Lihat ke Halaman Asli

Danny Prasetyo

Seorang pendidik ingin berbagi cerita

Kami Putra dan Putri Indonesia...

Diperbarui: 17 Juni 2015   19:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Kami Putra dan Putri Indonesia ..." Penggalan awal isi Sumpah Pemuda yang ditorehkan  86 tahun lalu ini seakan menjadi pertanyaan reflektif bagi pemuda-pemuda Indonesia di masa sekarang dimana persatuan dan kesatuan seakan tidak lagi menjadi hal yang "menarik" untuk dibicarakan apalagi dilakukan. Generasi muda seakan mencontoh teladan para seniornya dimana persatuan dan kesatuan hanyalah sebatas slogan saja, karena generasi sebelumnya tersebut juga tidak memberikan teladan dalam tindakan, dimana mementingkan kepentingan individu dan kelompok menjadi hal yang lebih utama. Apakah mencintai tanah air Indonesia masih menjadi hal menarik bagi generasi muda Indonesia saat ini ?

"Kami Putra dan Putri Indonesia ..." Selain mencintai tanah air, generasi muda Indonesia sudah seharusnya tidak lagi menjadi penonton dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. 86 tahun bukanlah waktu yang singkat, akan tetapi sudah merupakan waktu yang cukup bagi generasi muda Indonesia untuk menyatukan visi kebangsaan bersama. Pemerintahan Jokowi-JK seakan menjadi momentum adanya perubahan bagi generasi muda untuk muncul mewarnai bangsa Indonesia demi mencapai kejayaan sebagai bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Bukankah teladan para pemuda di tahun 1928 untuk tidak mementingkan kesukuan, ras maupun etnis menjadi suatu dasar dalam terwujudnya Indonesia merdeka tahun 1945. Peran pemuda di masa sekarang, baik itu lewat pemerintahan, maupun lewat bidang lainnya sangat dinantikan, karena tidak dapat dipungkiri yang membuat suatu bangsa maju atau tidak adalah bagaimana kualitas para pemuda (generasi mudanya), apakah mencintai bangsanya atau justru memperburuk citra bangsanya ?

"Kami Putra dan Putri Indonesia ..." Selain tanah air dan bangsa, para pemuda juga bersumpah untuk menyatukan bahasa mereka menjadi bahasa Indonesia. Bahasa merupakan identitas dan ciri khas suatu bangsa. Bahasa juga menjadi alat penting dalam mewujukan persatuan dan kesatuan bagi bangsa Indonesia yang terdiri dari etnis dan suku yang tentu saja memiliki bahasa daerah masing-masing. Dengan adanya bahasa persatuan, tentunya ada kesamaan visi yang dapat dicapai, karena tidak akan terjadi salah persepsi atau salah komunikasi diantara sesama warga Indonesia meski berbeda etnis dan bahasa daerahnya. Menjadi tantangan bagi generasi muda saat ini yang justru tidak lagi menganggap bahasa Indonesia sebagai hal yang penting dan utama. Bahkan dengan kemajuan teknologi internet dan komunikasi, semakin merusak tatanan bahasa Indonesia, contohnya : singkatan dalam mengirim sms, bahasa gaul yang digunakan remaja, mencampurnya dengan bahasa asing, dll. Menjadi suatu pertanyaan menarik dan reflektif bagi kita, masihkah bahasa Indonesia mencerminkan identitas bangsanya ?

Refleksi Sumpah Pemuda ini hanyalah torehan dari seorang pengajar yang rindu dan optimis para pemuda menjadikan peringatan 86 tahun Sumpah Pemuda ini menjadi momentum membangun bangsa Indonesia ini lebih baik lagi dan itu dimulai dari mencintai tanah air Indonesia, bangsa Indonesia dan juga berbahasa Indonesia dengan baik dan benar sesuai (EYD). Hal tersebut bukan saja tugas pemuda, tetapi tugas setiap dari kita karena kemajuan bangsa Indonesia merupakan kerjasama dari generasi senior dan generasi yunior.

28 Oktober 2014

Danny Prasetyo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline