Lihat ke Halaman Asli

Danny Prasetyo

Seorang pendidik ingin berbagi cerita

Ujian Nasional Masih-(kah) Menentukan?

Diperbarui: 5 April 2016   16:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Memasuki akhir bulan Februari ini, khususnya bagi siswa SMA menjadi bulan-bulan yang diisi dengan tambahan pelajaran, try out, dan juga ujian sekolah sebelum nantinya ditutup dengan ujian nasional. Setelah beberapa tahun sebelumnya, Ujian Nasional atau lebih dikenal dengan singkatan UN menjadi momok yang sangat menakutkan bagi siswa kelas 12 SMA, akan tetapi pada 2 tahun terakhir.

Hal tersebut sudah hilang. Apalagi tahun ini, UN bukan lagi menjadi penentu kelulusan siswa, karena kelulusan siswa ditentukan oleh beberapa kategori dan porsi lebih besar tentu saja diserahkan kepada pihak sekolah tempat asal siswa yang bersangkutan. Tentu saja ini adalah hal yang seharusnya dilakukan sejak dari dahulu, karena agak aneh memang, jika yang menentukan kelulusan justru pihak lain, dalam hal ini soal-soal Ujian Nasional dan bukan dari pihak sekolah yang notabenenya mengerti bagaimana proses perkembangan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Meski penulis tidak sepakat dengan UN sebagai penentu kelulusan, akan tetapi penulis menganggap UN tetap dibutuhkan sebagai pembanding atau pemetaan sejauh mana tingkat pendidikan dan kualitas generasi muda Indonesia di tiap daerah. Sudah selayaknya pula, jikalau nilai UN sekolah tersebut misalnya tidak memenuhi standar, maka bukan justru membuat sekolah tersebut menjadi minder, tetapi justru sebaliknya sekolah yang kurang mendapat dana alokasi peningkatan kualitas, misal dari sarana prasarana, kualitas guru, dll.

Istilah Ujian Nasional atau UN, mungkin sudah selayaknya diganti tidak menjadi ujian tetapi tes pemetaan atau apapun namanya. Hal ini dikarenakan jika memakai istilah Ujian Nasional berarti stigma yang ada di benak siswa dan masyarakat adalah keputusan lulus atau tidak lulus, karena berkaitan dengan istilah Ujian.

Maka jika memang ingin dijadikan pemetaan, maka dilakukan tes juga tidak masalah, dan pelaksanaannya tidak harus di akhir penghujung kelas 12, karena tentu saja jika diadakan dengan momen paling akhir yaitu menutup rangkaian ujian, maka jangan salahkan jika ada orang yang berpikir bahwa Ujian Nasional merupakan ujian yang masih menentukan lulus atau tidaknya siswa. Saran dari penulis ialah jika ingin mengadakan tes pemetaan, maka seharusnya dapat dilakukan misalnya di akhir kelas 11.

Tentu saja materi yang akan diujikan dibatasi hanya dari kelas 10 dan 11 dan itu berlaku secara nsaional. Jika dilakukan di kelas 11, maka dampak psikologi bahwa UN itu masih menjadi penentu lambat laun akan terkikis, karena ujian atau tes pemetaan secara nasional dilakukan di akhir kelas 11 dan bukan di kelas 12. Sehingga ke depan nantinya, siswa hanya mengikuti ujian sekolah baik itu praktek maupun tertulis. Untuk materi ujian nasional maka dimasukkan ke dalam Ujian sekolah, sehingga tidak ada lagi dikotomi mata pelajaran yang memisahkan diri dari mata pelajaran tertentu.

Hal ini dikarenakan, di lapangan yang terjadi adalah seperti hal tersebut, misal : memberikan porsi lebih untuk tambahan pelajaran kepada mapel yang diujikan di Ujian Nasional, sedangkan mata pelajaran yang tidak ikut ujian nasional tidak mendapat perlakuan yang sama. Padahal ujian nasional apakah masih menentukan kelulusan atau tidak ? Mari kita merenungkab

28 February 2016

Danny Prasetyo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline