Yayasan rumah singgah bumi damai adalah Yayasan yang berlatar berbagai masalah sosial, seperti yatim piatu ,anak putus sekolah, anak jalanan, hingga anak-anak yang orang tuanya tersangkut tindak pidana terorisme tak hanya anaknya, keluarganya pun disediakan rumah tinggal dan diperdayakan untuk membantu mengurus operasional Yayasan, seperti menjadi guru ngaji dan mengurusi anak-anak yang masih kecil di antaranya: paud, TK. Dan Yayasan ini di dirikan sejak tahun 2008, diresmikan 11 maret 2018 oleh Tito Karnavian yang Ketika itu menjabat sebagai Kapolri. Lokasinya, di Tengah permungkiman penduduk di daerah Kotagede Yogyakarta.Yayasan rumah singgah bumi damai adalah salah satu milik anggota polda DIY, Ipda Nur Ali Suwandhi yang akrab di sapa dengan julukan Pak Bon Ali.
Pria yang akrab disapa Ali itu menerangkan bahwa, awal mulanya, yayasan rumah singgah ini berdiri pada 2008. Jauh sebelum yayasannya berdiri, ia mengaku meminta izin terlebih dahulu kepada gurunya di salah satu pondok pesantren di Jombang. "Alhamdulilah, guru memberikan restu dan memberikan amanah, agar cintailah bangsa Indonesia ini. Yang kedua jadilah polisi yang bermanfaat pada masyarakat dan bangsa negara ini," tutur Ali saat ditemui di rumah singgah Bumi Damai, Seiring berjalannya waktu, rumah singgah buatannya itu semakin berkembang. Awalnya, hanya 10 anak yang menetap di Bumi Damai. Waktu terus bergulir, kini ada 125 anak yang berada di rumah singgah Bumi Damai dari berbagai penjuru Indonesia.
Selain dididik secara keagamaan, mereka juga diajarkan pendidikan formal/akademik sebagaimana siswa sekolah pada umumnya. Sementara itu, rumah singgah Bumi Damai juga turut membantu Polri dalam menangkal radikalisme terorisme. Awal mulanya, Ali melakukan pendekatan saat dirinya bertugas untuk membina para napiter. "Dengan dalih itulah saya pendekatan, mendekati teroris yang ada di dalam (penjara) atau di luar," ungkapnya. "Namun, alhamdulilah, para mantan itu memonitor kegiatan saya melalui media, ternyata Pak Ali itu polisi juga punya yayasan. Di saat itulah para napiter itu terketuk hatinya ingin gabung dengan kita," tambahnya. Di sisi lain, salah satu eks napiter yang termasuk anggota rumah singgah Bumi Damai, Ismail Alamsyah, 50, mengaku terketuk hatinya sehingga ingin bergabung di yayasan. "Saya ingin gabung dan jalin silaturahmi. Sehingga saya sharing di sini dan ikut kegiatan di sini," ujarnya.
Dan saat ini Yayasan sudah membuat kegiatan-kegiatan untuk anak- anak seperti diniyah, tpq, dan muhadloroh. Kegiatan diniyah melingkupi pembelajaran kitab-kitab yang pemahamannya ganpang untuk di pahami seperti aqidadul awam, ahklaq (alala), fiqih sedangkan muhadhloroh itu mencangkup kegiatan -kegiatan seperti pildacil, tilawah, nari, puisi, dan masih banyak lagi. Sedangkan tpq di Yayasan rumah singgah bumi damai sekarang di buat menjadi pembelajaran metode yanbu'a agar anak-anak bisa membaca Al-Qur'an dengan tartil, membaca huruf hijaiyah dengan benar, tajwidnya jelas, untuk menerapkan metode yanbu'a itu dengan cara sentralan atau bisa di sebut dengan membaca Bersama-sama dan itu harus memperhatikan tajwidnya dan bagaimana cara membaca mahrojnya dengan benar dan juga bisa belajar langsung dengan ustad\ustadzah perjilidnya dan itu juga sama di bacakan terus menerus sampai akhirnya terbiasa membaca dengan benar dan jelas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H