Nah, kan... Saya baru inget kalo masih punya tanggungan di sini
Barusan setelah saya membaca postingan dari Bunda Elly Risman seorang psikolog, ustadzah, ibu, guru dan panutan saya. Beliau membahas tentang mengelola emosi, saya langsung teringat dengan tulisan saya sebelumnya yang masih bersambung dengan judul "Fix, emak-emak butuh drakor!"
Kali ini saya akan menjelaskan kenapa harus drakor?
Sebenarnya nggak harus drakor juga sih, tapi bagi saya drakor tu yang paling manjur buat saya pribadi.
Nggak perlu kemana-mana, tinggal isi kuota. Kalo lagi tongpes juga tinggal pergi ke warkop yang ada Wi-Finya, sambil pura-pura ngabisin kopi sambil download drakor satu seri. Wkwkwk...
Memang nggak semua drakor bagus juga, tapi kita bisa memilih dan memilah sesuai mood kita kan. Yang terpenting kita harus menyesuaikan jadwal harian kita ya, gak melulu drakoran terus sampe lupa kewajiban kita atau menelantarkan anak & suami gara-gara drakoran.
Kewajiban dan tugas utama seorang ibu & istri harus diutamakan, baru selebihnya kita gunakan untuk me-time yaitu drakoran
Beberapa hal yang saya suka dari drakor tu ini loh:
- Episode nya terbatas kebanyakan yang saya tonton berkisar antara 16-23 episode.
- Aktor dan aktrisnya tu enak dipandang, kalo ganteng cantik sih relatif ya. Tapi lebih ke look yang natural, gestur yang enak dilihat, dan chemistry yang ditampakkan itu daebaak banget deh.
- Terus nilai plusnya lagi, di dalam ceritanya tu pasti ada makna tersirat. Entah itu tentang parenting, atau bagaimana cara kita memperbaiki kesalahan yang terlanjur kita timbulkan, bagaimana cara meminta maaf, dan masih banyak lagi pelajaran hidup yang bisa kita ambil hikmahnya dari drama tersebut. Kerennya lagi cara dalam drakor itu bisa dipraktekkan loh. Saya pernah tuh, nyoba ke suami saya pas lagi sama-sama emosi. Biasanya saya dan suami nggak ada yang mau ngalah, tapi karena habis nonton Birthcare center saya jadi bisa berpikir dari sisi dia sebagai suami. Dan Alhamdulillah, problem solved.