Lihat ke Halaman Asli

Boneka Raksasa Betawi Kini Menjadi Tak Punya Daya Nilai Jual

Diperbarui: 10 Januari 2016   18:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Budaya satu ini tentu tidak bisa dipisahkan dari DKI Jakarta. Berbicara tentang kota DKI Jakarta pasti akan teringat dengan kekhasan buadaya satu ini. Namanya adalah Ondel - Ondel.

APA SIH ONDEL - ONDEL ITU  ?

Ondel-ondel adalah salah satu kesenian dalam bentuk pertunjukan terkenal rakyat Betawi yang sering ditampilkan dalam pesta-pesta rakyat dan sebagai maskotnya DKI Jakarta. Ondel-ondel merupakan boneka raksasa yang terbuat dari rangka bambu sehingga memudahkan orang untuk membawanya kemana-mana. Pasti warga DKI Jakarta sudah mengetahui bentuk ondel-ondel itu seperti apa. Kesenian Jakarta dengan karakteristik boneka raksasa dan dibuat berpasangan selayaknya adam dan hawa. Nampaknya ondel-ondel memerankan leluhur atau nenek moyang yang senantiasa menjaga anak cucunya atau penduduk suatu desa.

Boneka raksasa ini terbuat dari anyaman bambu tinggi sekitar 2,5 meter dan diameter 80 sentimeter. Dibuat sedemikian agar penari di dalamnya leluasa mudah bergerak dan tersedianya ruang udara di dalam. Ondel-ondel diarak selalu berpasangan, ondel-ondel perempuan dengan semiran wajah berwarna putih atau kuning, dan ondel-ondel lelaki mempunyai wajah berwarna merah. Selain diiringi tanjidor dan marawis, ondel-ondel juga sering diiringi dengan gambang kromong, yaitu kelompok musik khas betawi yang juga sering dipakai untuk mengiringi acara lenong betawi.

Pada jaman pemerintahan Gubernur Ali Sadikin pada tahun 1966-1977 ondel-ondel mulai diangkat sebagai kesenian rakyat. Tentu saja tampilanya belum semenarik sekarang. Semenjak dijadikan kesenian daerah sedikit demi sedikit wajah ondel-ondel mulai dipermak hingga dengan tampilan pada saat ini.

Pada jaman dahulu, ondel – ondel ini sebagai penolak bala atau semacam azimat. Secara turun-temurun kisah kekuatan ghaib ondel-ondel ini diwariskan. Sebab mitos inilah, orang Betawi jadi mempercayai bahwa kekuatan ondel-ondel akan menjaga keselamatan kampung beserta isinya dari roh jahat. Upacara bersih desa atau sedekah bumi selalu menampilkan ondel-ondel.

Ondel - ondel yang dulunya menyeramkan, kini sudah berubah memakai topeng atau kedok, dan wujudnya pun sudah tidak menyeramkan lagi. Ondel-ondel dimunculkan untuk berbagai acara. Saat mengarak pengantin khitan, perkawinan, peresmian, pawai, hingga menjadi modal mata pencaharian atau mengamen oleh sekelompok manusia di pinggiran jalan sepanjang kawasan Kota Jakarta.

Namun, seiring dengan  perubahan zaman, banyak orang yang menyalahgunakan ondel – ondel untuk mata pencaharian seperti mengamen di setiap jalan Ibu Kota. Sehingga pemerintah provinsi mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) tentang Ketertiban Umum. Dan pemerintah menyarankan instansinya untuk merazia serta menangkap pelaku pengamen ondel-ondel yang telah mencoreng wajah Ibu Kota dengan memanfaatkan boneka raksasa ondel-ondel itu untuk mata pencaharian.

Kebudayaan Ondel-ondel sudah sangat identik dengan etnis Betawi. Semoga ondel-ondel tetap lestari di tengah modernisasi kota megapolitan Jakarta dan pemerintah juga dapat lebih memperhatikan lagi kebudayaan ondel – ondel sehingga memiliki nilai jual yang tinggi juga dilestarikan oleh anak muda muda penerus bangsa ini.

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline