Seperti tak ada habis-habisnya, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto kembali melontarkan kritikan kepada pemerintahan Presiden Joko Widodo. Kali ini, Ia menyoroti soal utang Indonesia yang terus meningkat.
Tanpa tedeng aling-aling, Prabowo menyebut utang negara saat ini mencapai Rp. 9.000 triliun. Entah itu data dari mana, namun sepertinya dia sangat yakin dengan pernyataannya tersebut.
Kritikan itu sendiri disampaikannya di kediaman Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan, pada Senin (25/6). Di sana, secara mantab Prabowo membacakan slide-slide yang berisi data 'Statistik Uang Sektor Publik Kementerian Keuangan 2018, Asumsi Kurs Rp 14.000 Per Dolar AS Per Tutup Tahun 2017'.
Dengan kondisi seperti itu, Prabowo menyebut kondisi ekonomi Indonesia cukup membahayakan. Pernyataan 'berbahaya' itu berdasarkan kutipan data lembaga Moody's Cooperation yang jadi sumber rujukan berita Bloomberg.
Meski berapi-api, tapi tampaknya banyak data Prabowo yang meleset. Oleh karena itu pernyataan itu pun sama dengan angin yang tak ada isinya.
Faktanya, utang pemerintah saat ini bukan seperti yang disebutkan Prabowo, melainkan 'hanya' Rp. 4.000 triliun. Itu pun juga terkelola dengan baik sehingga tidak membahayakan kondisi bangsa dan negara.
Kenyataan lain, performa perekonomian Indonesia juga makin baik. Buktinya bisa dilihat dari penilaian lembaga keuangan internasional yang kredibel.
Dengan pengelolaan utang yang baik, fix rating Indonesia pada Desember lalu menjadi BBB. Kemudian Moody's pada April 2018 menaikkan itu menjadi BAA2. Kemudian SP pada Mei menjadi BBB minus. Itu semua menunjukkan pengelolaan ekonomi kita makin bagus.
Hal itu sebagaimana yang disampaikan Staf Khusus Presiden Jokowi bidang ekonomi Ahmad Erani Yustika pada Senin (25/6/2018).
Soal utang Rp 3.850 triliun milik lembaga keuangan negara yang disebut Prabowo juga tampaknya ngawur. Penjelasannya mengenai ini semakin menegaskan bahwa dirinya tak paham skema keuangan publik.
Kita memang bisa membenarkan angka tersebut utang, namun utang tersebut bersifat operasi koorporasi. Bukan utang sebagaimana yang dibayangkannya.