Selama ini kita sering mendengar pernyataan bahwa Prabowo Subianto diasosiasikan sebagai pembela umat Islam, dan dirinya adalah sosok pahlawan yang akan melawan kekuatan asing.
Di sisi lain, muncul propaganda negatif yang menyebutkan bahwa Joko Widodo sebagai sosok yang menjadi musuh umat Islam dan antek-antek asing aseng.
Namun benarkah klaim seperti di atas? Kita harusnya cerdas dengan memeriksa fakta yang tersedia sangat melimpah di media. Prabowo sebenarnya tidak selalu seperti yang digambarkan oleh pendukungnya.
Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, terlihat Prabowo dan adiknya, Hasyim Djoyohadikusumo, mengakui jika dirinya pro terhadap Asing, pro-Amerika, berkiblat dan kagum terhadap Barat. Bahkan, menurut pandangan Prabowo jika Indonesia ingin maju maka harus melakukan westernisasi.
Hal ini sangat berseberangan dengan klaim sepihak dari para pendukung yang sebelumnya. Padahal Prabowo mengakui itu sendirinya. Hal itu sekaligus membantah tuduhan kubu Prabowo yang menyebut Presiden Jokowi antek asing dan kapitalis.
Coba masyarakat pikir dengan akal sehat, dulu sebelum suhu politik memanas Prabowo dan adiknya menyanjung kemajuan dunia Barat dan secara tegas menyebut berkiblat ke Barat, tetapi menjelang Pilpres 2019 malah mengaku nasionalis, pro Islam, anti asing.
Kemudian, baik Prabowo, keluarga, maupun pendukungnya, memang suka mengadu domba masyarakat. Mereka tak segan-segan memobilisasi demo bila itu berkaitan dengan kepentingan ekonomi-politiknya.
Seperti, misalnya, masalah aksi unjuk rasa mahasiswa di Riau dan Jambi kemarin. Aksi para mahasiswa itu didalangi oleh orang kuat. Dan, ternyata itu adalah Hasyim Djoyohadikusumo (adik Prabowo) yang memiliki saham di Chevron (perusahaan AS) yang dulunya mengelola Blok Rokan .
Aksi demo itu diyakini terkait dengan kepentingan keluarga Hashim dan Prabowo yang terganggu karena Blok Rokan diakuisisi pemerintah. Oleh karenanya mereka berusaha membuat keributan di wilayah tersebut.
Kemudian, Prabowo disebut sebagai pahlawan umat Islam. Padahal kenyataannya, Prabowo hidup di lingkungan Nasrani. Keluarganya beragama Kristen semuanya.
Sementara Sandiaga menghabiskan SD sampai SMA di sekolah Katolik, serta antara Prabowo dan Sandi banyak bergaul dengan orang-orang Barat di dunia bisnis sehingga bagaimana bisa mereka lebih pro Islam dan nasionalis dibandingkan Presiden Jokowi yang seorang tukang kayu, anak desa dan Islam sejak lahir?