparat penegak hukum terhadap. Dengan dalih menegakan aturan mereka memeras dan mengutip rakyat. Sudahlah jangan cari-cari peluang,,,,,

Seriuskan saja pemberantasan korupsi dan bentuk-bentuk kutipan liar yang memberatkan rakyat dan pengusaha kecil hingga besar.

Apa ini artinya kita siap menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline