Mendengar kata investasi, benak setiap orang pasti langsung terbayang harta atau uang. Bentuk ragam dari investasi harta itu sendiri bisa berupa emas, deposito, saham, reksadana, properti, dan juga bentuk instrumen investasi lainnya.
Lalu jika investasi berkaitan dengan hal-hal tersebut, mengapa menulis itu juga investasi? Dimana letak investasi atau keuntungan yang didapat dari menulis? kecuali memang profesinya penulis buku atau wartawan, karena itu adalah upah atau gaji dan bukan tergolong investasi tentunya.
Berdasarkan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) definisi investasi ialah penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan.
Jelas dalam definisi ini, investasi memang berkaitan dengan harta, modal dan uang, karena memang berkaitan dengan menanamkan modal saat ini untuk kemudian diambil keuntungan di masa depan.
Berbicara investasi tentu hasil akhir yang ingin dicapai adalah memperoleh keuntungan bukan? Nah keuntungan disinilah yang sebenarnya tidak selalu diukur dengan banyaknya harta atau uang yang makin bertambah dari hasil investasi kita.
Mendapat kepuasan secara batin, bisa menuangkan ide atau pemikiran yang ada di kepala, mengasah otak kita terus berpikir, bahkan menambah teman baru itu merupakan "keuntungan investasi" yang didapat dengan menulis.
Syukur-syukur juga ada reward dari hasil tulisan kita, meski itu bukan yang utama, karena jika motivasinya adalah keuntungan harta tentu mengharapkan dari reward menulis kurang maksimal hasilnya dibandingkan jika berinvestasi di instrumen seperti yang disebutkan sebelumnya di awal tulisan ini.
Perbedaan hasil yang didapat inilah yang paling tidak menjadi persamaan bahwa menulis juga merupakan suatu investasi untuk masa depan bukan hanya keuntungan saat ini saja.
Seperti banyak rekan kompasiana yang justru menjadikan menulis sebagai wadah untuk mengekspresikan opini dan pemikirannya, dan tentu hal ini tidak akan lekang oleh waktu.
Pensiun dari menulis merupakan hal yang agak aneh jika seseorang sudah sejak lama menjadikan menulis sebagai bagian dari warna-warni kehidupannya.
Sebagai contoh, jika saya terus melatih dan konsisten untuk menulis dan menghasilkan 1 artikel minimal seminggu sekali misalnya tentu saya akan menghasilkan kurang lebih 52 artikel dalam waktu setahun.